Pernah sekali Jihoon menemukan Yoongi yang sedang memeberi makan kucing di gang terakhir sebelum sampai kerumah pada malam hari. Waktu itu Jihoon terlambat untuk mengumpulkan tugas kuliahnya dan harus mengerjakannya dengan ekstra bersama Soonyoung, yang kemudian membuatnya pulang malam-, jauh sekali dari waktu pulangnya yang biasa saat dia seharusnya selalul sampai di rumah pukul lima sampai dengan enam sore.
Jihoon melihatnya-, awalnya terlalu ragu untuk meyakini bahwa itu adalah Yoongi. yang berjongkok membelakanginya hanya untuk membantu kucing keluar dari tempat persembunyiannya karena takut. Jihoon dapat melihat begaimana punggung sempit itu bergerak untuk meyakinkan si kucing agar keluar. Jihoon dapat melihat sosok Yoongi memegang sebuah makanan kalengan yang telah terbuka. Suara manis dari Yoongi untuk membawa kucing kecil itu keluar sedikitnya bisa membuat si kucing kecil berwarna putih keabu – abuan itu keluar juga. mengeong saat menemukan makanannya dari tangan Yoongi.
Jihoon memperhatikan dengan seksama, tidak beranjak dari tempatnya. Padahal sebelumnya dirinya sudah mengumpat dengan waktu yang terkuras karena pekerjaan yang menghabiskan tenaganya dan kemudian bersumpah untuk segera pulang dan membanting diri di atas kasur, beristirahat dan bermimpi dengan indah. Tapi kemudian Yoongi memberantakkan semua list yang telah ditulisnya di dalam pikirannya.
Diam – diam Jihoon bersyukur dirinya pulang larut dan menemukan Yoongi dengan senyuman manis penuh kasih sayang di wajahnya untuk seekor kucing buangan.
Lalu kemudian, Jihoon kembali menemukan Yoongi dengan aksi heroiknya yang berhasil menangkap seekor anjing berbulu lebat yang menyebrang lalu lintas padat. Menghasilkan beberapa luka lecet ditubuhnya. Jihoon ingat sekali bagaimana wajah terkejut Yoongi saat mendapatinya berada di depan sang hyung dengan tatapan kesal-, yang Jihoon sendiri tidak mengerti kenapa dia memasang wajah kesal seperti itu. Yang ia pikirkan adalah Jihoon bergitu khawatir dengan keadaan Yoongi yang hampir menjemput kematiannya sendiri.
"Jangan lagi melakukan hal seperti itu, hyung"
Yoongi meringis saat Jihoon membersihkan luka nya saat ini. Jihoon menggerutu, hampir menekan kuat – kuat dibagian luka karena gemas sendiri dengan hyungnya yang sekarang ini. "Aku tidak melakukan apa – apa" Yoongi bersuara, menyangkal sesuatu yang dilihat Jihoon baru saja. Jihoon berdecak, tetapi kemudian berhati – hati menutup semua luka lecet dan memar Yoongi dengan plester luka berbentuk boneka lucu yang Jihoon temukan di dalam kotak p3k. berpikir sejenak kenapa keluarga Min mempunyai barang seperti ini saat itu.
"Kau hampir celaka, hyung. Apa yang kau bilang tidak melakukan apa – apa? Tsk!" Jihoon membereskan segala perlengkapan yang digunakannya. Membawa baskom berisi air hangat ke dapur dan mengelap tangannya sendiri setelahnya duduk di samping Yoongi yang memperhatikan plestes di telapak tangannya. "Memang apa yang aku lakukan? Aku hanya sedang menyebrang dan menggiring anak anjing itu ke tepian. Aku tidak melakukan apa – apa" Jihoon-, dengan matanya dapat melihat Yoongi mencibir, menyangkal bagaimana kejadian di depan matanya tadi.
"Aku melihatnya dengan kedua mata hyung, berhetilah menjadi orang yang terlalu baik!"
Nadanya meninggi. Jihoon dapat mendengarnya juga sebenarnya. Berdeham sejenak sebelum akhirnya mengulangi dengan nada yang lebih rendah, tidak ingin membuat tatapan penasaran Yoongi semakin menjadi. "jangan terlalu baik hyung, lihat situasi" Jihoon mengusap kepalanya gusar, kemudian memperhatikan Yoongi yang mendecih. Menutup matanya sejenak dan menatap ke langit – langit ruangan.
"Aku tidak melakukan sesuatu yang baik. Aku bukan orang baik" Mataya kemudian menatap lurus kedepan, berpikir keras seolah – olah ada yang salah. Dan Jihoon penasaran sekali apa itu,
"Apa yang membuatmu menyebut dirimu sendiri bukan orang baik sementara kau melakukan banyak kebaikan, hyung?" Yoongi mengerjap, memperhatikan Jihoon yang menatapnya intens. Dan itu membuatnya agak gugup. Matanya bahkan sekarang berkeliaran dari Jihoon. "Aku-, memang apa yang aku lakukan yang kau sebut kebaikan? Kau bahkan hanya melihatku menarik anjing di sekitar zebra cross tadi"
Ia mencibir lagi, tetapi wajahnya bersemu. Jihoon terkekeh dalam hati-, mennyeru betapa menggemaskannya pemuda di sampingnya ini. "dua hari yang lalu aku menemukan hyung sedang memberi makan kucing kecil di gang depan. Lalu kemarin aku menemukan hyung yang sedang membuangkan sampah untuk seorang nenek di kompleks sebelah, lalu tadi kau hampir mati karena menyelamatkan seekor anjing yang berlari ke tengah jalan raya. Apanya yang kau sebut menarik anjing di zebra cross?"
Gentian Jihoon mencibir, membuat Yoongi semakin gugup. Menatapnya tidak percaya. "Kau menguntit ku bocah" Yoongi menghela napas gusar. Berdiri dari tempatnya dan berkacak pinggang, menatap tajam Jihoon yang merasa supprise dengan sifat Yoongi yang seperti ini. hampir seruan woah keluar dari bibirnya, tetapi kemudian ia tahan dengan cepat. Tidak ingin terlihat lebih aneh lagi kemudian.
"Yah, aku bukan bocah" Jihoon berdecak, ikut bangkit dan menurunkan kedua tangan Yoongi dari pinggang. Butuh keberanian sebenarnya karena Jihoon sedikitnya masih canggung-, yang kemudian membuatnya lebih rileks. Yoongi di depannya saat ini terlihat seperti anak kecil yang manis sekali. Jihoon hampir saja mengelus kepala Yoongi dengan gemas.
Yoongi itu tipikal tsundere-, sama seperti dirinya sebenarnya. Tapi entah kenapa, berada di sekitar Yoongi, Jihoon tidak mendapati hal itu di dirinya. Semuanya sepenuhnya berlari kepada Yoongi. dan dia menerima itu dengan tangan terbuka. Yoongi-, yang ini mampu membuatnya seolah menjadi dirinya sendiri yang blak – blakan. Dan Jihoon suka itu.
"Kau bocah. Kau lebih muda tiga tahun. Aku hampir menyelesaikan studiku setidaknya" Mata Yoongi berputar malas, mendorong tubuh Jihoon yang sebelas duabelas dengan dirinya. "Lain kali berhentilah menguntitku. Kalau kau bertemu orang yang kau anggap itu aku. Percayalah itu bukan aku" matanya mendelik tajam, mencoba marah yang membuatnya terllihat dua kali lipat lebih menggemaskan.
"Ingat itu, bocah?! Aku pergi dulu" Yoongi melengos pergi. Berdecak dengan lukanya sebelum menaiki tangga dan membanting pintu kamarnya kuat – kuat. Beberapa lama kemudian, saat Jihoon masih memperhatikan-, Yoongi turun dengan tas di belakangnya. Bersiap melaksanakan ritual sorenya diluar dan pulang larut malam nanti.
"Hati – hati, hyung yang berhati malaikat" Jihoon mengejek sedikit, membuat Yoongi melotot dan memukul kepalanya keras – keras.
"Perhatikan ucapanmu, anak kecil!" yang kemudian membuatnya menghilang di balik pintu rumah. Jihoon tertawa lebar, sebelum membanting tubuhnya ke atas kasur. Senang sekali rasanya.
"Dia orang yang baik"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
From Jihoon To Yoongi (Reason To Love Min Yoongi) |Hoonyoon/Soonhoon/Kookga|✔
Fanfiction[ C O M P L E T E] ✔ Soonyoung lagi - lagi harus menemui Jihoon yang mabuk di sebuah bar. Dan akhirnya dia tahu, alasan yang sebenarnya kenapa si mungil itu memilih seorang Min Yoongi sebagai tambatan hati. "Aku punya banyak alasan untuk mencintai Y...