Mas Agung kembali untuk kalian. 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Dengan kepala yang terasa begitu berat, Adrian bangun dalam keadaan kurang tidur. Tidak bisa tidur, itulah yang terjadi padanya sejak obrolan tengah malam dengan Nadine. Wanita itu berubah, tidak sepolos atau selepas seperti dulu saat mengutarakan perasaannya. Juga, tampak begitu serius.
Perubahan itu membuat Adrian merasa terganggu. Nadine seperti bukan menjadi seseorang yang dikenalnya dulu. Seperti ada satu lembar yang terlewati olehnya, yaitu sesuatu yang tidak diketahui atau disembunyikan. Pernyataan perasaan itu terasa tidak benar, meski mungkin ada benarnya, tapi itu bukan terutama.
Menghela napas dengan berbagai macam pikiran yang memenuhi isi kepala, Adrian menendang selimut dan beranjak duduk sambil menoleh pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Matanya melebar kaget, dan langsung segera beranjak dari ranjang untuk segera membersihkan diri. Seharusnya, pukul delapan adalah waktu yang sudah ditetapkan Adrian untuk membawa teman-temannya berkeliling kota.
Setelah merapikan diri, Adrian segera keluar dari kamar, dan segera turun ke lantai bawah untuk menuju ke ruang makan dimana para teman-temannya berkumpul di sana untuk menikmati sarapan. Untung saja, para pelayan rumahnya sudah menyediakan makanan dan melayani mereka dengan baik.
"Sori, gue kesiangan," ucap Adrian sambil memperhatikan jumlah orang yang berada di sana, tapi tidak menemukan Nadine dan Joel.
"It's okay, kita tahu kalau lu capek dan butuh tidur lebih banyak," balas Wayne sambil memperhatikannya.
"Atau... masih kurang tidur?" celetuk Nathan dengan alis terangkat.
"Gue memang suka tidur tengah malam karena urus kerjaan, tapi itu nggak jadi soal," balas Adrian sambil duduk di kursi utama, yang sepertinya memang sengaja dibiarkan kosong untuknya. "Joel mana?"
"Lu cari Joel atau Nadine?" balas Christian sambil terkekeh.
Semua tatapan tertuju padanya, termasuk para istri yang memberi senyuman penuh arti. Menjadi pusat perhatian bukanlah hal yang menyenangkan baginya, terlebih lagi jika ada tiga temannya yang ikut andil.
"Lu sama Miranda ada di sini, tapi anak lu nggak ada. Hal yang wajar gue tanya, karena Nadine bisa jadi masih tidur," jawab Adrian datar, lalu mengucapkan terima kasih saat seorang pelayan menyajikan sarapan untuknya.
"Siapa yang masih tidur?" tanya Nadine ceria, yang datang memasuki ruang makan dengan ekspresi senang bersama Joel.
Tertegun, juga bingung. Nadine tampak berkeringat dan seperti habis berolahraga dalam balutan t-shirt dan harem training pants. Terlihat lelah tapi senang, sesekali menyeka keringat di kening, dan Nadine tampak berbicara dengan Joel dalam suara rendah, lalu keduanya terkekeh geli.
"How was it, Joel?" tanya Miranda sambil menyambut kedatanngan Joel yang menghampirinya dengan sebuah pelukan.
"She can run faster than me, Mom! We did a little competition and she won!" jawab Joel antusias.
"Told ya," seru Nadine sambil duduk di kursi kosong yang berada di samping Christian, lalu menoleh pada Adrian dengan ceria. "Pagi, Ian. Baru bangun, ya?"
"Kamu habis lari?" tanya Adrian kemudian.
"Iya dong," jawab Nadine bangga.
"Kok bisa?" tanya Adrian lagi.
"Kenapa nggak? Kita harus hidup sehat, biar nggak kena virus," jawab Nadine riang.
"Tunggu, deh. Kayaknya gue salah posisi. Nadine, pindah. Kamu duduk di sini aja, aku nggak enak kalau harus jadi penengah yang terkesan sebagai hambatan untuk kalian liat-liatan kayak gitu," sela Christian sambil beranjak dan mempersilakan Nadine untuk menempati kursinya yang berada tepat di sisi kanan Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN SECRET (NEW VERSION)
RomanceCerita ini sudah ditamatkan sejak Juni 2018, dan akan dibuat dalam versi terbaru pada bulan November 2020. ****** Menjadi cewek cupu dan anti sosial di masa remaja, Nadine Natasha, kini berubah menjadi cewek yang modis, enerjik, dan penuh semangat...