Semacam kebodohan yang diulangi

25 5 2
                                    


      Jam pelajaran hari ini pun telah selesai, Vina tengah merapihkan buku-buku dan alat tulisnya lalu memasukan semuanya ke dalam tasnya.

Kini yang tersisa di kelas hanyalah Vina, Ulil, dan Ani yang mungkin sedang berada di dunia mimpi.

Ani masih tertidur, Vina menggelengkan kepalanya heran dengan sahabatnya yang satu ini.

"Aniiiii, bangunnnn!"

"Niiiiiii!!!"

Ani pun terbangun.

"Hoammmmmm" sadar Ani

"Mm..mm gue dimana?" Tanya Ani ngaco.

"Di kelas lahhh! Ni sadar" geram Vina sambil menggerakkan tubuh Ani.

"Ehh iyaiyaa, ko udah sepi?"

"Perasaan gue tidur baru 10 menit yang lalu, iyaa kan bep?"

"Iyaa perasaan lu bilang baru 10 menit, kenyataan nya lu tidur lebih dari 3 jam"

"Whatttt? 3 jam?!"

"Yahh ko sebentar banget sihhh, huftttt" desis Ani.

Vina pun heran dengan ucapan Ani barusan.

"Yaudah lu lanjut tidur aja disini, gue mau balik" ucap Vina geram dengan tingkah Ani yang makin aneh.

"Ehh candaaa, gueee mau balikkk koooo"

Vina dan Ani pun melangkah menuju pintu kelas mereka,

ingin rasanya Vina menegur Ulil yang sedari tadi memerhatikan mereka mereka berdua. Vina tau Ulil masih marah dengan dirinya, Dia mengurungkan niatnya untuk menyapa Ulil saat ini.

Vina dan Ani pun berjalan keluar kelas bersamaan, keadaan sekolah pun kini mulai sepi. Mereka mempercepat langkah mereka.

"Ponnnn!!!"

"Tungguuuu!"

Vina terkejut mendengar suara tersebut, dia cepat-cepat menoleh  ke sumber suara yang memanggilnya.

"Ngapain ka?" Tanya Vina heran dengan kehadiran cowok di hadapannya ini, Bian.

"Mau pulang bareng lagi, hehe"

"Dududududu, kasian nya nasib jomblo seperti diriku ini"

"Always pulang sendirian, ditemani dengan aroma bau asem dari abang-abang kenek metromini"

"Andai saja ada stok Co²Ge lagi seperti ka Bian, ga bakal gue lepasin" seru Ani memelas.

"Ahahaha alay banget sih temen lu pon" Bian kaget mendengar pengakuan Ani yang memelas.

"Apaansi ni? Malu-maluin tau ga?" Decak Vina.

Tiba-tiba terdengar suara decakan sinis dari depan pintu kelas vina yang memerhatikan mereka dari tadi.

"Li..i.ll?" Sapa Vina gugup.

"Cihh, gue kira tadi lu beneran minta maaf sama gue" jawab Ulil sinis sembari meninggalkan Vina yang mematung.

Vina pun terdiam, dia merasa bersalah dengan Ulil. Baru saja dia meminta maaf dengannya, dan sekarang? Seakan-akan dia mengulangi kesalahannya lagi.

Ani melihat Vina yang masih mematung melihat kepergian Ulil. Ani pun menghampiri vina. Dan menenangkannya.

"Gausah dipikirin bep"

"Heeh" jawab Vina datar.

"Yaudah yuk balik, gaenak ditungguin pangeran"

Ani pun mengajak Vina menghampiri Bian yang dari tadi memerhatikan mereka berdua.

"Mau balik sekarang pon?"

"Oke ka" jawab Vina lemas.

Ani pun pamit duluan meninggalkan Bian dan Vina. Mereka berdua berjalan ke arah parkiran menggambil Joni terlebih dahulu.

Dari tadi Vina hanya terdiam, entah memikirkan apa. Bian memerhatikan Vina dari kaca spionnya, dia aneh dengan tingkah wanita di belakangnya ini.

Bian pun tak ingin menggangu Vina yang masih asik dengan fikirannya sendiri, Bian tetap fokus mengendarai motornya.

"Sebegitu berharga kah Ulil di mata kamu vin?"  Lirih Bian sambil memperhatikan paras cantik wanita yang di goncengi olehnya.

Motor Bian pun sampai di depan rumah Vina. Ada Bu Ratna yang sedang menyapu halaman rumahnya itu.

Vina pun turun dari motor Bian, dan langsung menghampiri mamanya.

"Sore Tante" sapa Bian sopan.

"Ehh iyaa nak, masuk dulu yuk"

"Gausah Tante, Bian pamit dulu yaa"

"Oiyaa nak, makasih sudah mengantarkan Vina pulang"

"Iyaa Tante, Bian pulang dulu Tan"

Bian pun menyalakan motornya lagi, bersiap untuk melanjutkan perjalanannya lagi.

"Kaaaa"

Bian pun menoleh kearah Vina.

"Iyaa pon?"

"Makasih yaa ka" jawab Vina.

"Mmm oke"

Bian pun melajukan motornya, dan mulai meninggalkan rumah Vina.

Vina pun menyalami Bu Ratna yang sedari tadi heran dengan kemurungan anaknya itu.

"Kamu kenapa sayang?"

"Gapapa maahh"

"Pasti Ulil yaa?"

Vina pun kaget dengan tebakan Bu Ratna barusan, dia pun menoleh ke arah mamanya itu.

"Ko mama tau?"

"Mama tau dari mana?" Tanya Vina antusias.

"Sebenarnya kemarin malam yang sms mama itu Ulil"

"Ulil bilang sama mama kalo pagi ini dia akan jemput kamu"

"Makanya tadi mama masak pagi-pagi supaya kita sarapan bersama.

"Mama sengaja ga bilang sama kamu, itu pesan Ulil. Dia mau bikin kamu kaget karena dia jemput kamu tanpa bilang kamu Vin"

"Mama Gatau kalo Bian juga akan jemput kamu"

"Maafkan mama kalo Ulil jadi marah sama kamu Vin"

Vina pun tercengang mendengar pengakuan mamanya.

"Mmm gapapa ma, mungkin Ulil masih kesal dengan Vina"

"Nanti Vina akan minta maaf lagi dengan dia"

"Vina masuk duluan ya maa"

Vina pun berlalu dari hadapan Bu Ratna, dan memilih untuk masuk kedalam kamarnya.

Dia tidak habis pikir, kenapa sahabatnya itu bisa jadi semarah ini.

Vina takut, Ulil benar-benar marah dengannya.

"Ada apa dengan Ulil? Kenapa dia jadi semarah ini sama aku?" Lirih vina dalam hati.

💥💥💥💥💥










🔹Salam sayang dari author 💟


I Want You To Heal This Rift💔 (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang