1| Cabe Pasar

96 3 0
                                    

Tringg Tringg Tringg

Suara jam beker ke tiga kembali berbunyi, setelah lima menit yang lalu baru saja terdiam.

"CHELSIII!!!" suara tante Erika bertepatan dengan pintu kamar yang terbuka.

"ASTAGAA, CHELSIII!"

Chelsi membuka mata meski masih terasa mengantuk. "Iya tante?"

Tante Erika melotot, mendengar balasan Chelsi yang terlihat sangat santai. "Ini udah jam berapa?" suaranya meninggi.

Chelsi mengucek matanya. "Emang udah jam berapa?"

"Jam TUJUH KURANG SEPULUH MENIT."

Chelsi terperanjat. Ia berdiri dan langsung pergi keluar kamar, menuju kamar mandi.

〰〰〰

Chelsi berjalan menyusuri trotoar. Jarak sekolah dan rumah tante Erika cukup dekat untuk berjalan kaki.

"Mimpi apa tadi gue? Sampai nggak bangun-bangun" gerutu Chelsi. Ia melirik jam tangannya.

07.03 WIB

What The Hell!!

Ia langsung berlari secepat kilat, agar cepat sampai di sekolahnya. Jelas saja tidak ada gunanya, toh, sampai sana juga sudah terlambat.

Chelsi mengatur napas setelah sampai di depan gerbang sekolahnya. Gerbang SMA Tuna Jaya sudah tertutup rapat.

Chelsi mendengus kesal. Sedetik kemudian ia tersenyum. Ia segera berjalan mengitari sekolahan, menuju pagar samping sekolah.

Setelah sampai di pagar samping sekolah, Chelsi langsung memanjati pagar itu.

Brug. Chelsi melompat dengan mulus.

"Huhhh, untung saja." Chelsi membersihkan debu di rok sekolah ketatnya. Ia hendak berjalan ke kelasnya. tapi, suara orang mengintrupsinya.

"Wo. Wo. Wo. Wo. Ini ya, kelakuan cabe pasar."

Chelsi mendengus, ia sempat terkejut melihat Erga. Erga, ketua osis paling menyebalkan, sok disiplin, sok galak, sok ganteng.

Erga berdeham. "Udah rambut gimbal nggak pernah di sisir, pake di warnain juga."

"Mau gue gimbal, mau gue nggak sisiran, mau gue warnain, bukan urusan lo!" Chelsi memutar bola mata jengah.

"Oke. Gue punya ini." Erga melihatkan layar handphonenya ke depan wajah Chelsi, yang menampilkan video Chelsi yang barusan meloncati pagar.

"Lo nyebelin ya!!" Chelsi hendak merebut handphone Erga. "Hapus nggak?!"

"Urusan lo apa?" Erga tersenyum sinis. Ia meninggikan handphone nya, agar tidak bisa terjangkau oleh tangan Chelsi.

"Ihhhh." Chelsi masih kekeuh merebut handphone Erga dari tangan pemiliknya yang menjulang tinggi.

"Shttt!! Bisa diem nggak? Takut ganggu anak lain yang lagi pelajaran."

Chelsi mengernyit. "Lah! Kalo pelajaran, kenapa lu ada di sini? Secara lu kan anak disiplin, takut hukuman."

"Gue ditugasin pak Indra, buat jaga pagar sekolah yang selalu di salah gunakan murid-murid nakal, kayak lo." Erga menarik kasar lengan Chelsi.

Stairs The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang