6.Dia keras, tapi penurut

268 45 4
                                    


Ini sudah lima hari Yoongi mengurung diri di dalam kamar. Dan sudah lima hari Jihoon uring – uringan. Dia hanya melihat Yoongi sebentar saat anak itu keluar dari ruangan hanya untuk duduk di beranda dan mengamati langit sore.


Jihoon bukan tipikal orang yang mengerti bagaimana menenangkan orang lain. Dia tidak terlatih untuk itu sebelumnya. Karena dia sendiri tidak bisa menangani dirinya sendiri jika dia berada di posisi Yoongi. jadilah dia hanya membawakan beberapa cemilan setiap hari, dan kemudian mendapati cemilannya tidak tersentuh sama sekali. Jihoon frustasi sendiri, khawatir bagaimana Yoongi tidak mendapati nutrisi sama sekali. Ayah Min juga massih keras kepala tidak boleh memperbolehkan Yoongi keluar lagi dimalam hari.


Jihoon sendiri sudah cukup tertekan dengan pertentangan ayah dan anak itu. Jihoon tidak ingin melihat Yoongi yang turun ke meja makan hanya untuk berdiam diri dan tidak melakukan apapun untuk makan, sedang ayah Min juga tidak melakukan apapun untuk berbicara dengan anaknya. Sedang Ibu Min sendiri sudah cukup sulit untuk mengatur kedua orang yang sedang bertengkar.


Dan ketika hari ini Jihoon mendapati cemilannya sama sekali tidak tersnetuh, dia sudah tidak tahan untuk mendobrak pintu kamar Yoongi untuk masuk dan menemukan Yoongi. memarahinya untuk segera makan dan tidak membuatnya cemas.


"Jihoon-ah"


Yoongi menatapnya dengan tatapan tidak suka, dengan tatapan kesal dan marah-, sedikitnya. "keluar" Jihoon itu keras kepala, tidak akan keluar sama sekali meski diperintah seperti itu. "Tidak sampai hyung makan" ia mengeluarkan makanan berat yang sudah dipersiapkannya tadi. Meletakkannya tepat di depan Yoongi dan duduk dengan tegas. Tidak ingin berpindah sampai Yoongi menyentuh makanannya


"Aku tidak makan, Jihoon-ah. keluarlah dan biarkan aku sendiri" Yoongi memohon-, tetapi masih dengan ekspresi keras. Dia hanya ingin sendiri dan menghabiskan waktu berdiam diri dan menyakiti dirinya sendiri. Sedangkan Jihoon hanya ingin melihat Yoongi makan dan tidak menyakiti dirinya sendiri. Jihoon hanya-, terlampau cemas dan tersakiti jika melihat hyung-nya berantakkan seperti ini.



"Makan dan aku akan keluar"



Jihoon masih bersikeras, dan Yoongi mendesah kasar. Melemparkan kepalan tangannya ke atas kasur, kemudian beranjak berdiri untuk menendang kursi komputernya. Menatap marah Jihoon. Emosinya berada di ubun – ubun, Jihoon bahkan bersiap untuk pukulan yang akan diterimanya dari Yoongi. tapi kemudian, tatapan itu berubah menjadi sendu. Yoongi hanya mengacak rambutnya kasar, menarih sebuah pematik dan rokok dari atas nakas-, yang baru saja di sadari oleh Jihoon yang sekarang terkejut.


"Hyung-, kau.. merokok?"


Yoongi berdecih, kemudian keluar kamar hanya untuk menuju ke balkon. Duduk dengan nyaman di atas lantai yang dingin, menatap langit sambil menyesap rokok. Jihoon mengikuti, merasa marah bukan main. "Hyung!"


Yoongi menoleh, mengangkat salah satu alisnya untuk nada tinggi yang Jihoon keluarkan padanya. Ia terkekeh sinis, lalu melanjutkan kembali kegiatannya. Jihoon menggeram, meraih rokok Yoongi dan menginjakknya. Ia memutar bahu Yoongi dengan kasar. "Hyung! Sadarlah! Kau tidak boleh melakukan ini sekalipun kau frustasi!"


"Aku tidak frustasi, Jihoon!"


Suaranya tegas, tetapi tidak dengan nada tinggi. Hanya geraman, yang membuat Jihoon terkejut dengan kilat kesedihan yag tiba – tiba mampir di mata Yoongi. menunjukkan seberapa sedih dia hanya dengan bentakkan Jihoon tadi. Frustasi dan kesedihan yang menggenang di dalam hati perlahan hampir tumpah, jika saja Yoongi tidak cepat – cepat membuang wajah dan kembali menghidupkan salah satu batang rokoknya lagi. Menyesap dengan damai-, diam – diam berusaha untuk tidak menunjukkan emosinya yang sebenarnya.


Jihoon terdiam cukup lama. Ada sesuatu yang menabraknya, menyadarkan dirinya sendiri. Ia menghela napas. Dengan lembut meletakkan tangannya di kepala Yoongi untuk mengusapnya perlahan. Dia dapat merasakan Yoongi yang tegang, melihatnya dengan tatapan bertanya dan terkejut. Tapi Jihoon hanya menunjukkan senyuman kecil.


"Setelahnya makanlah Hyung. Kau hanya butuh nutrisi. Aku tidak mau kau terlihat kurus terus – menerus. Jangan biarkan aku menemuimu di rumah sakit kedepannya"


Jihoon berbalik, bersiap meninggalkan Yoongi untuk menenangkan dirinya. Tapi sebelum itu ia menghela napas berat, menatap tubuh Yoongi yang meringkuk di tempatnya.


"Makanannya masih di kamarmu, hyung, aku ingin itu sudah habis setelah aku pulang nanti. Jaga dirimu baik – baik Yoongi hyung"


Dan kemudian, untuk kejutan. Jihoon mendapati nampan makanan yang bersih di malam hari setelah ia kembali. Dan meninggalkan senyuman di wajahnya. Bersyukur bahwa Yoongi mendengarkannya untuk ini.








...

[]


From Jihoon To Yoongi (Reason To Love Min Yoongi) |Hoonyoon/Soonhoon/Kookga|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang