Hanya mengikuti tanpa tahu harus bagaimana menjalani. Tak mampu lebih dari sekedar tegar mengawali bahtera yang terombang ambing diantara kamu, dia dan mereka.
Alea gadis lugu yang terpaksa menjalani wasiat sang ayah, melunasi utang dengan dirinya.
...
Jam di atas nakas menunjukkan pukul 8 pagi saat ketukan di kamar Alea menggema mengacaukan tidurnya. Hari ini hari minggu dan dia tidak punya kegiatan apapun di hari minggu. Jadilah dia melanjutkan tidur tapi tidak berlangsung lama ketukan di pintu kamar itu membangunkan Alea.
"Alea...Alea, ah apa kau masih tidur jam segini bangun Alea." Pagi ini Alea harus merelakan telinganya terpolusi oleh suara sang kakak Ayudia Ratnaningsih Pratomo. Kakaknya memang mempunyai kunci rumah milik Alea jadi dia bisa bebas berkeliaran ke setiap sudut rumah. Dan pagi ini dia mulai dengan tingkah laku menyebalkannya. Alea menggeliat di atas ranjang, dengan malas dia menuruni tempat ternyamannya itu lalu membukakan pintu untuk Ayudia.
"Heh apa sih lo kak bisa nggak sekali aja rumah ini tenang, tanpa harus ada suara cempreng. Hidup gue udah susah tanpa harus lo tambah lagi," ucap Alea dengan cepat.
"Dasar cungpret nggak tahu malu ya lo dek, gue udah bagus bangunin kebo kaya lo gini tapi masih aja bawel." Tanpa disuruh Ayudia masuk kedalam walkincloset milik Alea. "Buruan mandi gue ada kejutan buat lo, jangan pakai lama ya mandinya."
"Ogah, gue kan udah lo katain kebo yah sekalian aja kali nggak usah mandi biar total jadi kebonya," kata Alea tak mau kalah.
"Buruannnn Aleandra Salsabielaaaaa."
"Ogahh, gue bilang ogah ya ogah."
Drama pagi antara kakak adik itu belum berhenti sampai dering HP milik Ayudia menginterupsi mereka dari perdebatan tidak penting itu. Ayudia keluar dari walkincloset sebelum berbicara dengan si penelpon.
"Halo...." ucap Ayudia.
"...."
"Sammy, iya ini aku dirumah si Alea."
"...."
"Kayanya kita batal deh pergi, itu anak mau jadi kebo seharian katanya." Ayudia sengaja meninggikan suaranya.
"Kak Ayuuuu... kok nggak bilang sih kalau mau pergi sama Samuel. Yaudah tunggu bentar 15 menit aja abis itu kita langsung cusss pergi." Alea dengan terburu-buru berlari ke kamar mandinya.
******
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tuh buruan pakai baju udah disiapin. Jangan lupa bawa HP ntar biar Gunawan nggak heboh ngira lo hilang lagi gara-gara lupa bawa. Nggak ke bayang deh tu hidup lo gimana nikah sama laki kok posesif pake banget," cerocos Ayudia tidak berhenti melihat sang adik yang masih betah di depan cermin kamarnya sambil memulas wajah tanpa memakai baju terlebih dahulu.
"Ah berisik, gara-gara bokap lo juga kan gue jadinya yang nikah sama tu orang." Alea masih sibuk dengan make up nya saat Ayudia pergi keluar dari kamar.
******
Mereka kini sampai di sebuah restoran. Mengedarkan pandangannya Ayudia lalu menuju ke dalam.
"Ah, itu dia," tunjuk Ayudia kepada seseorang yang berada di dekat jendela. Tubuh tegapnya tidak bisa tersembunyi walaupun kini dia mengenakan jaket besar. Samuel, atau yang biasa dipanggil Sammy oleh Ayudia dan Alea kini mendongakkan wajahnya ketika telinganya menangkap suara Ayudia.
"Hai darling" Sebuah kecupan mendarat di pipi Ayudia dan pelakunya tentu saja si Sammy itu.
"Ehem, ini tempat umum tahu malu sedikitlah kak Sammy." Alea tampak tidak senang melihat perlakuan Samuel pada kakaknya.
"Ah, adikku tersayang, sini kalau kamu mau kukecup juga," dengan tergelak Samuel menghampiri Alea yang berada agak jauh darinya dan Ayudia. Dengan sigap ia memeluk dan mencium kening Alea.
"Lihat kau memang adikku yang manis." Samuel mengatakan itu saat dilihatnya pipi Alea merona mendapatkan perlakuan tadi.
"Kak Sammy aku bukan lagi anak kecil, kenapa kau selalu menggodaku sih," elak Alea tapi tetap tidak berniat melepaskan pelukkan Samuel. Samuel pun merasa nyaman dengan posisi sekarang, sambil menggiring Alea untuk duduk ditempatnya tadi.
Samuel ada disamping Alea sedangkan Ayudia ada didepan mereka berdua. Suasana restoran itu tidak terlalu ramai, dan mereka tak ayal menjadi perhatian. Karena tidak dapat dimungkiri wajah ketiganya menawan bisa dikatakan di atas rata-rata.
Samuel dengan jaket besarnya yang nampak mahal. Ayudia dengan baju kasual tapi tetap dapat membentuk tubuh idealnya diperhatikan kaum adam. Dan tidak lupa Alea, baju yang berpotongan pendek hanya sepangkal paha itu memperlihatkan kaki jenjang miliknya serta di tambah topi hitam nembuat dia bak foto model ternama.
"Apa yang membuat kita harus bertemu disini kak Sammy ?" tanya Alea mulai penasaran. Setelah lama menghilang lelaki yang selama ini diam-diam ia cintai itu ada di depan matanya.
Samuel yang di tanya hanya diam sambil menatap Alea dan tersenyum. Alea diam-diam mengagumi sosok lelaki itu saat tersenyum.
"Sam... Hai Sammy jawab dong itu Alea nanya," ucap Ayudia sambil mengibaskan tangan diwajah Samuel.
"Hah, apaan sih Nana gangguin aja orang lagi liatin muka si adik manis ini." Tawa Samuel pecah lagi seusai mengatakan hal itu.
Samuel dan Ayudia memanglah dekat, bukan hanya karena seumuran tapi juga karena dari kecil mereka selalu bersama. Tidak heran kalau Sammy juga punya panggilan kesayangan untuk Ayudia.
"Tau ah males deh gue kalau ngomong sama orang kaya lo Sam," dumel Ayudia.
"Pesan gih lo berdua gue yang traktir kali ini," kata Sammy
"Asyik kak Sammy memang yang terbaik," Alea lalu langsung memeluk Sammy tanpa peduli pandangan orang sekitarnya termasuk Ayudia.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan mereka bertiga.
"Haha... kena kau Alea kali ini. Hidupmu tidak akan kubiarkan tenang. Lihat saja apa yang akan terjadi nanti," dengan tawa dan berkata sinis lantas orang itu pergi. Meninggalkan ketiga orang yang tengah bercengkrama itu. Tanpa tahu apa yang barusan terjadi. Orang itu memfoto kegiatan mereka bertiga dan hanya menggambil dari sudut yang menampakan Alea dan Samuel saja.