[Universe: Lintasan Orbit]

142 6 3
                                    

[Mars]

Pena itu mulai kehilangan tintanya, tepat ketika dia menyelesaikan kalimat terakhir pada secarik kertas kusut yang tak sengaja ditemukan. Tawa kecil mengalun, pemuda itu mentertawakan ide konyolnya seraya berpikir ulang apakah benar akan ia realisasikan atau berakhir di tempat sampah.

***

[Venus]

“Hari ini buku apa yang akan menemani soremu?”

Gadis itu tersenyum malu, tak menyangka penjaga perpustakaan itu mengenalnya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, tangannya mengulurkan sebuah buku beserta kartu anggota di atas meja peminjaman yang langsung disambut. Dia mengetukkan jarinya pelan sembari menunggu peminjamannya diproses. Beberapa kali netranya menelisik ornamen perpustakaan yang selalu menenangkan hatinya, entah mengapa, sebelum benaknya mengingat sesuatu.

“Uhm..., maaf,” cicitnya.

Penjaga perpustakaan yang tengah menscan karti anggotanya menoleh,

“Ya?”

“Kurasa seseorang tak sengaja meninggalkan penanya di sana.”

Dia menyerahkan pena yang memiliki aroma kayu kepada penjaga perpustakaan setelah sesaat menunjuk meja yang dimaksud. Penjaga tersebut mengerenyitkan dahi, tapi detik kemudian mengangguk.

“Baik, akan kusimpan, terima kasih. Semoga saja pemiliknya ingat kalau dia meninggalkan pena seunik ini. Oh–, ini buku pinjamanmu.”

Kedua sudut bibir sang gadis terangkat cerah, “terima kasih!”

***

(a.n) Uh, hai? Salam jumpa kembali! Haha, duh awkward. Sekeping info, aku menempatkan cerita ini di genre puisi sebab memang nantinya mayoritas ceritanya akan berupa puisi. Sedangkan narasi (seperti di prolog ini) akan digunakan seperlunya aja, semisal menjelaskan situasi atau ya untuk kepentingan tertentu aja, hehehe. See ya!

Sincerely,
Rara.

The Universe of Mars&VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang