Waktu menunjukan pukul 19.00.
"Enak banget deh rasanya kalo udah mandi gini, huh." Kataku pun sambil menghembusakan nafas.
"Ini jam berapa yah?" Mataku yang langsung melihat jam yang ada di meja belajarku. "Eh iya lupa lagi suratnya." Akhirnya kubuka surat yang ada di meja itu.Perutku pun mulai berbunyi.
"Ya ampun, nih perut." Kata ku yang kemudian melangkahkan kaki menuju dapur.Makan bersama keluarga dan tertawa bersama adalah saat-saat yang harus selalu diingat.
"Oh iya, Ma, tadi El datang yah?" Tanyaku disela-sela tawa kami
"Cie, baru sehari nggak ketemu aja udah nyariin." Kata papa pun yang langsung membuatku kesal.
"Bukan gitu pa, soalnya El nulis surat diatas."
"Tuh kalau udah tau ngapain nanya lagi." Kata papa pun menatapku dengan senyum yang sedikit meledek.
"Udah, habisin lah makananya. Nggak usah dengerin papa kamu ini." Kata mama yang sedang bertukar pandang dengan papa yang kelihatannya sedikit kesal.*Line*
La. (Michael Pranata)
Apa? (Amanda Pricilia)
Dih, jutek banget yah neng. (Michael Pranata)
Alay, eh el kamu yang nulis surat kan. (Amanda Pticilia)
Iya, nggak apa-apa kan? (Michael Pranata)
Yah apa-apa lah, kok kamu nulis di buku favourite aku sih! (Amanda Pricilia)
Yah mana aku tau itu buku favourite kamu. (Michael Pranata)
Makanya nanya dulu. (Amanda Pricilia)
Kan kamu tidur.(Michael Pranata)
Yah bangunin aku aja. (Amanda Pricilia)
Kalau bangunin kamu, buat apa aku nulis surat lebih baik aku bilang langsung. Lagian yah aku nggak enak bangunin kamu tidurnya nyenyak banget juga. (Michael Pranata)
Serah, aku mau ngerjain PR dulu. Byee (Amanda Pricilia)
Lah? Yaudah deh mungkin nanti aku udah tidur duluan semoga cepet selesai PR nya, Good Night La🖤 (Michael Pranata) *read"Ini PR banyak banget sih, udah gitu susah-susah lagi, udah jam 11 lagi. Mending aku lanjut disekolah aja kali yah atau aku oh iya nanya Amel aja."
*Line*
Mel, PR kamu udah selesai belum? (Amanda Pricilia)
PR yang mana La? (Diana Amelia)
Matematika yang kemarin dikasih bu Rosma.(Amanda Pricilia)
Oh itu, belum sih, kamu gimana udah selesai.(Diana Amelia)
Belum, gimana nih, bu Rosma galak banget lagi. (Amanda Pricilia)
Yaudah kita kerjain sama-sama aja lah besok disekolah, mungkin aja Naufal udah selesai atau kalau nggak kita bisa nyontek sama yang lain. (Diana Amelia)
Yaudah deh, besok aku cepetin datang kesekolah. (Amanda Pricilia)
Nah, gitu kek jangan pusing-pusing amat ntar kamu cepet tua hahah. (Diana Amelia)
Dih enak aja, eh anyway kamu nggak tidur? (Amanda Pricilia)
Ntaran,aku masih chattan sama temen El itu loh. (Diana Amelia)
Darron? (Amanda Pricilia)
Iya, dia ngechat aku udah dari kemarin sih. (Diana Amelia)
Gila, demi dia doang kamu begadang hahah (Amanda Pricilia)
Nggak gitu La, aku seneng aja kalau ngechat sama dia orang nya asik. (Diana Amelia)
Yaudah, hati-hati aja ntar jatuh hati hahah (Amanda Pricilia)
Ih apaan sih La, nggak ada gitu. Aku cuman sahabat sama dia kek kamu sahabatan sama El. (Diana Amelia)
Iya, eh aku tidur duluan yah udah ngantuk nih. (Amanda Pricilia)
Oke. (Diana Amelia) *read"Stress banget tuh Amel, begadang demi darron hahah." Kata ku sambil tertawa yang kemudian langsung melemparkan badan ke tempar tidur karena sudah terlalu letih duduk di kursi belajar ini.
Michael.
Pagi yang indah adalah saat melihat nya mengukir senyuman itu di bibirnya."Eh la, tumben banget kamu rapi pagi-pagi gini hahah." Kata ku kemudian menatapnya sambil tertawa.
"PR semalem belum selesai." Jawab nya pun.
"Aduh mana PR nya coba aku lihat." Kata ku pun seraya mengambil tas nya berniat untuk mengerjakan PR nya namun gagal karena dia merebut kembali tas nya itu dengan cepat.
"Nggak usah kita sarapan aja, lagian tinggal dikit lagi kok." Katanya pun dengan senyuman manis nya itu.
"Cie ada rahasia yah, takut banget tas nya dibongkar." Kataku menggodanya.
"Ih bukan gitu el, klo kamu yang ngerjain emang sih selesai tapi lama mikirnya." Katanya yang kemudian menatap ku dengan kesal.
"Kan biar jawabannya bener, aku kan nggak ngasal kalau jawab nggak kayak kamu." Kataku pun yang langsung membuat nya marah.
"Enak aja yah, aku tuh ngerjainnya dari pengetahuan yang aku punya nggak ngasal." Marah nya yang mulai memuncak.
"Iya deh iya." Aku pun menatap nya dengan senyuman dan dia hanya membuang muka.
"Jangan sering-sering berantem ntar-, aduh duh sakit hon." Kata papa Lala yang menjerit kesakitan karena dicubit oleh mama Lala.
"Ntar apa om?" Kata ku pun dengan penuh kebigungan.
"Gapapa." Ucap mama Lala.Aku dan Lala pun bergegas kesekolah tak lupa kami melakukan kewajiban kami yaitu mencium punggung tangan kedua orang tua Lala.
"Hati-hati yah El bawa Lala nya." Kata mama Lala.
"Pasti Tante." Kataku pun yang langsung bergegas pergi. Menarik tangan gadis cantik disampingku dengan wajah cemberutnya.
"Kamu kalo marah-marah gini, makin cantik deh bikin gemes." Kata ku pun kemudian mencubit pipinya yang emang buat gemes itu.
"Sakit El sakit." Katanya pun
"Pelan juga."
"Iya tapi tetep sakit ih."
"Yaudah maaf"
"Hooh" gadis itu pun langsung naik kemotor dan memegang pundak ku namun kutarik tangannya untuk melingkari pinggangku.
"Gini aja yah, jangan di lepas." Kataku
"Ih paan sih." Katanya yang berusaha menarik tangannya namun gagal karena pertahanan ku menahan tangannya sangat kuat.
"Udah gini aja yah La, please." Pintaku kemudian dia tak lagi ingin melepaskan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
RomansaMungkin semua tidak dapat diungkapkan dengan kata namun jika dia mempunyai perasaan yang sama, maka tak perlu untuk menyatakannya melainkan dia akan mengerti dengan sendiri nya.