Danika yang sudah siap dengan jump suit denim serta kaos hitam pendek dan sepatu sneakers putih adidas superstar miliknya segera turun kebawah setelah sebelumnya dia mengambil sling bag berwarna hitam untuk menyimpan ponsel dan dompetnya.
"Tumbenan lo dandan dek?" tanya Galih saat melihat adiknya sedang berjalan menuruni tangga dari kamarnya.
"Apaan, orang biasanya juga kaya gini bang. Abang aja yang keseringen jalan sama cabe-cabean dikampus. Itu tuh yang suka dandannya kaya biduan padahal mau ngampus. Makannya sekalinya liat yang natural dibilang gak dandan." sahut Danika kemudian menuangkan air kedalam gelas.
"Bang nanti makan sekalian ya, aku laper." lanjutnya setelah menengguk habis air yang tadi dituangkan kegelas.
"Tenang, ga usah khawatir soal makan." jawab Galih santai.
"Cih, awas aja kalo dibooingin lagi kaya kemaren. Bilangnya ditraktir taunya disana ditinggal. Dasar abang laknat kau." ucap Danika lalu tersenyum sinis kearah abangnya.
"Buset serem amat ya, gimana mau dapet cowo orang lo aja kaya singa Dek. Udah yuk buruan berangkat." ajak Galih kemudian mengambil kunci mobilnya.
"Dih kaya sendirinya laku aja deh. Miror bang miror, perlu ga nanti mampir beli kaca dulu huh?!" Mereka berjalan menuju pintu utama.
"Dih ngejek lu, bentar lagi lo bakal punya kakak ipar tau ngga lo."
"Hem, iyain biar fast. Yang penting jangan kaya biduan aja bang dandanannya." ucap Danika tanpa menoleh kepada Galih.
"Sembarangan lo kalo ngomong, walaupun abang suka main cewe yang bodynya ga usah ditanya lagi pasti kaya gitar spanyol. Abang tuh pengen dapet cewek baek-baek, yang bisa mencintai dan menyayangi abang seutuhnya, setia, cantik luar dalem, sholehah ah intinya yang baek-baek dah." jawab Galih sambil mendongakan kepalanya keatas. Ngebayangin ceritanya.
"Bang?" tanya Danika.
"Hem?" sahut abangnya.
"Curhat?" tanya Danika kemudian masuk kedalam mobil dan meninggalkan Galih yang cengo.
"Kampret lo Dek!" jawabnya kesal.
***
"Udah sampai kita. Kuy turun dek." Ucap Galih lalu membuka pintu mobil untuk keluar. Sedangkan Danika hanya melongo.
"Bang, gak salah? Ini rumah siapa? Mau jemput siapa emang?" tanya Danika setelah turun dari mobil dan berdiri disamping Galih didepan rumah yang terbilang cukup besar.
"Kita mau main disini Dek." jawab Galih santai.
"HAH?!! Bang yang bener aja, masa udah bawa mobil ga taunya cuma beda tiga rumah doang ih. Nyebelin banget si lu bang. Tau gini mending gue pul--"
Ceklek!!
Ucapan Danika terpotong saat seseorang lali-laki yang Danika lihat seusia dengan Galih membuka pintu dari dalam.
"Wohaaa brader. Apa kabar lu? Semenjak pisah kampus dulu jadi jarang ketemu yak, untung sekarang sekampus lagi. Satu fakultas pula haha."sapa laki-laki itu dengan ramah.
"Sehat gue mah, lo sendiri gimana? Hilahh bilang aja mau nyontek tugas lagi kan lo? Udah kebaca otak-otak kriminal lo sisama gue Sat, haha." jawab Galih lalu tertawa.
"Neng, siapanya Galih? Gal, doyan juga lo ya sama daun muda elah ga nyangka gue Gal. Pedofil dasar lo haha." ucap Satya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Danika.
"Hallo mas, aku Danika, Danika Frizanian. ADEKnya bang Galih." jawab Danika dengan menekankan kata adek dan menjulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Satya dengan raut wajah sedikit terkejut
"L-lo adeknya Galih? Gal, gak salah lo punya adek secakep ini?"
"Gak lah,cakep apaan. Jangan ketipu sama tampang Sat. Dia itu nipu, kalo baru kenal mah sikapnya ramah naujubilah, kalo udah kenal aja langsung jadi oranggila seketika."
"Sat, gak disuruh masuk nih kita?" lanjut Galih.
"Eh iya lupa gue, hehe ayo masuk Gal, Dan." balas Satya mempersilakan keduanya masuk kedalam rumahnya.
"Bentar ya, gue ambilin minum." Satya kemudian meninggalkan Danika dan Galih berdua diruang tamu pemilik rumah.
"Bang, pengen pipis." ucap Danika sambil memanyunkan bibirnya.
"Bayi lo, pipis aja pake bilang segala."
"Bodo bang bodo, mana kamar mandinya ih udah diujung ini." balas Danika kemudian merapatkan kakinya.
"Bentar gue tanya ama yang punya rumah dulu."
"SATAYY, KAMAR MANDI DIMANA??" teriak Galih.
"SATYA GOBLOK BUKAN SATAY. DIATAS, YANG DIBAWAH RUSAK. LO NAIK AJA TERUS BELOK KIRI, KAMAR MANDINYA DI SEBELAH KAMAR ADEK GUE." sahut Satya sambil berteriak pula dari dapur.
"Nah denger sendiri kan, gih sono buru." perintah Galih dan setelahnya Danika berlari menuju lantai atas.
"Ini kali kamar mandinya ya." ucap Danika setelah sampai dipintu kamar mandi kemudian mengetuknya. Karens tidak ada sahutan didalam Danika segera masuk kedalam kamar mandi.
Ceklek..
"HUAAAAAA BANG GALIHH!!!" Teriaknya kencang sambil menutup mata dan berbalik membelakanginya. Bagaimana bisa ada manusia hidung belang disini?
Hal itu reflek membuat pria yang tengah berada dibawah guyuran air shower langsung berbalik dan membekap mulut Danika setelah sebelumnya memakai kembali kaos yang dikenakan. Lalu mengisyaratkan Danika untuk berhenti berteriak.
"Mbaknya ngapain disini? Kalo mau liat gue mandi bilang aja ngga usah pake ngintip segala hehe." ucapnya santai.
"Baju lo pake ngga!! Harusnya gue yang nanya, lo ngapain sini?" sengak Danika.
"Ck. Udah ini. Gue ya mandilah, ini kan rumah gue. Lo mau tetep disitu atau mau mandi sekalian bareng gue hem?" Danika yang mendengar itu langsung keluar dari kamar mandi lalu turun ke bawah menemui Abangnya.
"Bang Danika mau pulang sekarang juga!" setelah mengatakan itu Danika segera mengambil tas miliknya lalu berlari keluar menuju mobilnya.
***
Aloeplibadeh🤗
Gimana kabarnya nih? Dari pada gabut nunggu chat doi, mending mampir ke ceritaku yang gaje yuk😅
Semoga suka sama part ini yaa, ditunggu Votmentnya
Seeyuu Babay❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Jomblo Akut
Teen FictionJomblo, semacam kata yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Apa jadinya jika seorang jomblo akut seperti Danika Frizanian, cewe cantik yang sudah lama menyandang status jomblo, ralat single maksudnya, bertemu dengan seorang Rafindra Ramadhan? Seoran...