Part 3

416 10 0
                                    

Azyleon El Lucio, salah satu siswa SMA DIRGANTARA yang dipuja oleh para kaum hawa. Selain ia yang selalu tampil cool, ia salah satu siswa berprestasi di SMA DIRGANTARA. Ia sangat jaim saat berada dalam sekolah. Hal itulah yang membuat banyak kaum hawa mengaguminya. Namun, sikap itu berbalik 180 derajat jika ia bersama dengan teman dekatnya. Ia akan berubah menjadi sosok usil layaknya Rey. dan possessive pada orang yang disayanginya. Tak heran jika ia sangat akrab dengan Rey meskipun usia Rey lebih muda darinya. Azyl juga pindahan dari SMA NUSANTARA saat ia duduk dibangku kelas 11 tepatnya satu tahun lalu. Ia pindah karena ajakan orangtuanya yang bekerja di kedinasan. Dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, Alea. Azyl pernah menceritakan tentang Alea pada Rey. Rey juga pernah bercerita jika ia mempunyai saudara yang sekolah di SMA NUSANTARA namun bukan Alea melainkan Vanya. Mereka tidak menyadari jika Alea dan Vanya yang mereka ceritakan itu satu orang. Azyl sangat mencintai Alea bahkan hingga saaat ini Azyl belum menemukan sosok pengganti Alea.

-oOo-

"Rey gue turun di depan aja deh" Rey hanya mengangguk mengiyakan permintaan Vanya. Beberapa hari ini ia selalu berangkat dengan mobil karena Vanya tidak suka naik motor.

"Alea.." barusaja ia turun dari mobil Rey sudah ada yang memanggilnya, ia mencari ke sumber suara. Ia menemukan Leony yang sudah melambaikan tangan kepadanya. Ia segera berjalan mendekat ke Leony. Tanpa mereka sadari Azyl yang berada tidak jauh dari Leony pun mendengar panggilan Leony. Namun ia segera menepis pikirannya tentang Alea mantan kekasihnya itu. Ia pun melanjutkan aktivitas semulanya.

Disini hanya Leony lah yang tau tentang siapa Alea. Ia mengenal Alea sejak ia duduk di bangku kelas 10. Ia mengenal Alea saat tante Mira mengajak Alea ke kostan milik tante Mira. Sejak saat itu ia mulai akrab dengan Alea.

-oOo-

Jam istirahat siang sudah berbunyi. Alea yang sebenernya merasa lapar namun enggan ke kantin akhirnya menemukan ide. Ia mencari keberadaan Rey di kelas, namun ia tidak menemukan. Akhirnya ia membuka ponsel.

To : Reynald

Rey

Beliin gue makan dong, darurat nih

REYYY...!!!

From : Reynald

Iya iya

Dasar males!!

To : Reynald

Bodo amat!

Buruan

Read

Rey yang kebetulan sedang berada di kantin bersama Salma memesan lagi makanan untuk Vanya. Salma yang penasaran pun bertanya pada Rey "lagi chat sama siapa sih Rey?" Rey mengangkat sebelah alisnya "hm?" Salma tampak sebal karena dirinya merasa diabaikan oleh Reynald. "lagi chat sama siapa?" tanyanya ulang. "Oh, sama temen. Tadi nitip makan" Salma bertanya kembali "siapa? Cewek apa cowok?" Rey yang terlalu jujur dan tidak peka menjawab seadanya "cewek" lalu ia memasukkan lagi hpnya ke kantong. Membuat Salma cemburu.

Rey melihat Leony berada tak jauh darinya. Ia memanggil Leony. Lagi lagi membuat Salma semakin cemburu. Leony pun mendekat.

"lu mau ke kelas kan? Gue nitip ini" ia menyerahkan kantong plastik yang berisi ricebowl. "kasih ke Vanya ah maaf Alea" Leony tertawa ia tau jika Rey lebih terbiasa memanggil Vanya dari pada Alea.

"panggil Vanya aja gapapa gue juga udah tau" Leony meninggalkan Rey dan Salma.

"kok aku gak pernah denger nama dia sih? Siapa tadi? Alea?" Tanya Salma pada Rey. "iya Alea anak baru" jawab Rey seadanya. "siapanya kamu? Pacar baru kamu?" bahkan sampai saat ini Rey belum mengerti bahwa pacarnya itu cemburu "lah kan pacar aku kamu? Kamu amnesia?" Rey memegang kening Salma mengecek apakah suhu badannya panas. Salma yang sudah badmood akhirnya meninggalkan Rey sendiri di kantin "lah.. malah pergi" gumam Rey sendiri.

Istirahat siang masih lama, Rey memilih tetap di kantin. Ia melihat Azyl yang sedang berjala menuju kantin. Rey melambaikan tangannya, memanggil Azyl agar duduk bersamanya. Azyl yang sempat melihat Salma pergi ninggalin Rey sendirian di kantin bertanya pada Rey. "kenapa tuh pacar lu? Ngambek?" tanyanya. Rey hanya mengedikkan bahunya.

"tadi kan Vanya nitip beliin makan tuh trus yaudah gue beliin. Trus dia nanya gue chat sama siapa gue bilang temen. Trus gue titipin makanannya ke Leony karena gue masih males balik kelas. Tau tuh tiba tiba dia pergi gitu aja. Yaudah"

"lu gak pekaan amat sih sama cewek. Ya jelaslah dia gitu, Dia cemburu. Tapi siapa tadi lu bilang? Vanya? Sepupu lu yang dulu pernah lu certain?" Rey hanya mengangguk mengiyakan ucapan Azyl "tapi ya Rey, dulu lu bilang anak kir juga. Tapi gue gak pernah denger tuh nama Vanya. Yang ada Farah"

"ya kalo disekolah emang dia dpanggilnya bukan Vanya, itu panggilan keluarga. Dia biasa dipaggil Alea" jawab Rey

"Vayana Aystralea Dir.." dia menggantungkan ucapannya dia benar benar tak percaya "yaps.. Dirgantara. Nama keluarga gue" lanjut Rey.

"Dia Alea yang pernah gue certain ke lu" kini berbalik, Rey yang tidak percaya jika Alea yang dimaksud itu sepupunya sendiri. "jadi Vanya mantan lu bang?" Azyl masih tidak percaya "entahlah"

-oOo-

Vanya harus beradaptasi dengan sekolah barunya. Ia harus membiasakan diri bangun lebih awal yang semula jam 7 gerbang sekolah ditutup kini jam 6.30 sudah ditutup dan yang semula jam 2 sudah pulang sekolah kini jam 4 baru bulang sekolah. Tante Mira sempat tidak tega melihat Vanya yang pulang sekolah langsung tidur sampai malam. Terkadang ia juga tidak ikut makan malam walaupun tante Mira sudah membangunkannya berkali kali. Seperti malam ini, Vanya belum keluar kamar sama sekali sejak pulang sekolah. Mira berkali kali membangunkannya tapi Vanya malah menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut.

"nak, ayo bangun. Makan dulu, ntar kamu tidur lagi gapapa. Ini udah jam 7 loh" Mira sangat telaten dalam mengurus anak anaknya, tak terkecuali Vanya karena ia sudah menganggap Vanya sebagai anak kandungnya sendiri.

"iya,te. Tante tunggu dibawah aja. Vanya cuci muka dulu" Mira tersenyum kepada Vanya, dikecupnya kening Vanya lalu ia turun menyiapkan makanan.

Rey baru saja pulang. Setelah mengantarkan Vanya pulang tadi ia langsung berpamitan pergi ke rumah temannya. Sedangkan Vanya langsung menuju kamar.

Vanya turun dari kamar, melihat Rey yang baru saja masuk rumah. "dari mana lu Rey?" Rey menengok ke sumber suara. Mereka sama sama menuju meja makan. "mainlah emang lu, berpelukan sama guling mulu"

"kok nyesel ya gue nanyain lu?" ucap Vanya kesal. "siapa suruh nanya" ujar Rey masa bodo. Dirumah mereka hanya ada Mira, Rey, Vanya, dan satu ART untuk membantu membersihkan rumah untuk masak Mira sendiri yang akan menyiapkan. Papa Rey mengurus perusahaannya di jogja. Sedangkan Rey dan Vanya sama sama anak tunggal.

"eh Van lu kenal gak sama bang Azyl?" Rey mengingat obrolannya tadi siang. "mana gue tau, gue aja baru berapa hari disini"

"enggak, dia sama kayak lo. Pindahan dari SMA NUSANTARA, dia anak kir juga dulunya" Vanya mencoba mengingat. Tapi ia benar benar lupa.

"gak ada Rey. Oh iya di SMA kita ada kelas kir gak? Gue pingin gabung nih" Tanya Vanya antusias

"ada, coba Tanya aja sama Leony. Dia anak kir juga kok."

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang