TGIF 💜
Kita kembali dengan cerita si
Anak Bungsu 😊🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Nadine menjadi tidak bersemangat di sepanjang hari itu. Merasa terasing, juga sudah menjadi pengganggu bagi kesenangan Adrian bersama dengan teman-temannya, apa yang dirasakan Nadine lebih dari sekedar sedih. Dia hanya mencoba menjadi diri sendiri, meski ada beberapa kebiasaan yang berubah, tapi itu demi kebaikan diri.
Bingung, juga tidak percaya dengan Adrian yang mampu berkata sinis dan bersikap dingin padanya. Meski memang Nadine sudah melakukan kesalahan, tapi tidak ada yang salah dengan apa yang dirasakannya. Dia menyukai Adrian. Sangat. Untuk itulah ada yang perlu dilakukan untuk tidak mengembangkan perasaannya dalam kedekatan seperti biasa, sehingga perlu menjauh untuk mengabaikan perasaan itu.
"Kenapa diam? Masih mikirin apa yang Adrian omongin tadi pagi?" tanya Miranda yang sukses membuyarkan lamunannya.
Menoleh pada wanita cantik itu, Nadine menggeleng saja.
"Don't worry, Nadine. Gue yakin kalau Adrian nggak bermaksud nyakitin lu. Diantara mereka berempat, cuma dia yang paling waras," ujar Cassandra kemudian.
"Aku tahu," gumam Nadine pelan.
Sebuah tepukan ringan mendarat di bahu kanan, dan itu dari Lea. Nadine hanya memberikan senyuman tipis pada Lea yang sudah menyeringai lebar di sana. "Aku percaya kalau Adrian nggak bermaksud nyakitin kamu. Kami pernah ngobrol bareng dan dia sempet cerita tentang kamu."
Alis Nadine terangkat. "Tentang aku?"
Lea mengangguk. "He said that you're his bestfriend. Dia nggak benci, mungkin lebih merasa kecewa karena kamu pergi dan nggak ada kabar."
Mata Nadine berkaca-kaca, dan kembali menunduk untuk menyembunyikan kesedihan di wajahnya. Dia tidak bisa mengubah kesalahan terbesar yang sudah dilakukan seperti itu, hingga Adrian begitu kecewa padanya. Kembali berpikir jika dia merasa pantas mendapat perlakuan dingin dari Adrian.
"Ian yang aku kenal itu baik hati dan ramah, sama sekali nggak pernah marah. Dia berubah," ucap Nadine lirih.
Berada di sebuah taman dan menempati dua bench yang berhadapan, Nadine beristirahat bersama dengan tiga wanita itu setelah mengitari bangunan bersejarah, yaitu istana kerajaan. Para pria masih berjalan-jalan dengan membawa Joel dan Noel bersama mereka.
"Dia nggak berubah, karena dia memang seperti yang lu bilang. Baik dan ramah. Mungkin karena lagi banyak kerjaan, capek, dan kaget liat lu datang. Don't worry, nggak usah terlalu dipikirin," ujar Miranda menenangkan.
"Cheer up," sahut Cassandra sambil menyilangkan kaki dan menatap Nadine dengan hangat.
Dua wanita itu duduk di bench sebrang dan tampak begitu sempurna, juga serasi dengan pasangannya masing-masing. Begitu juga dengan Lea yang begitu ceria dan sangat bahagia. Nadine bukan orang yang pesimis atau kurang percaya diri, apalagi membandingkan dirinya seperti itu. Hanya saja, keinginan untuk menjadi seperti mereka tiba-tiba terbersit begitu saja dan meragukan rasa percaya dirinya selama ini.
"Lagian juga, semalam dia masih perhatian dengan buatin makanan buat kamu. Itu berarti dia masih sayang sama kamu," tambah Lea menyemangati.
"Udah gitu, lu nggak liat temen-temennya pada kampret semua? Keliatannya aja kalem, tapi nyinyir terus sampe Adrian jadi nggak nyaman," omel Miranda ketus.
Nadine terkekeh geli mendengar ucapan mereka yang mungkin saja benar. Terlihat sekali jika Adrian sering dijadikan bahan lelucon oleh tiga temannya yang lain. Katanya, Adrian adalah yang termuda, tapi selalu menjadi kesayangan dari mereka juga. Seperti layaknya saudara, itulah yang dilihat oleh Nadine.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN SECRET (NEW VERSION)
RomanceCerita ini sudah ditamatkan sejak Juni 2018, dan akan dibuat dalam versi terbaru pada bulan November 2020. ****** Menjadi cewek cupu dan anti sosial di masa remaja, Nadine Natasha, kini berubah menjadi cewek yang modis, enerjik, dan penuh semangat...