Aku baru selesai mengambil kue di warung tadi pagi. Aku mengayuh sepedaku pulang. Aku merutuki hari ini. Aku sampai di rumah. "Bu Lena pulang" kataku. Aku meletakkan tempat kue kosong di atas meja makan. Kemudian aku menuju kamarku. Aku meletakkan tas dan meraih handuk kemudian bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai mandi,aku memakai baju yg pas kemudian keluar dari kamar. "Bu Lena kerja dulu" kataku. "Iya" sahut ibuku.
Aku meraih tas selempangku kemudian bergegas menuju toko buku. Sesampainya di sana aku langsung menuju meja kasir tempat aku bekerja. Tak lama setelah itu ada yg meletakkan beberapa buku komik diatas meja kasir. Aku melihat ke depan. Orang yg membeli komik itu adalah Revan. Ada apa dengan hari ini? Semuanya tentang Revan. Aku mengusap mataku dan melihat lagi. Barangkali aku berhalusinasi.
"Woi lo niat kerja gak. Hitung cepet" kata Revan. "Lo ngintilin gue ya? Dimana mana ada lo" kataku. "Heh cewek ke-gr-an. Kuker banget gue ngikutin lo" kata Revan. "Ish bacot. Siniin buku lo" kataku. Revan mendorong bukunya mendekat. Aku menscan harga harganya. "Bocah banget ya lo? Bacaannya komik" kataku sambil menahan tawa.
"Lo kerja kerja aja. Jangan ngesok ngatain gue bocah" kata Revan. Revan tak sengaja menyenggol mesin kasir hingga pecah berantakan. "Astaga Van. Lo kok gak hati hati banget sih!" Kataku. "Aduh gimana kalau bos gue marah. Entar gaji gue dipotong" keluhku. "Ma-maafin gue Len. Gue bakalan tanggung jawab kok" kata Revan dengan muka pucat pasi. Tak lama kemudian bosku keluar. "Ada apa ini ribut ribut? Kamu ya Len?" Tanya bosku.
"Bukan pak. Bukan saya" kataku sambil menunduk. "Astaga Lena. Mesin kasir sampai pecah. Gaji kamu aja gak cukup buat gantiin mesin ini Len" kata bosku. "Maafin saya pak" kataku. "Saya yg salah pak" kata Revan. "Oh jadi kamu yg nyenggol? Pokoknya saya minta ganti rugi sama kamu" kata bosku pada Revan. "Iya pak saya bakalan ganti. Tapi gak sekarang. Karna saya belum ada uangnya" kata Revan.
"Saya gak mau tau. Mulai besok kamu kerja disini dengan jadwal yg sama dengan Lena" kata bosku. Aku melongo. Aku akan bertemu Revan di sekolah dan di tempat kerja sekaligus. Mampus aku. "Tapi pak-" perkataanku terpotong. "Oke pak saya terima" kata Revan. "Jangan coba coba kabur kamu" kata bosku. "Ini pak jam tangan saya jadi jaminan" kata Revan sambil menyodorkan jamnya. "Oke" kata bosku.
Revan kemudian pergi dari toko. Aku duduk dan menghela napas panjang. Akan bertemu Revan sepanjang hari adalah mimpi buruk yg tak pernah ku bayangkan. Namun terjadi dengan sangat cepat. Aku kemudian melayani orang pembeli dengan cepat. Setelah itu aku mengemasi barang barangku dan pamit pada bosku. "Bos saya pamit pulang ya" kataku. "Iya. Bilang pada temanmu yg tadi ya. Besok jangan lupa" kata bosku. "Iya bos" kataku.
Aku kemudian keluar dan mengambil sepedaku. Aku mengayuh sepedaku pulang. Di perjalanan aku bertemu Revan yg sedang jalan kaki. "Kebetulan banget kita ketemu lagi. Bos gue bilang besok jangan lupa" kataku. "Iya" kata Revan. "Dia titip salam buat lo" kataku. "Iya" kata Revan. "Rumah lo jauh?" Tanya Revan. "Lumayan. Gak jauh kok" kataku. "Gue boncengin mau?" Tanya Revan. "Emangnya lo mau? Sepeda butut doang nih" kataku. "Udah jangan banyak cincong. Sini gue boncengin aja" kata Revan.
Revan memboncengiku. "Kok lo kerja disana?" Tanya Revan. "Nambah uang jajan sekalian bantu ortu" kataku. "Lo mandiri ya" kata Revan. "Iyalah. Emangnya elo. Anak mami" kataku. "Sorry ya gue bukan anak mami" kata Revan. "Oh ya?" Kataku. "Lo aja tuh yg gak tau terus sotoy" kata Revan. "Dih gue gak sotoy ya. Tapi mengutarakan fakta" kataku. "Ngaku aja sih kalau lo sotoy" kata Revan. "Gue gak sotoy Revan" kataku. "Eh besok latihan paskib lagi gak?" Tanyaku. "Latihanlah" kata Revan.
'Mampus' batinku. "Mang napa? Capek? Panas? Alah lemah" kata Revan. "Heh gue gak bilang gitu ya. Sotoy sih lo" kataku. "Lo denger ya,sebenarnya di paskib itu banyak anggota ceweknya. Tapi kebanyakan kayak lo. Gak tahan panas jadi keluar deh" kata Revan. "Gue gak akan keluar" kataku. "Yakin? Bertahan sampe akhir?" Tanya Revan. "Iyalah. Bakalan gue buktiin kalau gue gak lemah. Awas aja lo" kataku padanya.
"Oke. Kita lihat aja entar ya. Seandainya lo nyerah,lo harus jadi ubab gue" kata Revan. "Seandainya gue menang?" Tanyaku. "Gue turutin semua perintah lo" kata Revan. "Sumpah lo?" Tanyaku. "Iya" kata Revan. "Awas lo ya! Gue pasti menang!" Seruku semangat. "Liat aja nanti" kata Revan.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
Bantu dengan vote yaPart sudah di revisi💙
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Slow Update)
Teen Fiction"Bagaimana jika kalian adalah aku? Punya banyak mimpi namun mewujudkannya seolah mustahil. Serta banyak kejutan yg muncul dari hidupku membuatku tahan banting akan kerasnya hidup. Ini kisahku"-Alena Azzura Chatarina "Bagaimana jika kalian adalah aku...