Andara dan Rafkha 4

7 1 0
                                    

Aldi memperhatikan dara dari kaca yang mengarah ke jok mobil belakang-tempat dara duduk, yang setelah sedikit perdebatan dengan kakaknya, kini dia terlihat muram, matanya sedikit sembab seperti sudah menangis.

Aldi yang merasa kasian, karena dara biasanya selalu ceria. Aldi menyikut tangan dera sedikit, memberi isyarat. Setelah dera menengok ke arahnya, mata aldi memberi isyarat ke kaca kecil yang ada diantara mereka berdua.

"Kita ke mall yuuu". Ucap dera mencoba memecahkan lamunan dara.
Namun dara belum menggubrisnya.

Dera tidak kehabisan akal, dia menginjak rem mendadak saat laju mobil lumayan cepat.

Dan hasilnya "aw sakit", dara meringis, karena terbentur jok yang ada di depannya.
"Bang, lo bisa bawa mobil gak sih", terusnya kesal.

"Ah gila lu bangbang, lu bikin gue jantungan", ucap aldi kaget.

"Hahaha sorry, gak sengaja gue, lagian sih adek gue dari tdi diem mulu", mulai usil

"Ya gausah ngrem ngedadak juga dong bang, bisa kan nanya?", ucap dara kesal.

"Waduh adek gue kayanya budeg ya di, padahal gue tadi ngomong, terus ngajak ke mall", ucap dera menyindir.

Aldi hanya menahan ketawa, dengan memperlihatkan senyuman kecil, karena dia merasa tidak enak dengan dara yang terlihat sedang sedih.

Dera kembali menyalakan mobilnya, dengan perlahan dan menengok ke kaca spion luar, untuk melihat ada tidaknya kendaraan dari belakang. Saat jalanan lenggang dia mencuri kesempatan untuk menjalankan mobilnya.

"Dek, lo mau ikut gak ke mall?", tanya dera.

"Tumben banget ke mall bang", Ujar dara.

"Gue mau beli sepatu baru, kebetulan sepatu yang gue pengen lagi diskon di seluruh mall, nanti gue minta saran lo bagus engganya itu sepatu", ucap dera bohong. Supaya dara bisa sejenak melepas sedihnya.

"Lah kan ada bang aldi, berdua aja ke mall nya sama bang aldi".

"Haduh gue geli ra, kalo jalan jejeran sama abang lo berduaan di mall, nanti gue di kira homo lagi sama abang lo", ujar aldi, meledek.

"Ampun deh gue sama lo pantat panci, gue juga gak mau jalan berdua sama lo, mending sama adek gue, iya gak ra", balas dera, berusaha menghibur dara.

"Eh enak aja lo ngatain gue pantat panci, dasar kampret lu", ledek aldi tak ingin kalah.

"Ahahahaa..", tawa dara pecah seketika

Tanpa di sadari mobil sudah ada tepat di depan mall yang dituju, dera mencari parkiran, karena padat banget. Setelah mendapat parkiran di lantai 3. Mereka segera turun dari mobil, dengan masih memakai seragam sekolah putih abu.

Dara tampak bersemangat, karena dia bisa melupakan sedikit penatnya bisa pergi ke mall bersama kakak-kakaknya-walaupun aldi bukan kakak kandungnya, tapi dara sudah menganggapnya kakak sendiri.

Dera mencari handphone nya, dan mencoba membuka tasnya, dan dera menemukan handphone nya. Lalu dia melihat ada notif panggilan tak terjawab sebanyak 3 kali, dari ganiya.

"Eh lu berdua masuk duluan ya, ke toko sepatu yang biasa gue datangin, nanti gue nyusul", perintah dera.

"Lah lo mau kemana kampret?", tanya aldi.

"Ada urusan bentar, udah sana duluan", perintah dera lagi.

Aldi dan dara akhirnya menuruti, perintah dera, menuju ke sebuah toko sepatu yang disebut kakaknya.

Namun saat menuju toko tersebut, dara melihat kevin dengan rasa campur aduk, dia takut. Dara menghentikan langkahnya, dengan mata yang menahan tangis.
Aldi yang menyadari dara tidak di sampingnya, langsung menengok ke belakang, Aldi mendekati dara.

Andara dan RafkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang