Keegoisan

37 5 2
                                    

"Aku sedang merasakan sakit menjadi bukan siapa-siapa untuk seseorang, sedangkan bagiku Ia adalah segalanya"


(POV. Ulil)



       Ada apa dengan gue? Kenapa gue jadi sebodoh ini mendiamkan Vina? Vina yang ga ada salah nya sama sekali.

Kenapa gue sangat benci Vina dekat dengan Bian? Apakah ini cemburu? Gue harap ini ga ada sangkut-pautnya dengan perasaan gue ke Vina.

Jujur saja, gue ga akan pernah mau Vina dekat dengan cowok selain gue.

Egois kah? Jangan salahkan gue, ini sifat alamiah dari sebuah perasaan.

Sejujurnya gue ga tega lihat Vina memelas minta maaf seperti kemarin. Tapi perasaan cemburu ini lebih kuat dibandingkan paras Vina yang menenangkan.

Sudah dua hari gue ga mengecek hp gue, pasti chat Vina sudah membanjiri WhatsApp gue.

Gue mengambil hp diatasi nakas, dan membuka aplikasi WhatsApp, berharap chat Vina bisa membuat gue lebih tenang.

Dan dugaan gue benar, Vina sudah berbacot ria disana.

From: Ndut🙎

"Ulil?"

"Jangan marah teyuus
Donggg :( "

"Ulillllllllll"

"Bales Dongggg :'( "

"Boror² di bls, diread
Pun tidakk :( "

"Mirisnya hayati
bwangg :( "

"Lil jangan diemin gue
Terus ishhhh! 😭"


Gue rada kasian juga Ama ni anak, pasti dia ngetik ginian mukanya melas wkwk.

Gue kembali menscroll pesan masuk dari Vina, masih banyak ternyata -_-

From: Ndut 🙎

"My Bf dari orok,
Jangan marah lagi
Yaa :( "

"Marah nya udahan
Yaa :( "

"Ga kasian apa udah
Melas nichhh 😭"

"Ulil, jangan marah²
Terus"

"Nanti tambah jelek,
Huahahaha"

"Tuh kan boro² di read_-"

"Lilll! Ishhhhhhhh!!!!"

"Sebagai penawaran
Terakhir & menggiurkan"

"Besok pulang sekolah
Kita ke tukang baso
Malang, okey?"

"Kali ini gue yang traktir,
Serius deh 😓"

"Tapi janji dulu jangan
Marah lagi :( "

"See you my boneka
Santet😘"

Anjir Boneka santet -_- untung gue sayang, wkwk.

Gue menaruh hp di atas nakas kembali, bermaksud hanya membaca pesan panjang yang dikirim oleh Vina. Garis bawahi kata panjang.

Bayangan gadis itu muncul kembali, seakan-akan memaksa gue untuk tetap mempertahankan keegoisan sekaligus perasaan gue ini.

Kenapa Tuhan menciptakan perasaan kalau hanya untuk menyakiti? Dan kenapa juga harus dengan gadis yang jauh untuk dimiliki.

Boleh kan gue bermimpi? Setidaknya imajinasi gue tidak sesakit kenyataan.

Jujur saja, Vina adalah cinta pertama gue. Terdengar alay kan? Tapi itu memang kenyataannya.

Jadi bagaimana sekarang? Apa yang harus gue lakukan? Musti kah gue melepas cinta pertama gue begitu saja?

Sepertinya memang harus seperti itu, Vina terlihat lebih bahagia dengan Bian.

Mungkin sangat berat, tapi gue tau cinta itu ga harus memiliki.

Bangun Lil! Vina hanya sebatas teman dan tak akan pernah lebih!

💥💥💥💥💥




⚫Ps
Author: wadawww bang, belajar bikin puisi dimana? :v


Ulil: Yee bego, orang lu yang ngetik ni cerita gue dah yang disalahin -_-


🔹Salam sayang dari author 💟

       

I Want You To Heal This Rift💔 (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang