With you

204 7 2
                                    

Akhirnya hari libur datang, pagi yang cerah ini sangat kunikmati. Udara yang melintasi jendela telah sampai dan menyejukan paru-paru.

Hampir setengah jam aku berkaca dilemari, bajuku terhampar di atas kasur dan aku sama sekali tak perduli. Aku belum menemukan pakaian yang pas untuk berkencan bersamanya.

Aku mengambil telfon di meja belajar setelah siap dengan pakaian yang sesuai dengan acara hari ini. Miss ngaret nama kontak itu terus aku cari untuk sekedar mengingatkan dan menggangukannya dari mimpi indahnya.

Palu : "Sayang?" Aku hanya mengecek apakah ia sudah bangun atau belum.

Ternyata Whatsapp nya online

"Syukurlah." Aku merasa lega dan tenang karena tidak perlu menunggunya terlalu lama.

Miss Ngaret : "Apa? Gue udah bangun sayang :) lagi nungguin lo jemput nih

Aku bergegas meninggalkan kamarku lalu mengambil mobil dengan penuh semangat dan tak sabar untuk melihatnya.

Syukur lah hari ini mama pergi sejak dari pukul 07.00 jadi aku tak perlu khawatir untuk mencari alasan pergi hari ini.

***

15 menit aku sampai dirumahnya. Tanganku meraih ponsel dan lalu meminta Arletha keluar untuk menemuiku di depan rumahnya.

Belum saja chatku sampai ia sudah berada didepan mobil, terlihat wajahnya begitu berseri menatapku lalu aku pun membalas senyumnya dan keluar dari mobilku untuk membukakan pintu masuk untuknya.

Ia bak tuan putri, sangat cantik dan berbeda dari biasanya, bahkan aku tak bisa melepaskan tatapanku saat ia telah duduk tepat disampingku.

"Van, woyy kapan jalannya nih?" Ujarnya membuatku tersadar.

"Iya sekarang." Aku kembali fokus lalu mengemudi untuk menuju sutu tempat yang telah kurencanakan.

Arletha tak besuara sedikitpun saat diperjalanan, aku tak tahu apa yang ia pikirkan, bahkan ia sama sekali tidak bertanya aku akan membawanya kemana.

"Tha..." ujarku

"Hmm..."jawabnya tanpa menoleh kearahku.

"Kamu cantik banget hari ini."

Iya hanya menatapku dan tersenyum.

"Kok diem aja sih, biasanya ngoceh mulu." Tampak terlihat gelisah diwajahnya.

Iya masih tak menjawabku. Hingga aku mengerem mendadak lalu berusaha memastikan padanya.

"Tha are you okay?" Aku menatapnya dengan sangat dekat.

Arletha mentapku lalu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.

Aku mengecup bibirnya lalu kembali untuk menyetir.

*Hanya mengecup*

***

"Waw keren banget van, ternyata lo bisa ngelukis?" Aku terperangah saat Revan mengajakku ke Apartemennya yang disulap menjadi studio seni.

Benar benar indah ruangan ini, aku tak melewatkan satu ruanganpun dan mentap lukisan yang begitu indah ditempat ini.

Iya tersenyum lalu meniggalkanku dan tampak ia membawa setuatu untuk ia tunjukan padaku.

Sembari mengelilingi apatemen kecilnya yang penuh dengan lukisan dan pernak penik yang tertata rapi diruangan ini semakin indah.

"Tha sini deh..." Ujar revan didalam ruangan yang kudapati itu adalah sebuah kamar yang dijadikannya khusus untuk melukis.

  사랑해요 ( Saranghaeyo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang