akhirnya berakhir

14 1 0
                                    

Kring,kring,kring ( bel tanda pulang)

Akhirnya aku mampu melepas penat dari gangguan sahabatnya revan dan juga salsa beserta kawannya yang entah mengapa dia mulai tertarik dengan kisah masakecilku dengan revan. Ingin aku berbagi cerita kepadanya tapi lirikan tajam dari revan membuatku begidik ngeri dan membuatku bungkam selama seharian dikelas,sungguh menakutkan sekali seperti elang yang ingin menerkam mangsanya.

semua rasa penat dan takut yang aku rasakan di kelas terasa sirna begitu saja. Disaat aku teringat oleh perkataan keyno soal wanita yang akan menjadi pasangan masa depan revan. Sebenarnya aku tak begitu mengerti maksud dari perkataan keyno sebenarnya,tapi entah mengapa kata-katanya membuatku begitu sedih dan kecewa. Aku sadar,bahwa diriku memang tak pantas lagi berada disisi revan,setelah apa yang aku lakukan pada saat dulu. Aku juga sadar betapa buruknya diriku dimata revan saat ini. Tapi itu semua tidaklah penting bagiku, dan entah mengapa perkataan keyno membuatku merasakan rasa kecewa dan sedih yang begitu mendalam.Sejujurnya sisi lain dalam diriku menginginkan bahwa akulah wanita itu,namun terlepas dari itu semua, Rasanya tak mungkin bahwa wanita itu adalah aku.

Disepanjang jalan menuju gerbang depan sekolah yang terpikir olehku hanya perkataan keyno yang begitu membuatku sangat sedih dan tak mampu berkata apapun lagi. Namun semua pikiran itu aku tebas jauh",karena aku melihat cowok bertubuh kekar yang sedikit berisi sedang berdiri diluar gerbang dengan posisi menyandarkan tubuhnya di mobil brio miliknya seolah sedang menunggu seseorang datang menghampirinya. Dengan seketika aku langsung mempercepat laju jalanku dan langsung memeluknya tanpa memperdulikan beberapa banyak pasang mata yang menatap tajam kearahku. karena dalam pikiranku hanyalah "aku membutuhkannya saat ini". Dalam sekejap airmataku luruh dan membasahi kaos polos berwarna hitam yang dikenakannya saat ini,dan dengan gerakan yang begitu cepat dia langsung mengusap rambutku dan menenangkan diriku.
Seketika rasa hangat mengalir dalam diriku membuatku tak mampu menghentikan tangisan ku,tapi apadaya suasana yang tak mendukung membuatku harus menghentikan tangisan ku dan menatap orang yang berada di depan ku saat ini. Dengan gerakan yang refleks,tangannya mulai bergerak mengusap airmataku yang membasahi kaos hitamnya tadi dan tersenyum kepadaku. Dan gerakan itu membuatku ikut tersenyum.
"maaf,aku telah membuat bajumu basah,sepertinya kakak harus segera mengganti pakaian kakak."ucapku dengan tersendat sendat,karena masih terasa berat untuk berkata.
"Tak apa,akan ku simpan sebagai kenangan dari gadis cengeng"ucapnya yang entah mencoba menghina atau menyemangatiku.
"terserah kamu saja kak,aku tak bisa marah saat ini. Boleh kita pergi saja dari sini"ucapku meminta padanya untuk segera duduk dibangku kemudi dan aku mulai membuka pintu dan duduk disebelahnya.
"Okey,sekarang tuan putri menangis hendak pergi kemana?"ucapnya dengan lembut seolah dia adalah pengawal resmi seorang putri. Dan aku hanya tersenyum memandangnya.
"Bawa aku pergi jauh dari tempat ini,dan aku ingin kamu menemaniku sepanjang hari ini,pengawal"ucapku membalas perkataannya,sehingga tercipta sebuah drama.
"Baik tuan putri,kenakan sabuk pengaman dan buatlah dirimu nyaman selama perjalanan."ucapnya,sambil tersenyum kearahku dan sedetik kemudian,dia langsung melakukan mobilnya meninggalkan sekolah.
***
***Resya POV' end***

Kevin POV'

Dengan rasa gelisah,ku tembus semua jalur ibukota dan menuju ke daerah puncak yang memiliki daerah yang bagus untuk menatap langit penuh bintang seperti keinginan resya,Entah apa yang terjadi padanya hari ini,aku tak sanggup menanyakannya dan aku hanya bisa berharap suatu saat dia mau menceritakan segalanya.
ujung tebing yang terlihat menjunlang semakin jelas dan pemandangan kota yang semakin terlihat gelap,aku rasa ini adalah sudut yang pas untuk menghentikan laju mobil dan segera membangunkan resya yang tertidur sejak di tengah perjalanan tadi. raut wajahnya yang sembam oleh air mata membuatku tak tega untuk membangunkannya dari tidurnya yang pulas. Tapi apadaya bila yang dia inginkan adalah bintang malam. Dengan perlahan Ku goyangkan tubuh mungil yang berada di kursi penumpang itu. Dan dalam beberapa menit akhirnya dia membuka matanya dan menatapku dengan senyum lalu dengan sekejap langsung kubalas senyum manisnya dan kukatakan "bintang malam telah menanti sang putri tuk menyapanya". Dan dalam seketika dia kembali tersenyum dan mengangguk,lalu beranjak untuk keluar mobil. Dengan segera aku mengikuti gerakannya dan berjalan menuju depan mobil.
Hembusan angin malam yang dingin,menerbangkan rambut panjang gadis mungil disebelahku dan dia hanya tersenyum dengan tetap menatap kearah langit. Dengan hangat kubuka suara tuk mengajaknya berbicara,berharap dia mampu meluapkan segalanya kepadaku.
"apa kau merasa senang tuan putri?"ucapku,memulai sebuah percakapan.
"Berhenti memanggilku tuan putri kak, dan terima kasih untuk hari ini"ucapnya dengan senyum manis kearahku.
Hanya dari senyumnya aku bisa melihat bahwa dia sangat lelah hari ini. Aku tak sanggup menahan kata"ku,dengan santai aku mulai mengajaknya berbicara dan kubawa dia pada puncak perkataan yang ingin aku ungkapkan sejak bertemu dengannya di gerbang sekolah.
"Ada apa denganmu?apa semuanya baik saja?"Ucapku,menoleh kearahnya,namun ku ucapkan dengan santai,agar dia tak tersinggung oleh perkataanku. Namun kurasa dia mengerti arah pembicaraanku sejak tadi,karena yang kulihat dia menghela nafas dengan berat dan terlihat enggan meneruskan pembicaraan kami. Aku harap dia mau tuk berbagi kepadaku.
"huffft....,aku telah menduga arah pembicaraan ini. Baiklah,aku akan mulai bercerita. Sebenarnya aku tak mengerti dengan perasaanku saat ini,karena yang kurasakan begitu sesak. Apakah mungkin gadis kecil yang tak pernah mendengar suaranya dengan akrab bisa memulai bermain rasa kepada seseorang yang tak ingin mengenal suaranya lagi? Apakah layak gadis kecil yang itu mendapatkan hati anak laki" itu"ucapnya menjelaskan dengan kata" kiasan yang kini ku mengerti apa yang dia rasakan sebenarnya dan apa yang terjadi dengannya. Walau hanya sedikit penjelasan tapi itu mampu mengungkap setengah dari masalahnya saat ini.
"Kasihan sekali gadis kecil itu,tak seharusnya dia jatuh cinta pada anak laki" itu."ucapku menggodanya.
"Kak kevin....,aku tak sedang bercanda tolonglah."ucapnya merajuk.
"Iyah,maaf. Jadi apa yang kau dengar tentang revan hari ini? Apapun yang kamu dengar itu belum tentu benar,tak ada yang mengerti tentang perasaan kita yang sebenarnya kan,bisa saja esok dia akan berubah pikiran dan menoleh kerahmu"ucapku, mencoba membuatnya tenang dengan kata" ku.
"Tapi keyno teman dekat revan berkata bahwa wanita itu kelak akan mendampinginya dimasa depan. Entah siapa wanita itu,aku rasa dia yang selama ini menggantikan posisiku disampingnya?"ucapnya,tanpa menoleh kerahku dan masih menatap langit penuh dengan bintang.
"Emang kamu sudah tau wanita itu siapa?"Ucapku,ingin memperjelas segalanya dan menyelesaikannya.
"Tidak sih,tapi aku rasa wanita itu bukan aku. Dan,entah mengapa itu membuatku sangat sedih"(Resya)
"Kamu sendiri tak tau siapa wanita itu,lalu kenapa kamu begitu mudah memutuskan bahwa itu bukan kamu. jangan pernah menyimpulkan semuanya dengan mudah. Lagian,jika memang bukan kamu,apa kamu akan mengarah dan berpaling begitu saja tanpa mencoba untuk berjuang mengambil alih perasaannya?"ucapku menjelaskan.
"Mungkin saja,karena aku saja tak pernah memiliki tempat dihatinya. Jangankan hati,di sisi nya aja tidak."ucapnya dengan tertawa getir,seolah dia menertawai dirinya sendiri.
"Perasaan kita itu tak ada yang tau sya,jika takdir merubah segalanya dan wanita itu ternyata kamu. Tapi kamu sudah dengan yang lain. Apa kamu mau melihat revan sedih untuk kedua kalinya?"ucapku santai.
"Tidak,aku tak mungkin mebuatnya bersedih. Jika memang wanita itu aku,mungkin aku akan memilihnya dan menjadi gadis keci yang bahagia mendapatkan perhatiannya kembali. Tapi itu hanya MIMPIkan" ucapnya tidak penuh dengan keyakinan.
"Itu artinya kamu berharap kan,jadi kakak rasa kamu harus menunggunya dan jangan berpaling pada yang lain sampai semuanya jelas"
"Sampai kapan,aku harus menanti yang tak pasti itu?"
"Entahlah lihat saja nanti,biarkan takdir berjalan dan kamu cukup menikmatinya. Tenang saja kakak selalu ada buat kamu. Kakak akan rela meluangkan segala waktu kakak buat kamu disaat kamu sedang sedih."
"Thank's kak,you're my best brother. Love you so much"Ucapnya sambil memelukku erat seolah tak ingin kehilangan diriku.
"Love you too my little sister,aku rasa kita harus balik. Aku tak ingin kena marah papi karena membawa gadis keluar hingga larut malam. Apalagi gadis itu adalah dirimu"ucapku yang menatap jam sekilas dan mulai mengajaknya berbalik memasuki mobil.
"Baiklah,tapi ajak aku kesini lagi disaat aku ingin"Ucapnya sebelum memasuki mobil.
"Tentu,kapanpun kamu ingin. Tempat ini akan selalu indah untuk menyambutmu"ucapku dengan tersenyum manis kearahnya dan membuatnya membalas senyumku dan masuk menuju tempat duduk penumpang disebelah tempat duduk kemudi.
**
***Kevin POV' end***

Suara binatang malam yang nyaring,dipadu dengan suara mesin mobil yang menderu meninggalkan daerah puncak. Menciptakan sesuatu perpaduan yang khas di sepanjang perjalanan yang hening. Resya yang tampak menikmati pemandangan malam,terlihat telah melupakan segala beban yang ia rasakan hari ini dan Kevin yang tampak focus mengendarai mobil,seketika tersenyum saat menoleh kearah resya yang kembali seperti biasanya lagi. Akhirnya segalanya selesai hari ini dan entah,apa yang terjadi esok,biarlah waktu yang menentukan yang terpenting hari ini telah terakhiri.

RESYA VS REVAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang