part 8

279 13 1
                                    

Sudah beberapa hari Vanya dirawat di rumah sakit. Namun Azyl belum sempat menjenguk Vanya sama sekali. tentang orangtua Vanya, malam itu juga bunda Vanya datang. sedangkan ayahnya tidak bisa datang dikarenakan tugas. Rencananya sepulang sekolah nanti Azyl akan menjenguk Vanya.

"Rey..!!" Panggil Azyl saat mereka bertemu diparkiran.

"Hey bang"

"Btw pulang sekolah nanti gue pingin jengukin Alea. Di rawat dimana?"

"Ntar bareng gue aja"

"Oke ntar kabarin" kemudian mereka berdua menuju ruang kelas mereka masing masing.

Baru beberapa langkah seseorang memanggil Rey lagi "Reyy..."

"Apasii, Sal?" Ya, seseorang itu Salma. Tapi entah mengapa akhir akhir ini ia malas meladeni Salma.

"Nonton yuk pulang sekolah" Salma bergelayut manja pada lengan Rey.

"Gue gabisa" jawabnya singkat

"Kamu kenapa sih akhir akhir ini ngehindar terus dari aku? Apa karena Alea?" Rey menghentikan langkahnya, menatap tajam Salma.

"Stop curigain gue sama Alea! Harus berapa kali sih gue bilang ke elo kalo kita sodaraan?!" Bentak Rey.

"Tapi semenjak ada dia kamu berubah Rey!!" Salma pun tak mau kalah, ia balik membentak Rey.

"Terserah!" Rey pun pergi meninggalkan Salma.

"Bang Azyl" cegah Salma saat Azyl hendak mengikuti Rey.

"Ada apa?"

"Emang beneran Alea itu sodaraan sama Rey?"

"Masih gak percaya sama Rey?" Salma hanya diam "Gak salah sih kalo Rey jatohnya males sama lo" sambungnya lalu meninggalkan Salma

"Hih!! Semua sama, gue perlu nyelidikin nih" gumamnya sendiri.

-oOo-

Azyl dan Rey menuju rumah sakit tempat Alea dirawat. Sebelum ke rumah sakit Azyl menyembatkan membelikan pempek Palembang kesukaan Alea.

Azyl dan Rey masuk ke ruang rawat Alea disambut oleh bunda Alea.

"Permisi Tante" ucap Azyl saat masuk ke ruangan.

"Loh El? Apa kabar sayang?" Bunda Alea tidak tau jika Azyl sebenarnya pindah ke SMA Dirgantara. Azyl mencium tangannya.

"Baik Tante, Tante sendiri gimana kabarnya?"

"Tante baik, duduk dulu. Alea masih tidur"

"Iya Tante"

Sedangkan daritadi Alea masih menutup tubuhnya dengan selimut, sebenarnya dia tau jika Azyl datang.

"Rey, El, Tante mau pulang dulu gapapa ya?"

"Iya Tante gapapa, ada bang Azyl juga" jawab Rey sambil merebahkan dirinya di sofa.

"Yaudah Tante pulang dulu ya"

Alea sudah biasa bundanya digantikan oleh Rey saat Rey sudah pulang sekolah.

Ia membuka selimutnya lalu memanggil Rey "Rey beliin gue jus jambu dong"

"Lo udah bangun daritadi? Rese ya lo bangun bangun langsung merintah orang seenaknya"

"Bacit" jawabnya singkat "buruan beliin" lalu ia kembali menutup tubuhnya dengan selimut.

"Iyaaa tuan putriiiiii" Rey bergegas pergi "bang jagain tuh cewek lo"

"Reyyyy!!!!!" Teriak Alea dari balik selimutnya.

Setelah Rey pergi, Azyl duduk disebelah ranjang Alea. Ia menatap Alea yang sembunyi dibalik selimut.

"Al" panggil Azyl sangat hati hati dan hanya dibalas deheman oleh Alea.

"Makan yuk, tadi kakak beliin pempek kesukaan kamu"

'nooo Aleaaa, jangan mau'

Alea tetap tidak menjawab.

"Al, marah boleh. Tapi jangan gini dong. Dimakan dulu ayo" ucap Azyl sangat pelan.

Alea bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk dengan dibantu Azyl.

"Aku suapin ya?" Hancur sudah pertahanan Alea. Memang benar daridulu Alea mudah luluh dengan Azyl. Ia menganggukkan kepalanya.

Azyl tersenyum melihat Alea mulai luluh kembali dengannya. Meskipun tidak ada pembicaraan apapun.

"Minum air putih aja ya? Rey belum datang" Lagi, Alea hanya mengangguk.

"Makasih" ucap Alea.

Azyl tersenyum "cepet sembuh Al" ia mengusap puncak kepala Alea. Namun Alea menurunkan tangan Azyl lalu menggenggamnya sebentar.

"Cieeeeeee, jadi terharu guee" Alea melepaskan genggamanannya setelah mendengar si perusuh datang.

"Rese lo sana pergi" usir Azyl.

"Siniin jus gue" setelah memberikan jus milik Alea ia kembali keluar.

"Gue beli makan dulu kalian berduaan aja dulu enaqinnn" ejek Rey.

Sedangkan suasana di ruangan kembali hening.

Alea menarik nafasnya dalam dalam, ingatan tentang masa lalunya bersama Azyl sangat indah. Sebelum Azyl tiba tiba meninggalkannya dengan alasan yang tidak logis menurutnya.

Alea mengusap air matanya ketika ia teringat bagaimana Azyl meninggalkannya.

"Al? Are you okay? Apanya yang sakit?" Azyl baru sadar jika Alea menangis daritadi.

"I'm okay, gapapa" ia mengusap kembali air matanya sambil memberikan senyumnya kepada Azyl.

"Al.." Azyl menatap Alea dalam dalam membuat Alea tidak bisa menghentikan tangisnya.

"Hey? Kenapa? Bilang Al" Azyl menarik Alea kedalam pelukannya.

Alea masih tidak menjawab "Al jangan gini please, kamu mau apa? Jangan nangis terus" Azyl mencoba menenangkan Alea.

"Al, dengerin" Azyl menjeda ucapannya, ia mengusap lembut rambut Alea. "Trust me, kakak janji gak bakal ninggalin kamu lagi"

Alea melepaskan pelukan Azyl, "Alea gapercaya, kakak bohong. Alea gabisa percaya lagi" ia membaringkan tubuhnya kembali lalu menutup tubuhnya dengan selimut.

"Al stop nangisnya" Azyl mengusap kasar wajahnya. "Kakak harus ngapainnn Al" Azyl sudah kehilangan akal lagi.

"Kakak pergi!!" Teriak Alea dari dalam selimut

"Pergi? Yaudah kakak pergi" Azyl beranjak pergi meninggalkan Alea. "Cepat sembuh ya"

Setelah Alea mendengar suara pintu yang ditutup ia membuka selimutnya.

"Lah pergi beneran" gerutunya

"Dasar manusia gapunya urat peka"

____________________________

Hola teman teman aku kembali

Kasih vote dong biar aku semangat lagi, maaf yaa lama bgt bgt bgttt:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang