Black mengerejapkan matanya bingung melihat dirinya yang kembali terbangun di kamar besar miliknya dan Death. Ada Neel disebelahnya, tersenyum canggung sambil mengusap tekuknya perlahan.
Lelaki itu baru saja diancam oleh anak imut ini okay? Jangan salahkan dia.
"Paman.... Neel?"
Ah ya.... Suara lembut itu adalah suara yang paling Neel suka di tempat mengerikan ini. Jika dia bisa, ingin rasanya Neel mencubit gemas pipi Black jika saja sebelumnya dia tidak terancam terbunuh.
Apalagi, terbunuh oleh pria manis didepannya ini.
"Ukh"
Neel segera menyerahkan headset milik Black untuk anak manis itu pakai. Wajahnya perlahan tenang kembali, sebelum memberi Neel tatapan kasualnya.
"Maaf aku menyerangmu sebelumnya. Siapa yang membawaku kesini? Ingatanku sedikit kabur setelah......"
Black langsung berhenti bicara saat dia ingat perbuatan apa yang sebelumnya dia lakukan. Matanya menatap tangan rampingnya lama. Ah, ternyata begitu. Rasa gelisahnya secara ajaib telah digantikan dengan rasa lega kini.
"Black?" tanya Death pelan, melihat Black yang hanya diam menatap tangannya.
"Bagaimana keadaanmu?" lanjutnya kemudian. Hanaru menggangguk pelan, memamerkan wajah indahnya yang terlihat terlihat begitu lembut.
"Aku baik-baik saja. Aku pasti merepotkan kalian lagi kan?" tanya Hanaru dengan nada bersalah.
"Tidak juga. Kau hanya tidur dan bangun kembali. Tidak merepotkan kami sama sekali" tidur lalu berubah menjadi psikopat dan bangun menjadi anak sopan yang pendiam. Ya, sangat tidak merepotkan. Tambah Neel dalam hati sambil meringgis.
Mendengar hal itu, Hanaru mengangguk pelan. Dia perlahan turun dari tempat tidur besarnya lalu beranjak untuk keluar dari kamar.
Kakinya yang dibalut piyama kebesaran berjalan pelan menuju ruang utama, bertemu dengan Red yang tengah asik memanjakan kukunya.
"Hai Black, ingin bersenang-senang lagi?" tanya Red bercanda.
Black yang mendengar pertanyaan itu segera tersenyum kecil, menggeleng pelan, lalu memberi tanda bahwa Death mungkin akan marah setelah ini. Ekspresinya aneh bahkan saat lelaki itu menanyakan keadaannya. Sebisa mungkin Black tidak ingin membahas masalah ini terlebih dahulu, setidaknya sampai Death kembaki biasa padanya.
Red segera tersadar dari kebodohannya, lalu tersenyum manis untuk membalasnya.
"Kemari Black sayang. Duduk dengan kakak sini" ujarnya mengalihkan pembicaraan.
Black menurut, duduk disebelah Red dengan patuh."Ya ampun kukumu rusak sayang. Sini, biar kakak bersihkan"
Hanaru diam saja saat Red memainkan kukunya gemas. Matanya memandang sekeliling, tumben manor ini sepi.
"Kemana yang lain?" tanya Black polos.
"Mereka sedang bekerja. Tidak perlu dipikirkan. Apa Brandon tengah bersama Neel di kamarmu?"
Black mengangguk. Brandon adalah nama asli Death, sedangkan Neel memang senang memakai nama aslinya karena tidak diperlukan untuk turun langsung kedalam pekerjaan mereka.
"Black, aku ingin bicara denganmu. Kutunggu di ruanganku sekarang"
Death yang baru keluar dari kamar memanggilnya. Black mengangguk, bangkit lalu mengecup pipi Red lembut, lalu tersenyum layaknya anak manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing in the Dark [boyxboy]
Ação" Jadi apa yang ingin kau lakukan jika kau telah berhasil melawan takdir?" Hanaru, pria muda itu termenung untuk sesaat. Sibuk menatap rintikan hujan sebelum berkata dengan suara yang datar, " Balas dendam" " Dan apa yang akan kau berikan padaku seb...