Terkadang mimpi lebih indah dari kenyataannya.

72 13 1
                                    

"Aku ada dimana?" Kataku dengan penuh tanda tanya

"Hi, ayo kesini ikut aku." Ucap seseorang pria yang tiba-tiba menarik tangan ku.
"Eh, kamu siapa?, Mau dibawa kemana aku?." Aku yang sangat bingung bertanya namun tak ada satupun jawaban dari pria tersebut.

Hingga pria tersebut berhenti dan menatapku dengan senyuman yang sungguh manis terukir di bibirnya.
"Halo, aku Gholan. Selamat datang di duniaku, disini sangat sepi dan tiba-tiba saja aku melihat kamu dan langsung menarikmu untuk bermain bersamaku disini. Ehm, ngomong-ngomong nama kamu siapa?." Dia pun memberikan tangan nya untuk berjabat tangan namun aku menolaknya karena aku sangat bingung dengan tempat ini.
"Apa? Maksudku dimana Papa, Mama dan Michael?" Kuajukan lagi pertanyaan yang membuatku sungguh penasaran dengan keberadaanku ini.
"Hahaha, jangan takut aku tidak akan menculikmu, tenang saja sebentar lagi kau pasti akan bertemu dengan Papa dan Mama kamu lagi." Dengan sangat keras dia terbahak-bahak menertawaiku. Walaupun aku juga bingung mengapa dia tertawa.

   Cahaya mentari yang bersinar membangunkan ku dari mimpi aneh itu.
   "Pagi sayang, bangunlah, bukankah hari ini adalah hari pertamamu masuk SMA?"kata Ibu yang sambil membuka gorden kamar ku.
"Astaga, kenapa mama baru bangunin aku? Sekarang pasti aku udah terlambat" aku yang kaget dan melupakan mimpiku,  langsung melihat jam kemudian lari mengambil handuk dan segera menuju ke kamar mandi.
"Pagi om" Sapaan seorang pria kepada ayahku dan tentu saja dia adalah Michael sahabat terbaikku sekaligus tetanggaku.
"Pagi El, pagi-pagi udah siap aja kamu, sini masuk kita sarapan sama-sama" kata ayah ku pun setelah melihat Michael berdiri di depan pintu rumah ku, dan Michael pun langsung melangkahkan kaki menuju ruang makan keluargaku.
"Om, Tante, Lala mana?" Tanya Michael sambil melihat ke sisi rumahku.
"Duduklah dulu Michael, Lala baru mandi, ntar juga pasti dia akan turun"Kata ibu yang duduk disamping ayah sambil mengoleskan selai ke roti ayah.
   Dan turunlah wanita berambut panjang dari lantai dua menuju ruang makan, dan terlihat sepasang kekasih yang menatapnya dengan senyuman. Aku pun langsung menarik kursi yang berada di samping Michael dan kemudian duduk disampingnya.
"Pagi, Pa, Ma, El" sapaan ku kepada kedua orang tuaku dan kepada sahabat terbaikku sambil mengoleskan selai roti.
"Pagi La, tumben kamu nggak ngikat rambut?" Dengan senyuman papa bertanya dan menjerit kesakitan karena dicubit pelan oleh ibu"
"Emang kenapa om, klo Lala menguraikan rambutnya, dia kelihatan cantik kok bahkan lebih cantik daripada jika rambutnya diikat" kata Michael dengan senyuman dan menatapku sehingga membuatku tersipu malu. Dan terlihat sepasang kekasih yang memperhatikan kami sambil saling bertukar pandang  dan tersenyum.

   Setelah makan aku pun langsung  ke ruang tamu dan mengambil sepatu kemudian segera bergegas kesekolah.
   "Pa, Ma, Lala berangkat dulu yah" kata ku sambil mencium punggung tangan kedua orang tuaku secara bergantian.
"Michael juga pamit yah Om, Tante." Melakukan hal yang sama yang kulakukan, yaitu mencium punggung tangan kedua orang tuaku secara bergantian.
"Iya, hati-hati jaga anak om yah, jangan deket-deket ntar nggak bisa lepas loh" dengan tertawa ayah meneriaki kami dan menjerit kesakitan lagi karena dicubit pelan oleh ibu sambil beranjak masuk kedalam rumah. Dengan tersipu malu aku dan Michael pun berangkat menuju sekolah.
  
"La, pegangan yang kuat aku mau balap, udah terlambat nih." Sambil tersenyum cowok itu memintaku.
"Ini juga udah pegangan." Sambil ku pegang pundak Michael itu dan tersipu malu.
"Hmm, yaudah deh." Dengan cepat Michael pun menancap gas motornya karena memang kami sepertinya akan terlambat dihari pertama.

  

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang