Chapter 6: The Management Games

39 2 0
                                    

Chapter 6: The Management Games

Tasha POV

(Unedited)

Enjoy!

*

Sesuai dengan pernyataan kesanggupan aku kemarin untuk bertemu dengan Management One Direction, saat ini aku sedang berada didalam mobil sport milik Zayn. Ia datang kembali ke apartement ku tadi dan membangunkan ku dihari sabtu pertama di London. Ia menjemput ku di apartement. Zayn bilang, ia lupa memberitahuku alamat management nya, sehingga ia yang datang langsung menjemputku.

Saat aku dan Zayn keluar dari apartement—bahkan keluar lift—cahaya flash yang berasal dari kamera-kamera paparazzi menyambut kami. Mereka menanyakan berbagai macam pertanyaan yang membuat ku pusing. Mereka juga menghalang jalan kami menuju mobil Zayn yang terparkir tepat didepan gedung. Untung saja banyak security yang membantu kami hingga masuk kedalam mobil.

“Kau bodoh sekali, Malik.” Ucap ku setelah beberapa saat hening. Zayn hanya menatapku dengan menautkan kedua alisnya, lalu ia membuang pandangannya kembali ke jalan. “Mengapa kau tidak menyamar? Atau mengapa kau tidak membawa salah satu bodyguard mu? Kau tidak lihat aku hampir sesak nafas dikerumuni banyak orang seperti itu?”

Zayn tersenyum, masih konsen berkendara. “Sorry, aku tidak berfikiran seperti itu. Yang aku fikirkan hanya menjemput saja tadi.”

Aku tidak membalas ucapan Zayn lagi. Keheningan menyelimuti kami. Sampai mobil yang Zayn kendarai sudah sampai depan gedung Modest!. “Ayo kita turun.” Ajaknya. Ia membuka pintu mobil disebelah kirinya. Aku pun mengikutinya.

Kami masuk kedalam salah satu ruangan yang ada disana. Saat pintu terbuka, semua mata langsung memandang kami. Aku memperhatikan wajah mereka satu persatu, lalu beralih menatap Zayn. Pria itu terdiam sebelum akhirnya tersenyum tipis.

Seorang perempuan menghampiri ku sambil tersenyum ramah. “So, you’re Zayn’s mysterious girl, right?” tanya nya. Oh, aku agak aneh dengan sebutan ‘Zayn’s mysterious girl’ itu, aku lebih memilih ‘Zayn’s new friend’ atau apalah yang lebih enak di dengar.

“Sadly, yes.”

“You’re so pretty. I’m Eleanor. You can call me El, Ele, Eleanor or whatever you want. Whats your name?” tanya nya. Aku tau perempuan ini. Eleanor, pacarnya Louis Tomlinson. Ternyata aslinya dia lebih manis ya.

“Natasha Aneendya. You can call me Tasha. Nice to meet you, El.”

“Nice to meet you too, Tasha.”

Setelah berkenalan dengan Eleanor, aku juga berkenalan dengan personil One Direction yang lain. Ah, I met my Idol. Tere pasti akan langsung berteriak histeris nanti saat aku menceritakan kepadanya.

Ele pamit pulang karena ada suatu urusan yang harus ia urus. Jadilah, aku perempuan disini seorang diri.

Seseorang membuka pintu ruangan dan membuat kami terdiam. Ia menatap kami bergantian dan tersenyum lebar saat pandangannya jatuh padaku. “Its time, boys. Simon is coming.”

Lalu setelahnya, pintu terbuka lebar dan seorang laki-laki gagah masuk kedalam. “Hai, guys.” Sapanya pada kami. Simon duduk disofa ujung, yang sepertinya sofa itu memang disiapkan untuknya. Ia melihat ke arah ku dan tersenyum. “You must be Tasha, right?”

What? Darimana dia tau nama ku? Aku mengangguk singkat sebagai jawaban dari pertanyaannya itu.

“Kau pasti tau kan tujuan kami meminta Zayn untuk membawa mu kesini?” tanya lagi. Aku melirik Zayn yang ternyata sedang melihat ku. Ia hanya mengedikan bahu kecil.

“About that shit rumor?”

Simon terkekeh mendengar ucapan ku. “Yes, that shit rumor.” Ia mengulang kata-kata ku barusan. Lalu ia berdehem, “Kau tau juga kan, sejak Zayn dan Perrie putus, banyak fans yang kecewa. Dan setelah adanya shit rumor itu, ke-popularitas-an One Direction semakin naik?”

Oh? Lalu apa hubungannya dengan ku? Mengapa Simon berbicara berbelit sekali sih?

Aku mengangguk sebagai jawaban. Ku lirik sekali lagi ke arah Zayn, dan pria itu masih saja menutup mulutnya. Anggota One Direction pihak management yang berada disini pun sama, diam seribu bahasa.

“Ok, langsung intinya saja.” Hah, daritadi kek. “Aku ingin kalian—Tasha dan Zayn—untuk berpura-pura berpacaran.”

“WHAT?!!” teriak ku kaget. Maksudnya menyuruh aku dan Zayn berpacaran apa? Aku saja baru mengenal Zayn beberapa hari, masa langsung pacaran saja. Lagipula, Zayn dan Perrie kan baru saja putus, nanti aku dikira perusak hubungan antara Zayn dan Perrie lagi.

Aku melirik kearah Zayn yang masih duduk dengan tenang. Sesekali ia menghembuskan nafas lelah.

“Kau tenang saja, kami akan membayarmu, kok.”

Ini bukan soal bayaran atau apa. Ini tentang kehidupan pribadi ku yang seenaknya saja diatur oleh orang yang bahkan baru beberapa menit bertemu. Bagaimana bisa aku menjalin suatu hubungan dengan seseorang yang baru saja aku kenal? Dan yang terpenting, bagaimana bisa kami berpacaran kalau tidak ada cinta diantara kami?

Aku menyenggol lengan Zayn dan membuatnya menoleh malas kearah ku. “Apa?” tanya nya datar sambil berbisik.

“Mengapa kau diam saja, heh? Berbicara sesuatu untuk menolak tawaran mereka.”

Kembali Zayn mendesah, “aku tidak bisa.”

“Why?”

“Aku tidak mungkin menentang management, karir ku dipertaruhkan disini.” Ia memberi jeda. “Sebaiknya juga kau menerima tawaran mereka kalau mau hidup mu aman dan nyaman.”

Aku mendesah frustasi. Mengapa hidupku rumit sekali sih? Aku ke London untuk melanjutkan pendidikan ku dan ingin menikmati suasana baru.

“Jadi, apa jawabanmu? Aku tidak bisa menunggu sampai esok hari.”

“Aku tidak bisa. Aku dan Zayn baru saja mengenal, apa kata masyarakat nanti mengenai diriku? Belum lagi, hubungan Zayn dan Perrie belum lama berakhir, bisa-bisa mereka menuduhku sebagai perusak hubungan mereka.”

“No, you’re not.” Sanggah Zayn cepat.

“Kau tenang saja, kami pihak management akan mengurusnya nanti.” Ah, pintar berbicara sekali dia. “So? I need your answer, now!”

“Aku ...” sekali lagi aku melihat ke arah Zayn. Kali ini ia menatap ku dengan tatapan memohon. Ugh, that face.

Aku menghela nafas sebelum menjawab, “baiklah, akan aku ikuti permainan kalian.”

Pihak management tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan pesonil One Direction mendesah lega.

Semoga saja ini pilihan yang benar dan aku dapat bertahan dalam permainan ini.

***

London In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang