chapter 10

537 51 9
                                    

Saat sudah sampai di universitas mereka, Jungkook dan Mingyu berjalan bersama menuju ruangan kelasnya yang cukup jauh dari parkiran. Dua namja ini terlihat berjalan begitu santai dengan pakaian casual yang cukup sopan untuk dikenakan ke kampus. Di samping karena berwajah tampan, mereka juga mempunyai otak yang begitu cerdas. Jangan salahkan para gadis memandang kagum pada mereka berdua.

"Tak usah memasang senyum seperti itu, Jungkookie.", ujar Mingyu saat mereka masih berjalan melewati para mahasiswa lainnya.

Jungkook masih saja tersenyum,"Aku tampan, kau harus ingat itu!" bisiknya.

"Kau akan jauh lebih tampan jika tidak bersikap seperti itu pada mereka. Itu terlihat sedikit berlebihan.", ucap Mingyu dengan wajah datar.

Jungkook merenggut, "Mingyuie, katakan saja jika kau sirik."

Mingyu memutar bola matanya malas. "Untuk apa aku sirik denganmu? Apa yang kau bisa, aku juga bisa.", balas Mingyu. "Lalu apa yang kau punya, yang aku tak punya, eoh?", tantangnya lagi tidak mau kalah.

"Tapi aku lebih tampan darimu!", Jungkook tidak terima.

"Aku tidak percaya. Kau bisa lihat sendiri bukan, tidak sedikit juga mata yang memandang terpesona padaku. Ingat, tampan itu relative, Jungkookie.", jawab Mingyu sambil tersenyum jahil.

"Iishhh... kau ini.", Jungkook menjadi kesal.

Mereka berdua memang sama, terkadang saling berdebat dengan hal yang tidak penting. Jungkook memang sering tidak mau kalah pada Mingyu. Jika Jungkook sudah tidak bisa melawan Mingyu, dia akan menjadi marah. Menekuk wajahnya sepanjang hari. Hingga berujung Mingyu yang harus membujuknya dan meminta maaf lebih dulu. Tapi dengan begitu akan kembali menjadi usil, dia akan merepotkan Mingyu sepuasnya. Dan anehnya lagi Mingyu akan selalu menurutinya. Begitulah persahabatan mereka berdua. Mingyu selalu terlihat lebih dewasa daripada Jungkook. Dia akan selalu melindungi Jungkook, karena Mingyu tahu Jungkook lebih lemah darinya.

"Jangan menekuk wajahmu seperti itu, kadar ketampananmu menjadi berkurang.", bujuk Mingyu

"Jadi kau sudah mengakui ketampananku?", mata Jungkook mulai berbinar senang.

"Ayo cepat, kita ini sudah sangat terlambat.", ujar Mingyu tanpa menghiraukan pertanyaan Jungkook.

Saat mereka sudah mendekati kelas, Jungkook berhenti. "Mingyuie, kau masuk duluan saja. Aku akan ke toilet sebentar", kata Jungkook sambil memberikan tasnya pada Mingyu.

"Jangan lama, Jung.", jawab Mingyu lalu berjalan memasuki kelasnya.

...

Saat Jungkook sedang berjalan untuk kembali ke kelasnya, tiba-tiba ada segerombol siswa lain yang mencegat. "Hai.. anak jenius! Kau mau kemana?"
Jungkook berhenti, "Kalian mau apa? Aku harus masuk kelas.", jawab Jungkook tenang.

"Bukankah kau anak yang jenius, untuk apa belajar lagi. Ayo kita bermain sebentar.", ujar Johyuk salah satu pemimpin dari segerombolan itu.

"Aku tidak pernah punya masalah dengan kalian, jadi jangan menggangguku!", jawab Jungkook sedikit kesal.

"Sekarang kau dan temanmu sudah bermasalah dengan ku.", Johyuk lebih mendekati wajahnya dengan menyeringai.

"Siapa? Mingyu maksudmu?", tebak Jungkook.

"Siapa lagi dua orang angkatan baru yang dikatakan jenius disini?", Johyuk menyindir.

Jungkook tidak peduli dengan apa yang dikatakan Johyuk. Dia mencoba berjalan melewati Johyuk dan tiga orang temannya. Tiba-tiba tangan Jungkook tertarik dengan cukup kasar oleh Johyuk sehingga membuatnya berhenti dan berhadapan dengan wajah Johyuk.

"Aku paling tidak suka dengan orang yang berani mengabaikan ucapanku!", kata Johyuk tegas. Sementara tiga orang temannya hanya menonton adegan ini.

"Apa maumu? Aku tidak mengenalmu.", Jungkook semakin berani. "Memangnya kau siapa? Mengapa juga aku harus mendengarkanmu?", Jungkook tetap melawan.

"Ohh.. kau belum tahu aku? Jika kalian tidak ingin bermasalah dengan ku, berhenti bersikap seperti pangeran di Kampus ini. Dan satu lagi, jangan pernah mengganggu para gadis, mereka adalah milikku!"

"hemm...", Jungkook tersenyum sinis. "Kami tidak pernah mengganggu siapapun. Mereka saja yang bermata nakal!", ucap Jungkook dengan tenang.

"Kau berani mengatai mereka seperti itu!", teriak Johyuk sambil mencengkeram kaos Jungkook.

"Kau hanyalah seorang namja bodoh yang sok berkuasa dan haus perhatian yeoja-yeoja nakal seperti mereka.", Jungkook semakin berani.

"Kau!", Johyuk menjadi marah, dia mendorong tubuh Jungkook hingga terhempas ke dinding. Jungkook terbatuk dan memegangi dadanya. Johyuk kembali mendekati Jungkook. "Tak kusangka, kau hanyalah seorang namja lemah. Mulutmu saja yang tajam."

Jungkook terlihat tak takut sedikitpun, ia masih bisa menampilkan senyumannya saat nafasnya sudah semakin sesak, "Kau tahu? Kau ini tidak lebih dari seorang pecundang.", bisik Jungkook di dekat telinga Johyuk.

Johyuk menjadi semakin geram, dia menarik paksa tubuh Jungkook agar tetap berdiri. "Akan ku buat kau menyesal mengatakan itu.", Johyuk sudah mengepalkan tangannya bersiap akan melayangkan tinju ke perut Jungkook, tapi...

"Hentikan!", seseorang sudah menahan tangan Johyuk dengan kuat lalu memukul sekali ke wajah Johyuk. Johyuk sedikit terkejut melihatnya. Raut wajahnya berubah menjadi takut melihat sosok itu. Johyuk akhirnya menghindar bersama tiga orang temannya.

Jungkook masih terduduk lemas bersandar pada dinding. Dia tampak sedang sibuk mengatur pernafasannya, meskipun merasa sesak tetapi Jungkook mencoba menahannya.

Dia.. orang yang sudah menyelamatkan Jungkook dari orang-orang bodoh tadi, berjalan mendekatinya. Mensejajarkan wajahnya dengan Jungkook yang sedang duduk tertunduk. "Lama tak bertemu. Kau masih bisa kuliah dengan tenang rupanya, Jungkookie?!", ucapnya dengan nada yang sulit dimengerti.

Jungkook mengangkat kepalanya untuk mengetahui suara itu. Jungkook terdiam sesaat, masih memperhatikan wajah yang ada di depannya dengan seksama. Sosok itu memandangnya dengan senyuman tipis yang terkesan dingin. Jantung Jungkook serasa berdegung tak beraturan, masih terdiam, matanya tak berhenti memandangi wajah itu. Perlahan bibirnya mulai bergerak tanpa mengeluarkan suara. Hingga pada akhirnya Jungkook mampu mengucapkan apa yang ada diingatannya dengan gugup..

"Yug.. Yugyeomie..?"

.

.

....

This is My Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang