Chapter #4 Sweet Lunch

61 7 0
                                    

Anna dan Sehun terduduk berdua dalam diam di kursi halte bus dekat sekolah Anna. Keduanya tampak antusias menatap anak kucing yang baru saja Sehun selamatkan. Sesekali Sehun mengalihkan pandangannya ke wajah Anna. Terus menatap penuh arti pada gadis yang sudah ia tandai sebagai miliknya.

"Bagaimana kabar kucing Tuan? Apa dia masih sering sendirian?" Anna memulai percakapan yang sukses menyadarkan Sehun.

"Hmmm.... Emon baik-baik saja. Tapi pasti Emon akan lebih senang jika Anna mengunjunginya. Ku dengar dari Emon bahwa Anna berjanji akan menemuinya" jawab Sehun sambil tertawa kecil mengingat kejadian pertama kali mereka bertemu.

"Apa aku boleh menemui Emon tuan?" Tanya Anna penuh harap.

"Tapi bagaimana caranya yah. Pasti Ibu dan Ayah akan marah jika aku bilang akan melihat kucing." Sambungnya lagi dengan sedikit mengembungkan pipi merah mudanya.

Jantung Sehun langsung berdegup kencang saat melihat Anna mengembungkan pipi merah jambunya. Ingin lagi rasanya memegang pipi merah jambu itu yang sudah menjadi candunya. Sehun sudah terobsesi dengan pipi merah jambu gadis itu. Pipi merah jambu Anna sudah masuk dalam list hal paling disukai Sehun bersama dengan setumpuk game di kamarnya.

"Aku kan sudah membantu Anna menyelamatkan anak kucing itu, apa Anna mau membantuku?" Tanya Sehun yang membuat Anna menatap polos ke arahnya.

"Baiklah Tuan, aku akan membantumu. Kau ingin ku bantu apa?" Tanya Anna antusias.

"Temani aku makan siang yah, kau juga pasti belum makan siang kan?" jawab Sehun dengan sedikit nada khawatir karena ini sudah jam makan siang. Sehun pikir pasti Anna belum makan.

Anna tidak langsung menjawab. Masih berpikir dulu sambil menundukan kepalanya menatap kakinya yang menggantung tak sampai pada permukaan tanah. Tapi memang kursi halte ini sedikit agak tinggi sih.

"Sebenarnya aku ingin pergi ke toko buku, tetapi jika hanya menemani tuan makan siang aku sepertinya tidak keberatan" jawab Anna yang masih duduk mengayunkan kakinya dan sorot matanya kini beralih menatap lawan bicaranya saat ini.

Sehun yang mendengar jawaban Anna langsung berdiri semangat dan kembali memakai jas kerjanya.

"Ayo Anna masuk, setelah makan siang akan aku antarkan ke toko buku jika kau sangat ingin kesana." Ajak Sehun mempersilahkan Anna masuk ke dalam mobilnya.

Perkataan Sehun barusan membuat Anna tersenyum manis. Ditambah surai hitamnya diterpa angin memperlihatkan wajahnya yang cantik polos menggemaskan.

Ingin sekali rasanya Sehun membelai wajah gadis itu. Membenarkan surai hitam gadisnya yang telah berantakan diterpa angin. Bukannya jelek, tetapi kenapa malah jadi semakin cantik. Tanya Sehun berulang dalam hatinya.

Anna duduk di kursi penumpang belakang, disampingnya juga Sehun yang juga duduk manis. Senyum-senyum sendiri sedari tadi semenjak Anna duduk disampingnya. Hanya duduk di samping gadis ini saja, Sehun sudah merasa hidupnya bahagia. Apalagi menjadikan gadis ini miliknya.

Sampailah mobil Sehun di depan lobby salah satu hotel bintang lima di Seoul. Sehun bergegas turun dan berlari ke sisi pintu sebelahnya untuk membukakan pintu mobilnya agar Anna bisa ikut turun dari dalam mobil.

Anna sedikit kaget, kenapa Sehun membawanya ke hotel. Katanya hanya ingin makan siang. Kenapa harus ke hotel.

"Maaf tuan, kau bilang tadi akan makan siang. Kenapa kita malah ke hotel ini?" Tanya Anna dengan nada polosnya.

"Kita akan makan siang di sini, di hotel ini kan ada restaurantnya. Kita bisa makan sepuasnya." Jawab Sehun dengan antusias. Sambil memandang wajah Anna yang masih terlihat bingung.

A Man with His LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang