PART. 14 - BOARDING

20.2K 1.8K 70
                                    

Semoga rasa rinduku padamu tersampaikan lewat update ini. 💜

Happy Reading.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Nadine terdiam sambil memperhatikan kesibukan Adrian terhadap koper bawaannya, juga memastikan berulang kali untuk barang-barang pribadi yang berada di dalam. Tidak mengerti dengan semua yang dilakukan pria itu, tapi satu hal yang bisa dipastikan Nadine, yaitu Adrian ingin memastikan agar dirinya tidak pergi seperti waktu itu.

Sudah menjelaskan beberapa kali, hingga Nadine merasa lelah sendiri, Adrian seakan menulikan pendengaran saat Nadine berujar tentang dirinya yang tidak akan kemana pun untuk kali ini.

Setelah mendapatkan tidur yang cukup, Nadine bangun dan menikmati makan siang yang hampir terlambat. Juga, dirinya harus mengikuti mereka yang ingin berbelanja dahulu sebelum menuju ke bandara untuk kembali ke Jakarta.

Seharusnya, Nadine berlibur selama satu bulan di Seoul, namun Adrian mengatur jadwalnya agar bisa ikut pulang bersama teman-temannya hari ini. Sekembalinya mereka dari Jeju, atau sejak Nadine menjalin hubungan dengan Adrian yang bisa dibilang naik level dari sekedar teman, pria itu berbeda.

Adrian yang dikenal Nadine memang sangat perhatian dan selalu memastikan kenyamanan dirinya, tapi kali ini, lebih dari sekedar memberi perhatian dan kenyamanan. Nadine merasa pria itu seperti hendak mengekang dirinya dalam bentuk pengawasan yang begitu detail lewat pertanyaan-pertanyaan, juga peraturan yang harus dilakukannya selama mereka harus menjalin hubungan jarak jauh.

"Apa yang harus kamu ingat saat kamu udah tiba di Jakarta?" tanya Adrian untuk kesekian kalinya saat mereka sudah tiba di depan pintu keberangkatan.

Menghela napas, Nadine menoleh pada teman-teman Adrian yang sudah berjalan menuju ke terminal keberangkatan, guna memberi ruang privacy bagi mereka untuk mengucapkan selamat tinggal, lalu kembali menatap Adrian jengah.

"Aku bukan anak kecil yang mesti terus diingetin kayak gitu, Ian," ujar Nadine kemudian.

"Supaya kamu tahu jelas kalau aku nggak bercanda," balas Adrian kalem.

"Dan kamu pikir aku nggak serius?" tanya Nadine dengan nada tidak terima. "Emangnya aku segampang itu jadi cewek dengan bisa terima cowok mana aja?"

"Jangan lupa kalau kamu bisa kenalan sama orang yang totally stranger, lalu kasih nomor telepon, dan balas-balasan chat di blog. Sama satu lagi, dia sampe kabarin kamu soal udah landing di Jakarta dan..."

"Kok kamu bisa tahu?" sela Nadine dengan kening berkerut tidak suka. "Kamu cek hape aku diem-diem?"

Adrian mengangkat bahu dengan santai. "Nggak, aku sama sekali nggak pegang hape kamu, tapi kamu suka cerita."

"Hah? Aku nggak pernah cerita apa-apa sama kamu," balas Nadine yang semakin bingung.

"Berarti banyak hal yang kamu sembunyiin dari aku?" sahut Adrian dengan satu alis terangkat.

"Aku nggak sembunyiin apa-apa karena aku sama Juno nggak ada hubungan apa-apa selain bahas hobi, itu aja," desis Nadine kesal.

Nadine selalu merasa nyaman jika bersama dengan Adrian. Tapi saat ini, apa yang dirasakannya tidak sama seperti terakhir kali bersama dengan pria itu. Terlalu banyak asumsi, juga pertanyaan yang tidak diperlukan, dan terkesan menuduhnya melakukan kesalahan. Apakah seperti ini jika sudah berpacaran? pikir Nadine dalam hati.

"Look, Nadine, aku cuma pengen mastiin kalau kamu baik-baik aja dan..."

"Aku bisa jaga diri aku sendiri tanpa perlu kamu terus ingetin berulang-ulang. Aku juga cewek yang nggak gampang suka sama orang, meski aku udah kenalan dan kasih nomor hape. Dan aku yakin, kamu juga nggak lebih baik dari aku yang masih single sebelum sama aku, karena yang aku tahu, kamu suka bareng sama model atau artis yang lagi naik daun buat digandeng!" sela Nadine tajam.

UNSPOKEN SECRET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang