Chapter 4

561 61 1
                                    

Mentari pagi mengusik sepasang mata yang tengah tertutup dengan nyamannya. Sinar yang menelusup dari balik tirai itu nampaknya membuat dia, sang bocah dengan rambut kusutnya itu menjadi tak suka dan sesekali mendengus sebal.

"Ishh!" rutuknya sambil menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Namun sinar-sinar itu seolah tak mendengar keluhannya dan terus bersinar terang, membuatnya nampak semakin kesal.

"Hyung..!"

"Jangan berteriak begitu, ayo bangun kookie! Bukankah kau harus berangkat pagi, hari ini?"

"Ini masih terlalu pagi, hyung. Dan aku masih sangat mengantuk.."

"Kau tak ingin bangun, hm?", Taehyung duduk di ranjang Jungkook sambil menunggu dengan sabar jawaban dongsaengnya yang masih sembunyi di dalam selimutnya."

"Kau sedang apa , Tae? Bangunkan dia. Dia akan terus bermalasan dan semakin manja jika kau selalu menuruti apa yang diinginkannya!" Tiba-tiba Yoongi sudah berdiri di dekat pintu memperhatikan mereka dengan tangan yang sudah dilipat di depan dada.

"Hyungie,, tolong jangan berisik disini..", protes Jungkook

"Bangun, kuk! Aku tidak suka melihatmu malas seperti ini!" tuntut Yoongi dan mulai mendekati ranjang tidur Jungkook. Namun ia merasa kesal, saat melihat Jungkook tak menurutinya dan malah semakin merapatkan tubuhnya dalam selimut.

"Ya!" sentak Yoongi karena mulutnya memang terlalu pedas dan selalu siap untuk mengomel kapan saja.

Jungkook menyembulkan kepalanya di balik selimut, "Lebih baik bangunkan Jimin hyung juga, mengapa kalian sibuk sekali sih harus berdua datang ke kamarku?", Jungkook protes sambil mengembungkan pipinya.

"Jimin sudah selesai mandi, Kookie. Kami berdua pun akan segera berangkat ke kantor setelah kita sarapan.", ucap Taehyung yang memang sudah rapi dengan pakaian kantornya bersama Yoongi.

"Aku akan tunggu di bawah. Aku tidak mau tahu, sepuluh menit lagi kau harus sudah siap, Kuk.", perintah Yoongi "Ayo tae, kita turun.", Yoongi menarik tangan Taehyung agar segera turun.

"Ishh... kalian menyebalkan!", rutuk Jungkooksebal sambil terpaksa beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

...


Jungkook menuruni tangga dengan penampilan yang sudah rapi akan siap berangkat ke kampus. Di meja makan ada Yoongi, Taehyung dan Jimin sudah menunggunya. Dia duduk di sebelah Jimin. "Wahh,, uri dongsaeng hari ini sangat tampan ya.", Jimin mencubit pipi Jungkook sekilas.

"Aku memang tampan, Jim."

"Hentikan kebiasaanmu itu, kookie!", Yoongi memukul kepala Jungkook.

"Hyungie,, appo.", Jungkook mengelus kepalanya sambil mengembungkan pipinya.

"Kau itu tak berubah sedikitpun ya, kau harus berbicara sopan pada hyungmu."

"Yoongi hyung juga tak berubah.", celetuk Jungkook.

"Mwo?"

"Masih saja galak seperti dulu.", jawab Jungkook bebas tak berdosa.

"Ya!", Yoongi bangun dari tempat duduknya sudah membulatkan matanya akan bersiap mengeluarkan makian tajamnya kembali.

Taehyung memijit keningnya, pening. Begitu heran melihat tingkah ke dua saudaranya. Jungkook yang meskipun anak manja, memang sering membuat ulah. Terkadang tanpa berpikir dahulu sebelum bicara. Sedangkan Yoongi, Taehyung juga tidak begitu mengerti dengan sikap hyungnya yang begitu pemarah di usianya. Taehyung sadar keduanya memang mempunyai kesamaan. Sama-sama bermulut tajam. Perdebatan mereka berdua tidak berakhir hingga..

"Stop!, ayo kita sarapan hyung.

Kookie segera habiskan sarapanmu, setelah itu berangkatlah bersama Jimin agar kalian tidak telat.", Taehyung memang yang akan menjadi orang paling dewasa saat seperti ini. Setelah sarapan, mereka akhirnya berangkat ke tujuan masing-masing.


...

This is My Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang