"kita sudah sampai!" Keven tersenyum senang dan ceria.
Sekarang mereka sudah sampai di apartemen Keven. Mereka memilih untuk tinggal di apartemen Keven ketimbang dirumah lama mereka.
Rumah lama mereka yang menyimpan masa lalu bersama papi mereka. Masa kecil, kebahagiaan, serta kesedihan yang teramat dalam.
"e-eh! Kamu kenapa bawa koper itu!" Keven langsung mengambil koper yang diangkat oleh Sayo. Ya gitu, Sayo koper nua gak ditarik tapi diangkat.
Keven memberikan Sayo sebuah tas yang lebih ringan. "nih kamu bawa yang itu aja"
"oke deh makasih bang" ujar Sayo tidak ambil pusing. Toh, dengan begini ia tidak akan keberatan membawa barang.
Lasha dan Sayo akan tidur di kasur sedangkan Keven akan tidur di sofa. Mereka semua sibuk dengan aktivitas sendiri.
Sekarang Sayo sudah merasa sangat mengantuk. Ia terlalu lelah hari ini. "mi, bang, aku tidur ya" ujar Sayo yang di-iyakan oleh Lasha dan Keven.
•••
Cuitt.. Cuit..
Suara burung peliharaan yang berbunyi diluar membangunkan Sayo yang masih setengah sadar.
"dek sayo.. Bangun nak" ucap Lasha--ibu nya Sayo
"iya mami" jawab Sayo dengan setengah sadar dan mata yang belum terlalu terbuka
Dengan tertatih, Sayo menuju kamar mandi untuk mencuci muka dahulu karena Sayo tipe anak yang tidak bisa mandi pagi.
Bagaimana jika mau sekolah?
Jawabannya ialah, Sayo selalu mandi di sekolah.
Setelah mengumpulkan nyawa, Sayo pun berganti pakaian dan turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi Mami!" sapa Sayo sembari berjalan dari tangga.
"Pagi Sayang. Ayo duduk. Ada yang mau mami omongin" perkataan Lasha membuat Sayo bingung dan penasaran.
Tunggu!
De javu..
Mengapa Sayo merasa de javu?
"hari ini kamu gak usah sekolah dulu ya?" ujar Lasha.
Sayo kebingungan. "kenapa mi? Kalo gak sekolah aku gak mandi dong mi" gerutu Sayo.
Sedangkan Lasha tertawa. "ya kamu kan bisa mandi dirumah, Sayo"
Banyak pertanyaan yang ada di benak Sayo. Setelah de javu untuk yang kedua kali nya, tapi sekarang berbeda alur lagi.
"mi" panggil Sayo tiba tiba yang membuat aktivitas Lasha terhenti.
"kenapa dek?" Lasha terlihat bingung.
"bang Keven mana?" tanya Sayo.
Lasha terlihat terkejut sekaligus bingung. "tumben kamu nanyain Keven? Bukan nya kamu lagi berantem sama dia?"
Sayo tersentak. Benarkah kejadian ini nyata? Apa yang sebenarnya terjadi pada diri nya?
"aku mau ketemu Bang Keven"
"e-eh? Tapi ada yang mau mami omongin--"
•••
"mi, aku pergi dulu ya!" ujar Sayo terburu buru. Bagaimanapun juga, ia harus memecahkan semua teka teki ini.
"hati hati sayang" ujar Lasha.
Sayo terburu buru memakai sepatu dan segera ingin bertemu Keven.
Lho?!
"Sayo!!"
Grepp!
"aduhh! Araaas!" gerutu Sayo karena Aras tiba tiba datang dan memeluknya erat.
Aras cemberut. "kok lo gak masuk sekolah sih?"
"gue lagi ada urusan, Aras" ujar Sayo pelan.
Aras cemberut lagi. "eh? Btw, lo mau kemana nih?"
"ketemu bang Keven"
"tumben? Ada apa?"
"kepo deh lo" ujar Sayo. Ia berusaha agar Aras tidak mengetahui semua masalah ini.
Aras tiba tiba tersenyum malu dan pipi nya merah. "e-eh! Gue ikut dong"
"lah? Ngapain?" tanya Sayo.
"mau ketemu Bang Keven, hehe" ujar Aras tersipu.
Sayo hanya memutar kedua bola matanya dan mengangguk tanda menyetujui permintaan Aras.
Karena ia tahu, jika tidak mengajak Aras bertemu Keven, maka Aras akan mendiamkan nya berhari hari.
"yes! Kita sampe!" sorak Aras ceria.
Gue harus bisa mecahin teka teki ini.
•••
Tbc.
Kalo author bikin teenfiction ada yang mau baca gak yeu hehe.
^ini nanya doang kok
author masih harus ngerjain mpsb dan sred :")
Edit :Oh ya btw ada yg mau nanya2 gak hehe bebas sih apa aja, nanti dijawab di chapt selanjutnya kalo ada yg mau ditanya hehe ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCOPATH STEP BROTHER
Mystery / ThrillerBagaimana rasanya jika kakak tiri mu adalah seorang psikopat? Highest rank ✨ • 1 - thriller (08/08/18) Start ; 5 April 2018 End ; 26 May 2020