VIII

29 5 5
                                    

Ayldina memainkan busa di tangannya. Sejak tadi pikirannya terus melayang pada Andreas-ada di mana pria itu sekarang, mengapa ia tak membalas pesannya, apa yang terjadi pada pria itu. Sialan. Ayldina meluruskan kembali kakinya ke samping Ezra, lalu sedikit menurunkan duduknya.

"Andre belum juga menghubungimu?" tanya Ezra. Ayldina menggeleng.

"Kalian kenapa, sih?"

"Aku juga tak paham. Dia jadi begitu sejak ... dipecat."

"Kenapa dia dipecat?"

"Mana kutahu. Dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku tentang itu terakhir kali kami berhubungan."

"Kalian putus?"

Ayldina mengedik. "Bagaimana seharusnya?"

"Kau mau menunggu? Bagaimana jika Andre pergi bersama wanita lain?"

"Tolong hajarkan dia untukku lagi."

Ezra mendecih.

"Tapi kurasa tidak. Maksudku, dia tidak mungkin pergi dengan wanita lain."

"Kau yakin?"

"Aku tahu dia. Andre bahkan tidak mengenalkanku pada teman-temannya. Bagaimana mungkin dia punya pikiran untuk selingkuh?"

Ezra terdiam.

"Bisa jadi," katanya. "Lalu sekarang kau mau bagaimana?"

"Menu-"

"Menunggu? Bodoh. Tapi, silakan saja."

Ayldina memainkan lagi busa di dekatnya. "Siapa ketua Tim B sekarang?"

"Untuk sementara masih Dean, itu yang kutahu."

"Kukira Theo yang akan jadi ketua."

"Tidak akan mungkin orang sembrono seperti dia dijadikan ketua."

"Dia tampan."

"Aku lebih tampan darinya."

Ayldina mencebik.

Theodore memang orang yang ceroboh-super ceroboh. Entah sudah berapa kali pria itu cari ribut baik di luar maupun di dalam CIA. Ezra sudah sering mengingatkan, namun kelihatannya tak dihiraukan. Theodore akan dengan mudah meminta maaf, kemudian mengulanginya lagi entah secara sadar atau tidak. Ingin rasanya Ezra mengumpat, tapi ia tidak setega itu mengumpati temannya secara sengaja. Tiba-tiba ia teringat kembali percakapan tempo hari Andreas.

'Memangnya siapa yang mau menghancurkan Belascore?'

'Aku, misalnya.'

Apa keparat itu sungguhan? Ngeri, senpai.

"Airnya sudah dingin," tuturnya. Gemercik air berjatuhan ketika ia berdiri dan melangkah keluar dari bak mandi, meninggalkan adiknya berendam seorang diri di sana.

Apa hanya aku yang merasa Andreas akan sungguh melakukannya?

Ia membersihkan diri di shower sebelum memakai handuk dan pergi.

***

Initials : The First [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang