Chapter 2 : Wedding Day

92 10 0
                                    

Author Pov

Hari yang menegangkan akhirnya tiba. Yaseul yang masih mencoba menebak bagaimana rupa mempelai pria yang akan bersanding dengannya di atas altar nanti.

Yaseul tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin rias. Dibalut gaun putih panjang dan mahkota yang berada diatas kepalanya serta make-up tipis yang dia gunakan membuatnya seperti seorang putri raja.

Pintu ruangan terbuka dan menunjukkan sosok seorang wanita yang tentu saja dikenali oleh Yaseul. Eomma Yaseul.

Yaseul yang menyadari hal itu langsung berdiri dan menghampiri eomma-nya. Memeluk dan terisak di punggung eomma-nya. Kim Yeona.

"Sudahlah Yaseul.. Aku sudah tahu mempelai pria mu.."

Yaseul melepaskan pelukannya. Dan menatap wanita yang kini persis berada dihadapannya itu.

"Jinjja?!"

Yeona mengangguk dan tersenyum.

"Dia sopan saat berbicara dengan appa dan eomma dan eomma rasa harabeoji-mu tidak salah memilih calon suami untukmu"

Yaseul mulai bisa bernafas lega sebab dia mengetahui bahwa calon suaminya merupakan seorang namja yang memiliki sikap yang baik.

"Apakah kau menanyakan namanya?" tanya Yaseul yang mulai penasaran.

Yeona menepuk Pundak Yaseul.

"Dia memberitahu namanya bahkan sebelum appa dan eomma bertanya namanya"

"Nuguya? Nama namja itu?"

Yeona tersenyum
"Nanti kau akan tahu sendiri. Sudahlah, eomma ingin menata rambut eomma"
Yeona melangkah menuju pintu ruangan.

"Apakah aku mengenalnya?" kalimat itu membuat Yeona berhenti sebentar dan berbalik badan menatap anak nya itu.

"Appa bilang kau pernah menemuinya beberapa kali"
Yeona kembali berbalik badan dan keluar dari ruangan tersebut.

Yaseul kembali duduk di kursi riasnya.

Siapa namja itu.

Pintu kembali terbuka dan namja itu langsung menghampiri Yaseul yang sedang berpikir dalam diam.

"Waah noona... Tak kusangka kau secantik ini.." ucap Taehyung dengan mata yang membulat, namja itu Taehyung.

Yaseul berdiri dan menoyor kepala Taehyung.
"Yaak!! Kau ini sembarangan sekali ya!! aku memang cantik, babo-ya"

Taehyung memeluk Yaseul.
"Aku akan merindukan kalimat itu Yaseul noona.." tiba-tiba Taehyung terisak.

Yaseul memberi jarak antara dirinya dan Taehyung. Dan menatap adiknya itu.

"Kau tidak sedang akting kan?"

"Tentu tidak!" ucap Taehyung dan kemudian Yaseul memeluk erat adiknya itu.

"Sudahlah.. Kita nanti masih bisa bertemu. Kau nanti bisa mengunjungi rumahku. Aku juga akan merindukanmu" Yaseul mengelus lembut punggung Taehyung.

"Tapi.. Tidak se-sering dulu... Aku menyayangimu noona..." ucap Taehyung disela tangis nya.

"Aku juga menyayangimu Tae.." Yaseul melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Taehyung dengan ibu jarinya.

"Sudahlah jangan menangis lagi.. Kau bilang kau tidak suka kalau melihat seseorang menangis, tapi kau sendiri saja cengeng seperti ini. Sudahlah.. Ini bukan akhir dari segalanya Tae. Kau sudah dewasa.

Dengan cepat, Taehyung menghapus air matanya.

"Ummm Tae, apakah kau ada melihat kehadiran Namjoon sunbae diluar?"

"Ya, dia datang untuk menghadiri acara pernikahanmu noona"

"Apa.. Dia hadir sebagai tamu?"

"Ne"

Dia hadir sebagai tamu? Berarti dia bukanlah namja yang akan berdiri di altar denganku nanti.

"Noona?" kalimat Taehyung berhasil membuat Yaseul sadar dari lamunannya.

"Mwo?"

"Apa.. Kau baik-baik saja?"

"Ne.. Aku baik-baik saja Tae"

***

Yaseul's Pov

Aku memasuki Gereja dengan memeluk lengan appa. Di sisi kiri dan kanan dipenuhi oleh semua tamu undangan yang tersenyum kearahku dan appa.

Aku berjalan anggun menuju altar dan aku melihat seorang namja dan pendeta yang sudah lebih dulu berada di altar.

Apaa.. Namja itu yang akan menjadi suami ku?

Langkah ku kian mendekati sosok namja itu.

Dia...diaa..diaaa Sajangnim itu! Sajangnin yang menjabat di perusahaan keluarganya.

Aku lupa namanya tapi aku sering melihatnya di beberapa pertemuan.

Setelah aku sampai di altar, aku melepaskan gandengan tanganku dan melihat appa ku yang berjalan menjauh dan bergabung dengan eomma, Taehyung, dan tentu saja harabeoji ku yang sedang duduk di kursi roda dengan senyum yang terlukis di wajah nya.

"Min Yoongi.. Apakah kau meneri-----"

Ya!! Min Yoongi namanya.

"Ya aku bersedia"

Kenapa..dia yang diberikan harabeoji kepercayaan penuh untuk menjaga ku? Aku bahkan bertemunya hanya tiga kali saat meeting. Harabeoji? Kenapa dia bisa mengenal Yoongi? Bukankah dia selama ini terbaring lemah di rumah sakit? Molla...

"Kim Yaseul?" kalimat pendeta itu membuyarkan lamunan ku.

Saat aku menatap ke sisi keluargaku mereka menatapku dengan tatapan khawatir. Aku tadi sedang sibuk berfikir sampai aku tidak mendengar kalimat apa yang keluar dari mulut pendeta.

Eomma tersenyum dan mengangguk. Aku kembali menatap pendeta.

"Aku bersedia"

"Mempelai pria boleh mencium mempelai wanita"

Deg

A..apa dia akan mencium ku?

Yoongi menggenggam kedua tangan ku.

Dia mulai mendekatkan wajah nya ke wajah ku.

Ku mohon...... Jangan mencium ku dibibir... Ku mohon...

Aku menutup mataku.

Cup

Satu ciuman lembut mendarat di keningku.

Akhirnya aku bisa bernafas lega.

Aku membuka mataku dan menatap wajah Yoongi.

Dia sedang tersenyum miring padaku.

Aku cukup terkejut akan hal itu. Dan sebal, kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dengan mencium ku dia merasa menang?

Aku tersenyum miring juga padanya, membalas ekspresi yang dia layangkan padaku.

TBC
.
.
.
.
.
======

VOTE and COMMENT

Marriage || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang