Kembali dimana sebuah cerita dimulai, sekarang sakura sudah bertekad untuk melupakan masa lalunya. Ini adalah lembar baru untuknya. Perasaannya yang telah berubah menjadi selembar bulu biarlah pergi.
Pergi bersama angin mencari tempat baru untuk di hinggapi. Berharap tak kembali berlabuh padanya.
Semoga saja.
Sejak sedari tadi kedua bola mata indah sakura telah terbuka. Menatap langit-langit kamarnya dalam diam. Membiarkan secercah cahaya matahari pagi menerpa wajahnya. Hingga akhirnya perlahan ia menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul setengah tujuh.
Menghelah nafas sejenak ia kemudian beranjak dari kasur empuknya. Berjalan menuju jendela besar disamping tempat tidurnya kemudian membuka tirai yang menjadi penghalang masuk cahaya matahari serta angin menyejukkan itu.
Sudah 4 hari ia berada atau lebih tepatnya tinggal dirumah megah ini. Tersenyum tipis Melihat pemandangan luar jendela yang tak pernah membuatnya bosan. Apalagi udara pagi yang sangat sejuk ini.
Sebaiknya ia mulai melakukan rutinitas sehari-hari seperti biasanya. Selama ia tinggal dirumah Shikamaru. Sakura perlahan-lahan merasa nyaman tinggal disini. Tak merasakan waktu yang terus berputar. Entah apa yang membuatnya seakan tak rela meninggalkan tempat ini setelah sebulan penuh berlalu.
Bahkan keberadaan Sasuke disini malah membuatnya semakin ingin tinggal disini.
Bukan hanya sasuke, Shikamaru pun begitu. Kedua pemuda yang hampir memiliki sifat yang sama. Memberikan perhatian dalam kabut. Tak dapat dilihat oleh sakura namun dapat dirasakannya.
Membuat gadis itu merasa nyaman sekaligus takut. Takut jika ia jatuh cinta pada salah satu antara pemuda itu. Apalagi Sasuke.
Namun sungguh hebatnya hanya dalam 4 hari ini sakura seakan melupakan semuanya. Yah..walaupun masih dapat diingatnya namun tak sesakit dulu saat ia kembali mengingat kenangan buruknya.
Ia menatap dalang kenangan buruknya sebagai sosok yang baru. Sasuke telah berubah, ia tak tahu mengapa. Namun ia merasa Sasuke yang sekarang lebih baik dari Sasukenya yang dulu.
Sedangkan Shikamaru sendiri pemuda yang selalu ada untuknya saat ia membutuhkan seseorang sebagai sandaran. Barulah sakura sadari semua hal yang dilakukan pemuda itu padanya. Sungguh pemuda yang sangat baik.
Dan saat sebuah pertanyaan terlontar untuknya bahwa jika saja ia disuruh memilih antara kedua pemuda tersebut maka jawaban sakura hanyalah jawaban yang ambigu. Menggantung tak dapat dijawabnya.
Sulit untuk memilih kedua pemuda itu, mereka sama-sama membuatnya nyaman. Bahkan Sasuke pun. Sosok yang sangat dibencinya perlahan menghilang akibat perlakuan lembut Sasuke. Keseriusan terpancar pada mata tajamnya. Kelembutan tatapannya serta kerapuhan diri pemuda itu yang tak pernah diperlihatkan pemuda itu. Dan hebatnya hanya dalam 4 hari Sasuke mampu membuat sakura ikut merubah pandangan terhadap pemuda tampan itu.
Ia tak bisa memilih.
Seakan sosok dirinya yang terpantul dicermin sedang membangunkannya, menyadarkan akan apa yang telah ia pikirkan.
Sakura bahkan tak tau sejak kapan ia telah berdiri didepan cermin besar ini. Akibat sibuk memikirkan dua pemuda tampan yang sekarang tinggal seatap dengannya selama 1 bulan ini.
Mendengus geli, kemudian menggelengkan kepalanya. Menertawakan dirinya sendiri akan apa yang ia pikirkan sedari tadi. Entah kemana keberadaan sakura yang dewasa itu pergi. Yang tak pernah memikirkan hal-hal seperti ini.
Memilih? Pikirnya. Siapa yang akan ia pilih. Bahkan ia tak tau jika kedua pemuda itu menyukainya. Sungguh percaya diri sekali dirinya sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second
Random"Kesempatan kedua memang selalu ada, namun tak akan pernah sama lagi saat kau mengambil kesempatan pertamamu" Sepasang kekasih, bukan maksudku mantan sepasang kekasih itu kembali dipertemukan dalam tempat yang sama. Kedua orang yang membohongi diri...