BCA~6

47 6 2
                                    

Bantu vote dan komennya ya supaya semangat untuk berkarya lagi 😘

"Inikan Brandon," dengan suara terkejutnya Alea menanggapi foto itu.

"Loh mbak kenal rupanya." Gisella tersenyum tanpa tahu maksud dari keterkejutan Alea.

Kali ini Gisella yang harus berhadapan dengan Brandon yang manipulatif itu. Apapun tujuannya mendekati adik iparnya itu Alea harus berusaha menjauhkan mereka berdua bagaimana pun caranya.

Bukan tanpa alasan tentunya lelaki yang tampan itu harus susah-susah mendekati anak ingusan serupa Gisella. Jauh dari kriteria Brandon selama ini. Brandon yang dulu Alea kenal akan dengan mudahnya bertekuk lutut pada wanita dewasa dengan gestur tubuh layaknya model. Dan di diri Gisella tidak satupun masuk dalam kriteria itu. Dia memang cantik tetapi tidak cukup cantik untuk Brandon.

Brandon tentu punya maksud tertentu kembali menampakan diri di hadapan Alea. Setelah sekian lama tidak hadir dan mengusik ketenangan Alea. Walaupun sebenarnya Alea tidak ingin peduli, tapi apa mau di kata tetap saja bayangan Brandon menghantuinya. Pria itu juga yang diperkirakan telah mengirimnya pesan tempo hari.

Belum selesai persoalan dengan Gunawan sekarang dia harus kembali tertimpa masalah, pasalnya Brandon yang Alea kenal adalah pria menakutkan karena berani melakukan apa saja demi keinginannya tercapai. Dan kali ini Alea tidak dapat menebak apa yang jadi keinginan pria itu.

"Kamu suka sama dia dek ?" Tanya Alea yang masih dalam keterkejutannya. Alea berusaha mengatur tempo bicaranya agar tidak mencurigakan. Dia tidak mau membocorkan cerita akan masa lalunya bersama Brandon. Cukup dia simpan dan tutup rapat semua itu. Bahkan pada suaminya sendiri dia sangat tertutup tentang hal-hal pribadinya.

"Iya mbak, dia itu segalanya untukku. Dan sepertinya dia juga merasakan hal yang sama mbak. Dia sangat perhatian, sampai-sampai dia menanyakan tentang keluargaku. Akh, dia juga sempat menanyakan mas Gunawan dan ya udah aku cerita semuanya," ucap Gisella dengan panjang lebar.

"Termasuk mbak ?"

"Hehe iya mbak, aku bilang aja mas Gunawan punya istri yang cantik-cantik ada kak Indira yang seorang model dan yang paling cantik itu kamu mbak, kakak ipar kesayanganku."

Gisella masih saja mempertahankan tawanya, tanpa tahu Alea dibuat pusing dengan kata-katanya barusan.

Sungguh Alea tidak bisa membayangkan hidupnya kembali harus berurusan dengan Brandon. Dia tidak mungkin mau bermain-main dengan Gisel tanpa ada maksud tertentu. Memikirkannya saja sudah membuat muak. Apalagi harus bertemu lagi.

"Sejak kapan kamu kenal Brandon ?" Alea mulai penasaran bagaimana awal adik iparnya itu bisa bertemu dan kenal Brandon. "Mbak penasaran dek."

"Mbak kebiasaan jadi orang kok kepo banget, lagian kenapa sih mbak nanyain Brandon. Jangan naksir ya mbak dia punyaku hehe."

Kau tidak tahu dia Gisella, semoga kau baik-baik saja setelah ini. Batin Alea.

"Penasaran dek, buruan gih kasi tahu mbakmu ini."

"Dia tetangga di apartemenku mbak, makanya bisa kenal. Kita juga satu Universitas." Gisella menjelaskan secara singkat awal mereka berkenalan tanpa tahu Alea merasa ada yang aneh dengan semua kebetulan itu. Entahlah yang jelas Brandon sangat susah di tebak. Bahkan oleh Alea yang merupakan mantan kekasihnya.

Dia bisa berbuat sesuka hatinya dan dengan sangat rapi menyimpan semua yang direncanakannya itu.

"Besok aku mau ketemu dia mbak. Mbak Alea temanin ya, sekalian mau aku kenalin ke Brandon."

"Jangan deh dek, nanti ganggu acara kalian."

" Mbak jangan nolak Gisel maksa ini, pokoknya besok harus ikut. Yaudah Gisel balik kekamar dulu ya mbak."

******

Pagi ini mentari bersinar cerah, tetapi tidak dengan hari Alea. Alea teringat pada Gunawan suaminya yang tidak memberi kabar apapun semenjak kejadian tempo hari. Dan sekarang dia harus rela menemani adik iparnya untuk bertemu pujaan hatinya yang tak lain tak bukan adalah mantan pacarnya dulu. Kalau saja tidak sayang dan penasaran dengan kedekatan mereka tentu Alea tidak rela ikut serta.

Hari ini dia mulai dengan masak untuk mereka berdua. Hanya masakan sederhana yang dia buat. Ayam goreng dan tumis kangkung cukuplah untuk mengisi perut mereka.

"Selamat pagi mbak Alea. Duh pagi pagi gini udah cantik aja," celetuk Gisel saat Alea sedang menyiapkan masakannya di atas meja makan.

"Kamu lama banget sih dandannya mbak sampai capek nungguin kamu. Kaya mau ketemu presiden aja."

"Ini lebih dari presiden mbak. Kan kita mau ketemu pujaan hati hehe. Eh salah aku yang mau ketemu. Mbak kebagian jadi obat nyamuknya aja ya."

"Kamu mah gitu ya, eh nanti mbak jalan sama Kak Sammy aja yah. Kan enggak enak kalau harus gangguin kalian berdua."

"Loh jangan gitu dong mbak, aku malu kalau hanya sendiri aja sama Brandon."

"Kenapa harus malu, katanya pujaan hati masa sama pujuaan hati malu sih ah payah kamu dek." Alea memang penasaran dengan kedekatan Gisel dan Brandon, tapi sepertinya dia harus memendam itu. "Mbak ada urusan sama Kak Sammy jadi lain kali saja ya nemenin kamunya. Kamukan udah gede masa kaya gitu aja malu."

"Tapi aku terlanjur minta jemput dia nih mbak dan bilang mbak ikut."

"Kamu minta jemput ?" ucap Alea dengan mata membolanya.

"Iya mbak, sekalian kita penghematan biaya hehe."

"Yaampun kan kamu tahu mbak nggak suka rumah ini banyak yang tahu. Ini privasi mbak kenapa kamu bisanya beri alamat ke orang asing."

Dengan langkah gontai Alea pergi menuju sofa ruang tamunya.

Satu lagi masalah dalam hidupku, kenapa semua seperti mempermainkan aku dengan segala sesuatunya. Batin Alea saat duduk dan dia terisak dalam diam.

Tbc

Jangan lupa vote ya dan juga komen.

Salam RancheNia

😙



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga Cinta AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang