Chapter 1 - The Brothers

78 11 0
                                    

-Shin Ye Eun-

"Terima kasih ahjussi,"

Hari ini hari pertamaku pindah ke Seoul. Kota yang sangat jauh lebih besar daripada tempat dimana aku dibesarkan. Sepertinya aku tidak perlu menyebut itu dimana, tempat itu daerah kecil.

Tapi. Aku jamin tempat itu indah. Dengan laut dan pantai dimana-mana.

Beruntungnya aku mendapatkan sebuah apartemen dengan fasilitas yang cukup bagus untuk ukuran anak muda sepertiku, dengan harga murah tentunya.

Aku membungkukkan badanku sekali lagi kepada seorang ahjussi pengantar jjajangmyeon yang sudah kupesan. Baunya benar-benar membuat perutku berbunyi dengan kencang.

Setelah seharian aku membereskan barang-barang dan menatanya, Perutku minta diisi dengan asupan gizi rupanya. Aku bahkan belum makan apapun sejak pagi.

Aku berlari menuju pintu lift setelah kulihat pintunya terbuka. Bagaimana pun menggunakan tangga bukan ide yang bagus untuk sampai di apartemenku di lantai 12.


"Tunggu!" Seru seseorang.


Aku cepat-cepat menekan tombol untuk menahan pintu lift.

Ternyata seorang laki-laki. Dengan masker hitam menutupi setengah wajahnya.

Dia berlari dengan sangat kencang. Kurasa. Karena Napasnya sangat terengah-engah.

Mwoya. Apa dia habis lomba marathon? Semalam ini?

"Terima kasih," ucapnya tanpa memandangku. Aku pun hanya mengangguk kecil.

Untuk sebuah pertemuan pertama, kurasa aku kurang menyukainya.

Hey, tidak sopan bukan? Berterima kasih tanpa memandang kearah seseorang. Ini Korea, dan semua penuh dengan budaya kesopanan.

Selama beberapa menit dia hanya diam. Tidak memencet tombol lantai manapun. Hanya diam dan membiarkan lift naik begitu saja.

"Permisi, Mau kelantai berapa?" Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.

Dia sedikit terkejut karena keheningan tadi pecah oleh suaraku.

"Sudah benar begitu," balasnya cuek. Lagi-lagi dia tidak menatapku. Hanya melirik sedikit lalu menatap pintu besi di depannya.

Heol! Harga diriku sedikit terluka. Apa pintu besi itu lebih menarik untuk dipandang?


TING!




Detik selanjutnya pintu itu terbuka dengan lebar, itu artinya kami sama-sama sampai di tempat tujuan kami.

Kami tinggal di lantai yang sama. Setidaknya itu yang aku tau.

Aku berjalan keluar lebih dulu, memotong langkahnya. Jujur saja aku buru-buru menyantap makananku dan juga aku tidak ingin berlama-lama dengan laki-laki itu. Cukup beberapa menit saja.

Apartemenku berada di paling ujung lorong, tentu saja akan memakan sedikit waktu untuk sampai disana.

Aku mempercepat langkahku.


Tapi. Tunggu dulu.


Aku bisa mendengar langkahnya dibelakangku.

Semakin dekat...

Dan semakin dekat...

Bukannya ingin menuduh, tapi memang.. sedikit aneh, bukan? Kenapa juga aku bisa langsung berpikir jika dia adalah tetanggaku?

Love Euphoria [BTS FF] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang