Andara dan Rafkha 5

6 1 0
                                    

"Apa yang gue ucap, gak akan gue tarik".

-Rafkha-

Teeng...teng...teng...teng..

Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan dari luar kelas bersiap untuk pulang.

Dara dan rafkha saling membelakangi, karena mereka membereskan buku diatas meja untuk dimasukan ke dalam tasnya.

Saat sudah selesai mereka berbalik arah bersamaan, untuk jalan ke luar kelas. Namun tubuh mereka malah bertabrakan.

BUGH...

"Lo", ucap mereka berdua barengan.

"Lo ngikutin", ucapnya barengan lagi.

"Apaan—", ucapan dara terpotong.

"Diem ! Gue yang duluan yang jalan", ucap rafkha santai.

Dara yang kesal menatapnya dengan tatapan sinis.
"Jadi cowok gak ada ngalahnya", umpat dara.

"Gue denger", balas rafkha sambil berjalan keluar.

Dara melanjutkan langkahnya untuk keluar, siap-siap pulang, bersama kakaknya yang biasa nunggunya di parkiran. Namun saat di parkiran dara tidak melihat mobilnya sama sekali.

Drrttt..
Handphone dara bergetar, satu pesan masuk.

From : dera
De lo pulang naik taksi aja ya,
gue ada urusan.

Dara mendengus sebal dengan kakaknya itu, dan dia berjalan menuju gerbang, untuk mencari taksi.

"Eh itu dia taksi", ucapnya senang, sambil melabaikan tangannya untuk menghentikam taksinya.

Namun hasilnya.. Nihil, taksi tak berhenti karena sudah diisi penumpang.

Lalu dia berjalan menuju halte depan sekolahnya, agar bisa duduk.

Namun ketika sedang asik duduk. Tiba-tiba seseorang menghampirinya, dara bangkit dari duduknya, dengan perasaan yang bercampur aduk, dia ingin menangis. Namun dia tak ingin terlihat lemah.

"Lo ngapain kesini", ucap dara sambil berjalan mundur.

"Jangan takut gitu, aku kesini mau anterin kamu pulang, dari tadi nunggu disini, gak ada taksi yang lewat, ayo ikut aku", sambil mengulurkan tangannya.

"Gue gak mau lo pergi dari sini", sambil menahan yang akan jatuh dari matanya.

Pria itu mendekat, sambil memegang dagu dara, "jangan nangis sayang, aku kesini cuma mau anter kamu pulang, eitss tunggu sebentar, kamu cantik deh kalo lagi ketakutan begini", dengan posisi kevin masih memegang dagu dara.

Dara menepis tangan kevin dari dagunya, namun kevin dia kembali memegang pipinya, "suutt.. Jangan takut sayang", ucap kevin.

Dara menjatuhkan air matanya, wajah kevin semakin mendekat ke arah Dara, mendekatkan bibirnya ke dara, dara memejamkan matanya sambil mencoba mendorong tubuh kevin dari dirinya.

Tiba-tiba BUGH...
Dari arah depan kevin, pukulan melayang dipipinya, sambil mendorong tubuhnya,

"Lo mundur", suruh Rafkha, sambil melihat dara. Dara hanya mengangguk.

Rafkha kembali mendaratkan pukulannya pada kevin, hingga kevin jatuh. Kevin tak tinggal diam, dia juga mendaratkan pukulannya dekat bibir "brengsek", ucap rafkha kesal, "jangan pernah lo gangguin dia lagi".

"Punya hak apa lo, ngatur-ngatur gue".

"Karena dia pacar gue", ucapnya, sambil menatap tajam kevin. "Sana lo pergi", sambil mendorong tubuh kevin.

Andara dan RafkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang