Hari minggu, surga dunianya para pelajar. Hari yang selalu ditunggu-tunggu karena dihari itu mereka dapat memanfaatkan waktu mereka untuk memanjakan diri. Seperti mengurung diri dikamar sambil menonton drama, bersantai bersama keluarga, atau hanya sekedar hang out bersama sahabatnya.
Seperti yang tengah Danika lakukan pagi ini, setelah melaksanakan kewajibannya untuk sholat subuh, dia bergegas turun kebawah untuk membantu Bundanya menyiapkan sarapan pagi ini.
"Bun, nanti aku mau main yah sama temen-temen aku ke toko buku. Boleh yah Bun?" tanyanya pada sang Bunda yang sedang memotong sosis untuk campuran di nasi goreng spesial yang akan dibuat nanti.
"Bunda bolehin, tapi ati-ati ya sayang. Oh iya kalo Bunda sekalian nitip boleh? Bahan makanan dikulkas udah abis semua soalnya."
"Oke siap Bu bosque, yaudah nanti bunda catet aja apa yang mesti aku beli yah."
Setelah jam menunjukan 06.15 akhirnya mereka telah selesai membuat sarapan.
"Fyuhh akhirnya selese juga ya Bun, yaudah Bun aku mau mandi dulu yah abis itu aku mau ke taman, mau lari pagi sama Ririn." ucapku pada Bunda.
"Sebelum kamu mandi tolong bangunin abang kamu dulu yah sayang. Biar Bunda yang bangunin ayah."
"Yaudah aku keatas dulu Bun"
***
"Bang Galih bangun udah siang ini ayo kita sarapan." ucapku sembari menggoyangkan lengan Bang Galih.
Hening.
"ABANG IIIHHH!!! BANGUN GA! AKU SIRAM NIH!!" teriaku sambil memukuli tubuhnya dengan guling.
"Haissh brisik banget si lo dek! Ganggu aja deh, iya iya ini bangun nih bangun." jawabnya sambil membuka matanya lebar-lebar didepan wajahku.
"Colok nih! Udah buuruan bangun udah ditunggu ayah sama bunda dibawah bang. Aku turun dulu ya bang, JANGAN LAMA-LAMA MANDINYA!!"
"Rese dah." jawabnya.
Setelah keluar dari kamar Bang Galih, aku kembali kekamar untuk mengambil ponselku. Setelah mengambilnya, kemudian aku turun untuk sarapan bersama.
Aku suka suasana seperti sekarang dimana semua anggota keluargaku berkumpul. Biasanya ayah yang selalu absen untuk sekedar sarapan bersama-sama. Aku hanya bisa memakluminya, karna ayah melakukan semua ini untuk kebahagiaan keluarganya.
Namun terkadang aku selalu merasa kesepian saat jarang bertemu dengan ayah, aku ingin seperti yang anak-anak lainnya lakukan ketika bersama dengan ayahnya. Seperti jalan-jalan, belanja, atau hanya sekedar bermain ditaman belakang rumahku.
Ting!
Sebuah pesan dari Ririn, sahabatnya, mendarat sempurna di ponselku.
Ririnnabila12 : Dan, buruan gue udah didepan rumah lo nih, ngaret banget dah lo.😪
@DanikaF : Iya bentar ya gue pamit dulu sama nyokap bokap gue.😅
Ririnnabila12 : jangan lama.😑
@DanikaF : iya bentarrr.😁
"Bun, Danik pergi ketaman dulu yah sama Ririn. Udah ditunggu didepan soalnya" pamitku pada bunda setelah mengambil selembar roti yang sudah diolesi selai cokelat oleh bunda.
"Ati-ati sayang"
"IYA BUN" jawabku sambil berteriak.
***
Semoga suka😍😄
Ditunggu saran dan kritiknya yah biar bisa lebih baik lagi kedepannya🙏
Maklum, ini cerita pertamaku😋
Salam sayang💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Jomblo Akut
Teen FictionJomblo, semacam kata yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Apa jadinya jika seorang jomblo akut seperti Danika Frizanian, cewe cantik yang sudah lama menyandang status jomblo, ralat single maksudnya, bertemu dengan seorang Rafindra Ramadhan? Seoran...