7| Toko Bunga

22 1 0
                                    

Happy Reading yeorobun!
Semoga suka;)

_________

"Rencana liburan kita jadi kan, Ga?" tanya Aresh, setelah menegguk lemon teanya.

Erga dan Ares sedang nongkrong di cafe daerah CBD. Entah kerasukan apa mereka berdua masuk di cafe mahal.

"Jadilah, siapa bilang nggak jadi?"

"Siapa tau batal. Lo kan yang selalu ngerusak liburan kita. Ada aja alasannya, katanya gue sibuk nggak punya waktu, gue lagi males nggak pengen liburan. Alasan yang klasik." Aresh tertawa sumbing.

"Ya itu dulu. Semoga aja nanti enggak." ujar Erga, semakin membuat Aresh kesal, ingin memukul-mukulkan kepala ke meja.

Aresh mengguncang-guncang lengan Erga. "Ga! Ga! Itu bukannya Gheo, murid yang selalu telat bareng anak ayam kan?" Aresh menatap Gheo yang menggandeng lengan seorang perempuan cantik.

Erga yang penasaran menoleh kearah yang ditunjuk Aresh. Benar saja disana ada Gheo dengan seorang perempuan seumuran Gheo ataupun dirinya.

"Ternyata omongan para-para cewek kelas bener. Dia emang playboy, sering main sama cewek." ujar Aresh.

Erga menatap Aresh tak percaya. "Sejak kapan lo suka gibah sama cewek-cewek kelas." Ia tergelak, barusan menciduk Aresh.

Aresh melotot. "Enak aja, gue waktu itu cuma lewat dan cuma denger itu aja nggak lebih. Lo juga tau, gue alergi deket-deket sama cewek."

Erga geleng-geleng kepala, ia masih terggelak. Ada-ada aja temannya itu punya phobia yang aneh. Padahal laki-laki itu kalau nggak ada perempuan nggak bisa hidup. Laki-laki itu punya satu nafsu yaitu perempuan. Jadi, nggak masuk akal lah kalau laki-laki nggak membutuhkan perempuan. Yang ada daur hidup manusia bisa hilang.

"Kita taruhan deh!" ujar Aresh membuat Erga bingung.

"Taruhan apa emang?" tanya Erga bingung.

Aresh menatap Erga serius. "Kalau habis cewek ini, kayaknya habis ini sasarannya yaitu Anak Ayam lo itu."

"Mana mungkin bisa. Anak ayam juga nggak bego-bego amat buat di begoin. Dia itu orangnya bar-bar, mana mungkin juga Gheo suka sama cewek kaya modelan anak ayam. Gheo sukanya sama cewek montok sama yang cantik." ujar Erga.

Aresh tersenyum. "Tau darimana lo? Lo belain anak ayam, atau belain Gheo? Setahu gue lo itu kesel banget sama mereka berdua. Kenapa lo nggak aminin ucapan gue kalo Gheo dan Chelsi biar deket."

Erga melotot. "Edan lo? Kalo mereka disatuin, mau jadi kaya apa? Yang ada penyakit terlambatnya tingkat akut."

"Alesan lo, Ga! Bilang aja kalo cemburu. Nggak usah minggir jalan ngomongnya." Aresh terggelak.

________

"Tante! Chelsi kangen sama mama, tapi Chelsi masih benci sama dia." ujar Chelsi sambil mengaduk-aduk adonan kue kering yang akan dijual di toko bunga tante Erika. Siapa tahu, orang yang mau beli bunga jadi terpancing juga mau beli kue. Ibaratkan menyelam sambil minum air. Wkwk.

"Si! Sebenci-bencinya kamu sama mama kamu, kamu harus tetep maafin dia, dia yang udah ngandung kamu, ngelahirin kamu, yang ngerawat kamu." ucap tante Erika menenangkan Chelsi.

"Apa tan? Ngerawat aku? Kapan emang? Setahu aku, yang ngerawat sejak kecil itu tante! Bukan mama!" Chelsi mendengus kesal saat mengucapkan kata mama. Males banget manggil dia mama.

Stairs The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang