Resya POV'
Hari ini, aku sengaja bangun agak siang karena hari libur dan aku tau pasti mami dan papi akan berangkat lebih pagi untuk mengurus bisnis mereka di jakarta. Dan yah, hari ini aku telah membuat agenda kegiatan liburan, yaitu menonton kartun kesayangan ditelevisi sambil nyemil makanan ringan yang sudah tersedia didlam kulkas untuk camilanku selama ditinggal sendiri bersama bi Iyem pelayan dirumah kami sejak aku masih kecil. Tapi walaupun aku banyak makan dan nyemil dirumah, badanku tidak segemuk yang kalian pikirkan, karena badanku tetap langsing dan ideal dengan tinggi badanku. Jadi aku tak pernah takut untuk gemuk,karena aku adalah tipe orang yang susah untuk berbadan gemuk :v.
**
Selama berjam-jam menatap layar televisi. Aku merasa bosan dan memilih untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk menghibur diri keluar rumah ke butik mami,lalu pergi ke mall terdekat. Karena aku yakin mami pasti takkan ada waktu untuk keluar bersamaku, jadi aku memutuskan menghampirinya sebentar saja dan kembali beranjak pergi ke mall terdekat untuk jalan" mencari suasana baru, setelah suntuk dirumah. Jujur saja,aku bukanlah tipe anak yang betah dirumah dan juga bukan tipe anak yang betah jalan" diluar,karena suka nggak kuat liat harga diskon barang" branded di mall :v. Aku tuh netral anaknya,kalau bosan dirumah, yah main keluar dan kalau bosan diluar,yah pulang kerumah sambil bawa oleh" makanan dari luar.
**
"Hai,apa kabar? Sepertinya, ada hal yang lebih menyenangkan dibanding menyambut kedatanganku" ucap seseorang yang mulai melangkah mendekatiku. Disaat aku sedang menaruh barang belanjaan dimeja dapur, sehingga secara refleks aku langsung membalikkan badanku ke arahnya dan langsung memeluknya dengan erat.
"Kak kevin,kapan abang datang. Maaf kan aku tak ada dirumah,sungguh aku suntuk jika terus berdiam diri didalam rumah bang" Ucapku padanya sambil melepaskan pelukanku dan berganti menggenggam erat tangannya dan menariknya untuk duduk disofa depan televisi.
"Seperti biasa yah, tak pernah berubah. Walau tak pernah bertemu, tapi kau tak banyak berubah dari kegiatan rutinmu,seperti yang selalu kau bicarakan"ucap kak kevin yang tengah duduk di sofa dan menghadap kebelakang, kearah aku menyiapkan minuman kesukaan kak kevin.
"Yah seperti itulah, abang tau sendirilah. Aku sendirian, mami sama papi lebih sering menghabiskan waktunya dengan bisnis. Lalu bagaimana caraku menghibur diri,selain berjalan-jalan keluar rumah"ucapku sambil menghampiri sofa tempat kak kevin duduk bersantai dan menyodorkan gelas berisi orange jus yang aku siapkan tadi.
"Kenapa kamu tidak menghabiskan waktumu dengan reuni bersama teman sekolahmu dulu?"ucap kak kevin, dengan menaruh gelas minumannya ke meja yang ada di depannya dan menoleh kearah ku yang berada tepat di sebelahnya duduk. Karena sofa dirumahku telah diatur memanjang, seolah memang di desain khusus untuk bersantai menonton acara televisi.
"Teman lama? Kakak berusaha mengejekku?. kan kakak tau sendiri,aku tak pernah punya teman dekat disini selain kalian berdua. Yah,walaupun sekarang tinggal bang kevin aja sih"ucapku yang sambil menaruh gelas minumanku di meja dan duduk bersila menghadap kearahnya, dengan bantal kursi yang berada diatas kakiku.
"Itulah kamu,coba saja dulu kamu mau mendekatkan diri dengan orang sekitarmu. Kamu pasti nggak akan kesepian sekarang"ucap kak kevin mulai menceramahiku seperti biasanya. Karena jujur saja, disaat kita sedang telefonpun dia tetap menceramahiku dengan kata"nya yang menohok hati.
"nasi udah jadi bubur kak. lagian kakak tau sendiri,aku tak mudah untuk bergaul dengan teman sekitar ku dulu"ucapku menerangkan.
"Huft(menghela nafas).... Yah, kakak mengerti itu. Mungkin pertengkaran mu dengan revan adalah suatu tuntunan untukmu berubah"ucap kak kevin menjelaskan, sesuai apa yang terjadi.
"Mungkin sih,aku juga menganggap ini hukuman untukku"ucapku dengan nada sedih.
"Yah sudahlah, oh yah. Karena kakak disini, jadi mulai besok kakak akan mengantar jemput kamu setiap hari sampai kakak balik ke singapore lagi"
"Nggak perlu deh kayaknya kak, karena aku setiap hari akan berangkat sama papi dan di jemput supir papi"ucapku mencoba menolak secara lembut.
"Tidak untuk sekarang dan kedepannya, karena kakak juga sudah bicara dengan papi kamu dan dia setuju. sebagai kakakmu dan calon kakak iparmu, kakak akan menjagamu"ucap kak kevin menggoda.
"apa"an sih kakak,sejak kapan aku jadian sama revan,maaf'an aja belum. Apalagi jadian" ucapku yang mulai memutar balik posisi tubuhku dengan sedikit mengangkat tubuhku dengan menggunakan kedua tanganku untuk mengangkat tubuhku. Lalu berputar kedepan,kearah televisi lebih tepatnya.
"Esok pasti akan terjadi,percaya deh sama kakakmu ini" ucap kak kevin mencoba tuk menggodaku lagi.
"Kak kev, hentikan itu bukan bahan obrolan yang menyenangkan. Lagian revan sudah punya cewek di sekolah" ucapku menoba tuk mengingat kejadian yang terjadi dihari pertama aku masuk sebagai murid baru. Disaat itu aku melihat Revan begitu dekatnya dengan teman ceweknya yang cantik dan terlihat cukup populer disekolah, dan bahkan Revan mengajaknya makan malam bersama. Mungkin itulah salah satu alasan, mengapa revan tidak hadir di acara makan malam bersama, semalam.
"Hahahahhaha,kamu selalu saja begitu saat membahas tentang revan"ucap kak kevin yang mulai tertawa terbahak-bahak.
"Nggak lucu kak!!!" ucapku jengkel den melempar bantal yang aku pegang sejak tadi kearah kak kevin dan mulai memukulinya dengan jengkel.
"Aw....,sudah,sudah,sudah. Sakit tau"ucap kak kevin sambil mengelus bagian tangannya yang ku pukuli tadi.
"Makanya,jangan pernah menggodaku" ucapku dengan menekan setiap katanya.
"okey,okey. Gimana kalau besok aku mengantarkan kalian berdua?" ucap kak kevin yang tak ingin kalah dari penolakan ku.
"Berdua???"ucapku terbelalak kaget
"Iya berdua,kamu pasti tau maksudnya. Atau perlu kakak jelaskan maksudnya?" ucap kakak kevin,sambil memainkan alisnya menggoda.
"Tidak!!!, kakak kira aku bisa disogok dengan kesempatan bersama revan" ucapku menolak keras.
"Sudahlah,jawab iyahpun revan takkan mungkin menolak"ucap kak kevin menggoda.
"Kak kevin!!!"ucapku jengkel. Sungguh perkataan kak kevin membuat pipiku bersemu merah.**
perbincangan reuniku sama kak kevin, membuatku lupa waktu dan tak terasa hari sudah mulai gelap. Kak kevin yang menyadari itu hanya bersantai dan terus menikmati setiap detik obrolan kita bersama dan menyimak setiap detail hal yang aku ceritakan. Hal itu membuatku begitu nyaman dan tak ingin menghilangkan pandangku ke hal lainnya. Sungguh aku ingin tetap dalam waktu yang begini dan aku takut kehilangan dia.
Aktivitas liburan yang menyenangkan dan tak ingin aku lupakan dan juga tak ingin rasanya berpaling.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RESYA VS REVAN (REVISI)
Teen Fiction"Jangan pernah sekali-kali melakukan kesalahan kepada manusia batu,karena sampai kapanpun batu tidak akan pernah bisa di pecahkan dengan sekali pukulan palu" dear Resya. "Masalalu biarkan saja berlalu,biarkan saja dia hilang dan kalaupun kembali,mak...