PULANG

554 23 2
                                    

Flashback

"Hallo. Pak Andi, jangan jemput saya." Ujarku pada supir pribadiku.

"Lho kenapa den?, nanti nyonya marah".

"Gak apa apa Pak, saya bisa pulang sendiri."

"Tapi den."

"Sudah gak apa apa Pak." Aku menutup telpon ku.

Aku berdiri tepat dibelakang pintu kelas 12 IPS3, telingaku mendengar suara Beni yang sedang mengagunya.

"Jangan galak-galak dong cantik". 
Aku sudah tak tahan dengan perlakuan Beni terhadap Arletha, tapi tak lama dari itu, suara teriakan Beni memekakan telingaku.

"Aww sialann."

Arletha menampar Beni. Aku langsung pergi menuju lorong tempat parkir, ku rasa menemuinya saat dia sedang emosi bukan waktu yang tepat.

Belum juga sampai di tempat parkir, ketika aku menoleh, Arletha sudah berada di hadapanku. Dia memeluk ku dengan erat, aku pura-pura tak tahu dengan kejadian tadi.

Entahlah rasanya ingin ku hajar si Beni tapi menurutku itu bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah, yang paling penting adalah Arletha sudah bersamaku dan aku benar-benar mencintainya.

Flashback off

Selama perjalan pulang Arletha terus memeluk erat tubuhku, kepalanya ia sandarkan dibahuku. Aku menikmati kehangatan bersamanya. Ini adalah pulang sekaligus kencan pertama kita selama satu tahun pacaran.

Aku merasa malu padanya, aku berbeda dengan lelaki lain yang selalu bisa berkencan dengan pasangannya. Hari ini aku benar-benar memaksakan diriku untuk menikmati hari-hari bersamanya.

***

"Tha lo jangan tidur dong, gue kesepian nih." Ujarnya menggodaku

"Ihh Palu, gue lagi kesel jangan tanya gue."

"Hmm kesepian Mr. Palu dong."

Aku terus memeluknya dengan erat, tak perduli dengan leluconnya, aku masih membayangkan kejadian tadi bersama Beni.

Revan berhenti didepan Mini market. Ia beranjak dari motorku dan aku tetap diam ditempat.

Ia keluar membawa ice krim dan satu roti, lalu dia menghampiriku.

"Nihh." Sambil menjulurkan tangan kanannya yang membawa roti.

"Ihh kirain mau ngasih ice krim." Jawabku kesal.

Revan tersenyum sambil menghapiriku lalu duduk dengan posisi berhadapan denganku diatas motor.

Dia meletakan tangannya diatas kepalaku, tatapan lembutnya membuatku kikuk. Aku yakin dalam hatinya dia sedang menetertawakan ekspresi yang tergambar diwajahku.

"Ishh." Aku menurunkan tangannya.

Dia hanya tertawa kecil, lalu membuka kan Ice krimnya kemudian dia berikan padaku.

"Nih buat lo Miss ngaret."

"Sini." Aku langsung meyambar ice krim ditangannya.

ketika ice krim ini sampai dibibirku dan bibir ini sudah siap menyantapnya, Revan menempelkan bibirnya ke ice krim yang tepat berda dibibirku.
Serentak aku tak bisa menahan detak jantungku. Mataku terjebak dibola mata lelaki ini. Setelah beberapa menit waktu terhenti ia mengambil posisinya kembali dan membiarkanku menikmati ice krim ini.

"Lo mau rotinya?" Tanyanya kembali untuk membuat suasana normal kembali.

"Engga buat lo aja."

"Yakin gak mau bekel buat dirumah."

  사랑해요 ( Saranghaeyo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang