Andara dan Rafkha 3

18 1 0
                                    

Seorang laki-laki tinggi, turun dari mobil merah, di dampingi lelaki paruh baya. Berjalan dengan irama kaki yang sama, menyusuri sebuah koridor sekolah dan meneruskan langkahnya ke lapangan basket- yang tepatnya sejajar dengan ruang kepala sekolah.

BRUKK!!.
Bola basket menghantam dada bidangnya, dia sedikit kesakitan sambil memegang dadanya.

"Sorry gue gak sengaja, lo murid baru ya?", tanya salah satu pemain basket itu.

"Iya", sambil mengangguk.

"Kenalin, gue ahsan, kapten tim basket di SMA ini", sambil mengulurkan tangannya.

"Rafkha", sambil tersenyum kecil. "Ini ayah gue", menujukan jempolnya ke samping kirinya.

"Oh iya, salam kenal om, ngomong-ngomong kalian mau kemana?", tanya nya sopan.

"Kami mau ke ruang kepala sekolah, kamu bisa antar kami?", tanya lelaki paruh baya itu.

"Boleh o.."

"Nama saya Salendra Arafkha", sambil tersenyum.

Ahsan mengangguk dan menjabat tangannya pak lendra.

***

"Dara kamu kenapa, ibu lihat-lihat dari tadi kamu agak murung dan gak seperti biasanya", tanya bu meta, mengintrogasi.

"E...e..ehh..". Ucapannya terpotong.

Suara ketukan pintu terdengar, bu meta menyahutnya "silahkan masuk".

"Dara, kamu kembali ke kelas aja ya, ibu ada tamu, kita bicarakan di lain waktu", suruhnya.

Andara mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya, saat menuju pintu, dia menabrak seseorang, karena dara jalannya menunduk.
"Duhh sakit jidat gue", meringis sambil memegang jidatnya.

"Kalo jalan jangan nunduk", ucapnya dingin.

"Duh maaf", balas dara sambil mengangkat kepalanya.

Rafkha meninggalkannya begitu saja, dan masuk ke ruangan mengikuti ayahnya.

Batin dara menggumam.

***

Tama ketua kelas yang nyebelinnya minta ampun, memecahkan lamunan andara. "Hai dara sayang, kamu lagi galau ya?", tanyanya jahil, sambil duduk disamping andara, memangku dagu di tanganya.

"Nggak, sana lo pergi", dara kesal.

"Galak amat sih sayang", usilnya tama.

"Sayang pala lu peyang, eh sana lo jangan godain temen gue", timpal kintan. -teman dekat andara.

"Duh kintan, cemburu ya?", tanya tama cengengesan.

"Najis gue cemburu sama lo", balas kintan mendelik geli.

Andara menahan tawa melihat perdebatan receh mereka.
Tak lama kemudian bel masuk pelajaran kedua berbunyi, semua siswa kelas andara, masuk bergantian. Dan menempati tempat duduknya masing masing.

Bu meta masuk ke kelas XI-IPA B-ya itu kelas andara.

"Lah ibu ngapain masuk lagi ke kelas kita? Kan ibu tadi udah ngajar disini", tanya tama polos.

"Ya suka-suka bu meta lah, lo ngapain yang ngatur", sahut kintan.

"Lah sewot amat sih tan sama abang, abang salah apa?", ucapnya lebay.

Kintan begidik geli.

"Haduh kintan, tama, ibu pusing sama kalian, berantem mulu. Awas nanti kalian saling suka loh", ucap bu meta

Andara dan RafkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang