Andara dan Rafkha 2

12 1 0
                                    

Seorang cewek dengan dress biru selutut, lari dari cafe dengan mata yang berkaca-kaca. Namun langkahnya terhenti saat seorang cowok meraih tangannya-dia adalah kekasihnya. "Lepasin gue gak mau ngeliat lo lagi vin!", katanya dengan suara yang parau. Namun kevin tetap menahannya dengan mengeratkan pegangannya. "Aku gak akan lepasin, sebelum kamu dengerin penjelasan aku dara", tukas kevin
Namun dara berusaha melepaskan genggaman tangannya-akhirnya pegangannya lepas dan dara berlari sekencangnya ke luar dengan isakan tangis, namun langkah dara kembali terhenti-tangannya diraih kembali oleh kevin, dengan cepat dara berbalik badan dan menamparnya, "PLAKK!!",tamparan itu membuat kevin meringis kesakitan.

"jangan kejar gue lagi, mulai detik ini juga kita gak ada hubungan apa-apa lagi, lanjutin aja ng-datenya". Sejenak pembicaraanya terhenti,

"lo berdua udah cocok banget, pengkhianat seharusnya sama pengkhianat lagi, lagian masih cantikan dia daripada gue, lo suka fisiknya daripada hatinya", tangis dara semakin pecah.

Dara meninggalkan kevin dengan mata yang tidak bisa membendung air matanya. Dara memberhentikan taksi dan menaikinya.

"Mau kemana mba?", tanya supir taksi.

"Jalan sentosa no.6", jawab andara.

Sedangkan kevin menatap kepergian andara penuh sesal dan kesal. Dia kembali ke dalam cafe untuk menemui riana dan mengajaknya pulang. "Ana kita pulang aja yu!", ajak kevin. Riana bangkit dari duduknya dengan rasa khawatir, cemas bahkan rasa bersalah juga menghantuinya. Riana mendekat sambil memegang erat kedua tangan kevin dengan tatapan berkaca-kaca, "vin gimana sama andara? Dia gak marah kan?", tanya riana.

"Andara pergi, dia putusin aku", jawab kevin penuh rasa bersalah.

"Maaf, gara-gara aku, kamu putus sama dara".
Namun kevin tak ingin membahasnya terlebih dahulu, dia langsung mengajak riana pulang dengan mobil yang terpakir di depan cafe.

***

Dara masuk ke kamarnya membanting pintu dengan keras, hingga seisi rumah kaget. Kedua kakaknya-andira dan adera membuka pintu kamarnya masing-masing dan mencoba mengecek keadaan adiknya.
Suara ketukan pintu terdengar oleh dara, namun dara tak menggubrisnya.

"Dara woy,ngapa?udah malem kali lo banting pintu seenaknya ganggu gua tidur aja", kesal adera
Adera ini memang orang yang petakilan, aneh, cerewet gak beda jauh sih sama andira dan juga andara.

"Udahlah der, lo gak usah marah-marah gitu, lagian ini pertama kalinya loh dara kaya gini lo aneh gak sih?", tanya dira heran.

Adera menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil berpikir, "hmm..iyah juga sih kira-kira kenapa ya".

"Ah der lo malah balik nanya", kesal dira. "Yaudahlah besok kita tanya aja sekarang tidur aja gue ngantuk". Ucap dira sambil ngucek matanya.

Adera dan dira kembali ke kamarnya masing-masing.

Dara yang sedari tadi diam di kamarnya, hanya menangis. Membuat dira kembali mengingat kejadian tadi.

Author POV:

Kevin dan riana, turun dari mobil sport warna biru, berhenti di sebuah cafe yang di bilang cukup romantis dengan lampion dan lampu tumblr yang warna-warni, menghiasi setiap sudut ruangan.

Kevin memakai jaket army dipadukan dengan celana jeans hitam. Dan riana menggunakan dress warna putih dengan rambut yang sedikit ombre.

Kevin memegang tangan riana, dan menatapnya dengan lekat, "aku kangen banget sama kamu, aku mau kita tetap kaya gini".
Riana tersenyum kecut, "hmm, gimana kalo andara tau kita punya hubungan lebih dari sekedar teman?", ucap riana dengan gelisah. Kevin berusaha meyakinkan riana agar tidak berpikiran yang aneh, "ana aku yakin kita gak akan ketahuan, karena dara taunya kita berteman, aku yakin dia gak bakal curiga sama kita, aku sayang kamu". Ucapnya meyakinkan. Riana hanya mengangguk, tiba-tiba ciuman mendarat di kening riana-namun riana sedikit risih, "vin kamu apa-apaan ini tempat umum", riana ketakutan. "Oh jadi kalo bukan di tempat umum kamu mau?", goda kevin, "lagian gak ada yang liat juga kok".Karena mereka ada di pojok ruangan yang terhalang dinding mereka seperti tanpa diawasi. Namun gadis yang mengawasinya di balik dinding tak kuat menahan tangis, langsung melabrak kekasihnya dan sahabatnya itu.
"Oh jadi gini kelakuan kalian di belakang gue, vin lo pacar gue tega-teganya ngekhianatin gue, dan lo yan, lo sabahat gue rela nusuk gue dari belakang.ngapain lo jadiin gue pacar lo, kalo lo lebih sayang sama sahabat gue sendiri. Makasih buat pengkhianatan ini". Dara berlari keluar dari cafe dengan penuh amarah dan rasa kesal.

Tiba-tiba suara notifikasi ponsel dara berhasil membuyarkan lamunannya yang di hiasi dengan air mata yang terus mengalir, panggilan masuk, membuat dara kesal dan itu-Riana. Dara mencoba mengabaikannya beberapa kali, namun Riana terus menelponnya. Dengan terpaksa dia mengangkatnya.

"Halo, dara aku mau minta maaf sama kamu, karena aku hubungan kamu sama kevin kandas, aku ngerasa bersalah banget", Ucapnya parau.

"Aku tau kamu, marah dan kecewa banget sama aku, lagian aku juga udah gak ada hubungan lagi sama kevin", jelasnya lagi.

"Haha, kenapa gak lo lanjutin. Disaat gue percaya sama lo, lo khianatin. Dan disaat gue udah kecewa, lo minta kepercayaan gue sama lo balik? Haha. Ga bakal. Makasih buat kecewanya". Dara langsung menekan telepon berwarna merahnya-mengakhiri pembicaraan. Dan kembali dengan isak tangisnya.
Dara tertidur pulas dengan mata yang sembab.

Andara dan RafkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang