VI

26 5 1
                                    

Kantor Pusat CIA, Belascore
pukul 4.42 p.m.

"Lalu yang ini, berikan pada Johnny. Jangan salah, jangan terbalik dengan milik Andre."

"Iya iya, aku tahu."

Ezra menyengir. Setumpuk dokumen di genggamannya kini telah berpindah pada Theodore. Saat hendak kembali, Theodore mengurungkan niat.

"Ja!" panggilnya. Ezra berbalik.

Andreas keluar dari ruangan timnya saat itu, bertukar sapa dengan Ezra sekilas sebelum Ezra kembali menghampiri Theodore.

"Apa lagi?"

"Apa kau sadar hari ini Andre nampak aneh?" bisiknya.

Ezra mengernyit. "Maksudmu?"

"Kau ingat hari itu saat kita mencuri dengar?"

Ezra terdiam. Pikirannya membawa ia menyelam memori beberapa hari lalu ketika tak sengaja mereka mendengar pembicaraan Andreas.

"Kau tahu, aku tadi kepikiran sesuatu," ujar Andreas kala itu.

"Apa? Tentang maling ayam tadi?" sahut lawan bicaranya.

Andreas menggeleng. "Bukan. Kau ingat federasi Rusia yang sempat bos singgung saat rapat?"

"Oh, itu. Field ... Field ... apa?"

"Sorfield."

Lawan bicaranya mengangguk. "Ada apa dengan itu?"

"Kalau mereka benar-benar merudal tempat ini, bagaimana?"

"Apa ... maksudmu?"

"Jika saja misalnya ada seseorang yang sengaja mengadu domba antara Rusia dan Cassa ... sebut saja melalui Sorfield dan CIA. Bagaimana menurutmu?"

"CIA Amerika?"

Andreas mendecak. "CIA. Kita ini."

Lawan bicaranya ber-oh ria. "Tidak akan ada yang berani melakukannya."

"Oh ya?"

"Memangnya siapa yang mau menghancurkan Belascore?"

"Aku, misalnya," Andreas berbisik—sedari tadi sudah.

"Ya, kalau kau sudah kehilangan akal sehat."

Andreas terkekeh. "Lucu, kan?"

"Lucu matamu. Kau bilang akan membunuh orang-orang tak bersalah, dan kau menyebutnya lucu?"

"Hanya perumpamaan."

"Gila," tutur Ezra.

Theodore masih berbisik. "Apa hanya aku yang merasa Andreas akan sungguh melakukannya?"

"Itu rencana besar dan rumit, jangan ngawur."

Theodore mengedik.

***

Dua pria itu sedang berhadapan sekarang. Sedari tadi perasaan Andreas sudah campur aduk tak tentu dan jantungnya mencelus.

"Ada seseorang yang berencana mengadu domba Rusia dan Cassa. Apa Kapten tahu?" tutur bos.

Andreas terdiam. Bajingan.

"Kalau tidak salah namanya Andreas Mahendra, kapten Tim B." Bos mengangkat tangannya ke meja dan menopang siku. "Benar, kan?"

"Tidak, Pak—"

"Apanya yang tidak?"

"Saya bisa jelaskan."

"Silakan."

Andreas menelan ludah. "Saat itu kami hanya bergurau, dan itu hanyalah salah satu candaan—"

"Kami? Oh, kau mengajak orang lain melakukan itu?"

Anjing. Bos terus saja memotong ucapan Andreas. "Tidak, Pak. Itu sungguh hanya candaan," katanya.

"Sebuah candaan yang akan berujung sungguhan. Kau tahu, ucapanmu itu bisa menyebar bahkan sampai di telinga Rusia! Kau tahu itu?!" bentak bos dengan nada meninggi di akhir.

"Maaf, Pak."

"Sudahlah. Silakan keluar. Akan kucari penggantimu sebagai kapten yang lebih becus."

"Pak—"

"Kau dipecat."

***

Initials : The First [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang