Sesampainya disekolah aku pun membukakan helm yang ada di kepala Lala, dan menuju kelas nya namun yang membuat kali ini berbeda selama perjalanan tadi gadis cantik disampingku ini hanya terus terdiam tanpa ada satu katapun.
"La, kamu kenapa?" Kata ku yang sudah tak mampu menahan rasa penasaran ini.
"Gapapa." Jawabnya pun
"Trus kenapa dari tadi kamu diam-diam aja."
"Kamu kan nggak nanya, jadi buat apa aku ngomong."
"Yah kamu ngomong aja gitu cerita tentang sekolah, kemarin kan aku nggak datang. Oh atau nggak kamu ngomongin mama sama papa kamu, atau tentang kita or whatever lah."
"Kita?"
"Iya, persahabatan kita."
"Maksudnya?"
Tiba-tiba Amel datang
"Hai La, El." Sapanya kepada aku dan Lala yang daritadi hanya mengobrol di depan koridor.
"Eh Amel." Jawab Lala pun yang kelihatannya kaget melihat Amel.
"Iya, La sorry banget yah tadi aku ganggu, kalian lagi ngomongin apa sih emang?, kayaknya serius banget deh."
"Eh nggak ngomongin apa-apa kok Mel." Jawabku lun dengan sedikit gugup.
"Aelah, pake acara diem-dieman lagi." Kata Amel pun langsung membuatku melotot kepadanya.
"Bahas apa sih, nggak ngerti huh." Kata Lala yang kelihatan bingung. "Oh iya Mel, PR Matematika kamu udah selesai?" Lanjutnya.
"Belum lah, kan aku mau ngerjain disekolah, kamu gimana udah selesai belum?" jawab Amel
"Baru setengah doang, yaudah kalo gitu kita langsung kekelas aja yuk nyari jawaban." Kata Lala yang langsung berlari menuju kelas meninggalkan aku dan Amel
"Yaudah ayok, eh La tunggu, bye El." Kata Amel yang langsung menyusul Lala.
"Eh- yah ditinggal." Mereka yah bener-bener emang suka banget ngerjain PR di sekolah.Lala.
Udah dapet guru killer PR nya banyak banget lagi, susah yah emang jadi anak sma.
"Mel, aku udah selesai nih, kamu gimana?" Tanyaku kepada Amel yang kelihatannya masih menulis.
"Dikit lagi, kamu kembaliin aja dulu nih buku Naufal keburu ntar Bu Rosma datang kita udah nggak bisa gerak lagi deh."
Kata Amel yang langsung memberikan buku Naufal itu. Yah emang sih di antara kami bertiga itu cuman Naufal yang bisa dibilang lebih encer otaknya.
"Fal, nih buku kamu, thanks yah anyway." Kata ku pun yang langsung membalik badan.
"Sip masama." Jawabnya, tanpa perlu kulihat aku sudah menebak kalau naufal ngucapin itu pasti sambil tersenyum.Yah dan guru killer pun datang huh menyebalkan sih pagi-pagi bangun berangkat sekolah demi PR yang belum selesai.
"Pagi anak-anak." Sapanya pun saat memasuki kelas.
"Pagi bu." Jawab kami serentak.
"Ada PR kan? Sekarang kumpul!" Jahad emang sih gurunya otaknya encer sampai ingat banget kalau ngasih PR.
"Eh, jangan dulu, ibu periksa sambil absen aja." Yah udah mau maju eh batal emang sih yah se encer-encernya guru ini dia itu labil banget.
"Kumpul aja deh bu." Kata anak laki-laki yang ada di kursi paling belakang.
"Kenapa? Kamu pasti nggak ngerjain." Kata ibu Rosma dengan mata yang melotot.
"Eh, bukan gitu bu heheh." Jawab anak laki-laki itu dengan nada pelan yah kayaknya dia lagi ketakutan karena nggak kerja PR deh hahah.
Sambil nungguin nama aku dan Amel cerita-cerita tentang surat dan perubahan El.
"Eh, Mel, aku mau cerita nih yah, belakangan ini semenjak kelas 9 sih tepatnya El tuh agak berubah gitu." Kata Ku kepada Amel.
"Berubah kayak gimana maksud kamu La?" Tanya Amel.
"Yah dia kata-kata nya udah wisely banget gitu udah kayak bapak-bapak hahah."
Kataku sambil tertawa.
"Hmm, dia makin perhatian gitu sama kamu?" Tanya Amel.
"Iyalah, dia kan sahabat aku, aku aja perhatian sama dia." Jawabku pun dengan sedikit bingung atas pertanyaan Amel.
"Nah, that's mean you consider El is special for you and vice versa." Kata Amel sambil tersenyum kepadaku dan memainkan matanya itu dan aku yang seperti orang bego terus mengerti kan kata-kata Amel.
"Maksudnya?" Tanyaku dengan bingung.
"Udah lah, kamu dijelasin seabad pun gabakal ngerti." Jawab Amel dengan sedikit kesal.
"Lah, yaudah deh."
"Lagian kamu sih, polosnya kebangetan."
"Eh, aku bukan anak kecil loh!"
"Yang ngatain kamu anak kecil siapa?"
"Lah, tadi."
"Udah lah, lupain aja."
"Hey, kalian, ada apa kenapa ribut-ribut? Kalian kalau nggak mau belajar keluar, jangan ganggu jam saya!" Kata bu Rosma pun yang langsung membuat kami sekelas diam tak berkutip. Aku dan Amel pun sangat kaget yah emang sih soalnya suara bu Rosma keras banget. Udah gitu matanya melotot lagi. Huh aku sama Amel yah diam aja. Nyari mati kalau ngomong.Akhirnya melewati guru killer pun selesai hari ini, lelah banget duduk kayak patung di kursi. Kerasa udah bukan manusia lagi narik nafas aja susah banget.
"Finally." Kata Amel dengan tersenyum riang.
"Hahah aku capek banget sumpah."
"Iya, tuh guru nggak berperi kemanusiaan banget."
Dan tawa kami pun pecah.
"Eh Mel kekantin yok."
"Ntaran deh La yah, aku nyusul aku mau ngomong sama Naufal dulu daritadi tumben banget soalnya dia diam banget gitu."
"Iya sih, yaudah aku ke kantin duluan yah salemin Naufal." Kata ku pun yang langsung pergi menuju kantin.Amel.
Diam adalah cara yang palih ampuh untuk menyembunyikan perasaan seseorang, dan hanya orang terdekat yang dapat mengerti itu."Fal, kamu kenapa sih? Dari tadi diam-diam aja sendiri, kalau ada masalah kamu cerita aja ke aku sama Lala." Kata ku yang menghancurkan lamunanya.
"Eh Mel, luh nggak kekantin, aku gapapa kok." Jawab nya pun yang tampak kaget atas pertanyaan ku.
"Bohong, kamu bohong." Kata ku pun, yah aku tau sekali dia sedang berbohong tampak sekali diwajahnya.
"Aku nggak bohong Mel, aku gapapa, aku semalem begadang ngerjain PR jadi mungkin kecapean aja." Jawab nya pun yang berusaha meyakinkan ku.
"Yaudah deh, kekantin yuk, Lala udah nungguin kita."kata ku pun sambil menarik tangannya dan langsung menuju kantin.
"Eh tapi Mel." Katanya pun.Michael.
"La kamu lama banget sih." Kata ku dengan nada kesal.
"Aelah, kamu kan tau hari ini tuh bu Rosma, ngerti lah." Jawabnya pun.
"Yaudah pesan bakso aja cepet."
"Sabar kali ish."
"Eh, La aku juga yah, special!!" Kata Darron
"Enak aja yah kamu nyuruh-nyuruh Lala." Kata ku.
"Dih, alay banget, lagian cuman suruh pesenin aja juga, ntar juga aku yang bayar." Kata Darron.
"Hooh." Kata Lala pun. Kemudian beranjak pergi untuk memesan bakso.
"El, Dar, Lala mana?" Tanya Amel yang baru saja menghampiri kami.
"Pergi mesen bakso." Jawab Darron. Yah tingkah kedua anak itu saat bertemu emang ngancurin dunia tapi walaupun begitu lucu juga sih Darron sama Naufal always make us laught.
"Yaudah aku mau mesen juga, kamu juga makan kan fal?" Tanya Amel pun kepada Naufal.
"Iya." Jawab Naufal.
"Aku nggak ditanya nih?." Kata Darron pun dengan nada alay.
"Yaudah, kamu juga mau aku pesenin bakso?" Tanya Amel pun kembi kepada Darron.
"Eh nggak usah tadi udah dipesenin sama Lala." Jawab Darron pun dengan tersenyum.
"Sabar yah sabar." Kataku pun dengan gaya memegang dada alay sih hahah.
"Terserah!" Jawab Amel pun yang langsung beranjak memesan bakso dengan wajah yang kesal.Sahabat adalah seseorang yang selalu ada buat kita, membuat kita tertawa dan takkan meninggalkan kita disaat kita sedang susah dan sangat membutuhkan mereka.
Selesai makan kami pun langsung kekelas malenjutkan pelajaran kami hingga bel pun berbunyi dan kami pun pulang. Hari yang sangat melelahkan. Waktu menunjukkan pukul 02.30 dan kami pun sampai dirumah.
Lala.
Sangat menyenangkan bersama sahabat.
"El, masuk dulu." Ajakku kepada El.
"Hmm yaudah deh." Jawab nya pun dan kami langsung masuk.
"Eh non, udah datang, makanannya ada di meja yah non, baru aja bibi selesai masak." Kata bibi setelah kami masuk rumah.
"Wah enak banget nih kayak nya bi baunya sampai diluar hahah." Jawab El pun dan langsung menuju dapur. Udah kerasa rumah sendiri emang tuh anak.
"Kerasa rumah sendiri yah pak?" Tanyaku pun dengan nada kesal.
"Dih hahah bukan cuman bakal serumah bu, tapi sekamar juga sih kalau boleh hahah." Jawabnya pun yang membuatku semakin kesal.Selesai makan El pun pulang dan aku langsung menuju ke kamar, mandi dan membuang tubuh yang sangat letih ini keatas tempat kesayanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
RomansaMungkin semua tidak dapat diungkapkan dengan kata namun jika dia mempunyai perasaan yang sama, maka tak perlu untuk menyatakannya melainkan dia akan mengerti dengan sendiri nya.