"Daichi... " kataku bersender di pintu.
Entah sejak kapan aku menjadi tidak suka dengan nama itu. Aku mulai lelah dan kakiku tidak sanggup menumpu badanku terlalu lama. Aku terjatuh dalam keadaan duduk dan masih menyender ke pintu.
Aku menekuk kakiku dan menyembunyikan wajahku di belakang kakiku.
"Sudahlah Miwa jangan menangis" kataku menyemangati diriku sendiri.
Aku berhenti menangis dan merebahkan badanku di kasur rasanya aku dapat mengubah moodku dengan mudah.
Setelah 5 menit aku rebahan, aku mulai bosan dan mengambil ponselku menatap, menyalakan, lalu memainkan nya.
Aku melihat chat ponselku itu sepi tapi ada satu yang menarik perhatianku di ponselku itu, yaitu ada chat dari temanku Gemma.
'Woy' pesan pertama yang buat aku berdecak.
'Miwa, tadi kamu meratiin cowok ya? Itu lho pas pulang sekolah' aku mulai serius memandang pesan kedua itu.
Tak lama ada panggilan masuk itu tak lain panggilan dari Gemma.
Aku mengangkat panggilan masuk itu.
"Miw" suara Gemma terdengar ingin menggodaku.
"Apaan coba Gem? Kamu bilang aku meratiin cowok?" emosi ku dapat di kontrol sebenarnya tapi kali ini masalah yang aku tak suka ungkit jadi aku tak bisa mengontrolnya.
"Hehe Miw habis kamu kayak melonggo gitu ngeliatin adik dari kak Ashina" Gemma terdengar sangat ingin menertawakan ku.
"Kak A..shina? Aku aja ga kenal ama kakak yang kamu bilang itu" mukaku terlihat sangat merah karena kesal.
"Owh ga kenal ya? Kalau adiknya pasti kenal ya? " suara Gemma semakin membuat aku ingin memukulnya.
Aku tak menjawab lalu mematikan panggilan itu.
Sungguh aku benar benar kesal oleh Gemma dan memutuskan jalan jalan dengan Mian.
Aku pergi ketaman dan duduk dibangku berwarna putih, sedangkan Mian aku ikat layak nya anjing bukan kucing.
Aku membuka ponselku dan memencet grup chat sekolahku. Tangan ku mulai berkutik mencari sebuah kontak di kolom pencarian. Ashina. Itulah yang aku ketik, tidak ingin sih tapi aku penasaran.
Aku tak menemukan kontak yang aku cari, aku hanya diam dan menaruh kembali ponselku ke saku celanaku.
Aku menikmati udara di taman ini tidak lama hanya sekitar 5 menit dan kembali berjalan pulang.
Ditengah jalan Mian sangat berantusias ketika melihat kucing seumurannya berlari mendekati kami.
"Paollo!!" teriak seseorang dari belokkan yang belum terlihat olehku.
Entah keyakinanku ini benar atau tidak tapi aku melepas tali Mian dan tangkap menangkap kucing yang tadi berlari kearah ku.
Tentu saja Mian berlari karena talinya terlepas dari tanganku.
Cowok yang tadi berteriak dari belokkan sontak kaget melihat Mian berlari kearahnya, dia langsung menangkap Mian dan Mian pun mencakar mukanya, padahal sudah ku beri tau berkali kali agar tidak mencakar muka orang.
Mian melepas cakarnya dan turun dari badan cowok itu lalu menghampiri aku. Ketika wajah cowok itu sudah terlihat aku baru menyadari bahwa orang yang ada di depanku adalah orang yang tadi di sekolah aku perhatikan.
Aku melepaskan kucing yang dia panggil tadi.
"Mian, lain kali kau tidak boleh mencakar muka orang ya" aku mengelus Mian.