8. Latihan

8 2 0
                                    

Hari ini aku,Vita,dan yg lainnya akan ikut latihan paskibra. Sebenarnya aku ogah ogahan. Tapi si Revan memaksaku. Vita juga. Vita bilang "biar gue ada temennya". Menyebalkan. Dan disinilah aku. Berakhir di barisan dibawah komando Revan. "Siap gerak!" Perintah Revan. Kami langsung melakukan posisi siap. "Lancang depan gerak!" Perintah Revan lagi. Barisan terdepan melakukan lancang kanan. Sedangkan barisan paling kanan melakukan lancang depan.

Aku menyesuaikan diri. "Istirahat di tempat gerak!" Perintah Revan. Semuanya langsung melakukan posisi istirahat di tempat. "Oke semuanya. Selamat pagi" kata Revan. "Pagi!" Jawab kami semua sambil mengubah posisi menjadi posisi siap kemudian kembali ke posisi istirahat. "Buat yg udah hadir hari ini, gue ucapin makasih. Makasih udah ngasih weekend kalian buat latihan paskibra" kata Revan. Kami semua mengangguk.

"Paskibra itu bukan main main. Kita mengibarkan bendera merah putih. Bendera kebanggaan kita. Ini merupakan salah satu sarana kita untuk mencintai negara kita. Negara kita Indonesia. Semangat para paskibra!" Kata Revan. Sekarang Revan memberi pengarahan. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok. 1 kelompok beranggotakan 3 orang. Kami kemudian diarahkan dan dilatih untuk menaikkan bendera.

Setelah beberapa latihan,kami diperbolehkan istirahat. Aku duduk di tribun dekat lapangan. Tiba tiba kurasa ada sesuatu yg dingin menempel di pipiku. Aku menoleh. Ternyata Revan menempelkan botol mineral dingin ke pipiku. "Buat lo" katanya sambil mengulurkan botol itu. "Makasih" kataku sambil menerimanya. Aku meneguk air itu. Rasanya segar sekali. Setelah lelah dan panas panasan. "Kok lo mau jadi paksib?" Tanyaku ke Revan. Revan menghela nafas panjang.

"Dari dulu,gue pengen banget jadi paskibraka. Zaman zaman gue TK nih,gue nasionalis banget. Gue udah hapal pancasila sejak zaman gue TK. Gue suka banget lihat upacaran 17an di istana negara. Rasanya seneng banget setiap lihat itu. Saat orang lain fokus sama presiden,wakilnya,maupun jajarannya. Gue malah fokus ke paskibraka nya. Menurut gue mereka keren keren banget. Sejak saat itu gue pengen jadi paskibraka. Semenjak SD,gue sering jadi petugas upacara. Udah SMA,gue milih eskul paskibra" kata Revan. Aku mengangguk.

"Ternyata karena itu. Kalau gue,awalnya sih karena ditunjuk lo. Gue gak pernah kepikiran jadi paskibra. Gak ada niat sedikitpun. Namun sejak gue ikut dan latihan sama kalian semua,rasanya gue udah seneng disini. Solidaritas dan nasionalisme-nya kerasa banget" kataku menjelaskan. Revan mengangguk. "Btw, awalnya gue kira lo anak IPA" kataku. "Karena tampang?" Tanya Revan. Aku mengangguk. "Banyak yg ngira gitu" kata Revan. "First impression gue ke lo itu lo nyebelin parah" kataku jujur.

"Jarang ada yg jujur ke gue" kata Revan. "Loh kenapa?" Tanyaku terkejut. "Gue orangnya sumbu pendek. Main tonjok" kata Revan. "Gue tau lo gak mungkin nonjok gue" kataku dengan pdnya. "Kenapa lo yakin?" Tanya Revan. "Gue cewek. Hilang dong harga diri lo kalau misalnya lo nonjok gue. Ya kan?" Kataku. Revan mengangguk. "Bener juga lo. Tapi keknya ya,lo itu bukan cewek tulen" komentar Revan. "Lo bilang apa? Sembarang lo ya. Gue hajar juga lo!" Kataku dengam emosi membara. Revan tertawa. "Tuhkan kasar. Bukan cewek lo ya" kata Revan.

"Cie cie" sahut Vita yg baru datang. "Apa lo?!" Kataku & Revan bersamaan. "Kompak bener" kata Vita lagi. Aku menatapnya dengan tatapan 'awas lo ya'. "Sans" kata Vita. "Gue kesana dulu" kata Vita lalu menjauh. "Eh lo mau kemana?! Jangan lari lo?!" Teriakku tapi Vita sudah berlalu tanpa mendengarkanku. "Bener bener ya tuh anak" gumamku. "Sabar tomboy" kata Revan. "Apa?" Tanyaku. "Lo panggil gue apa?" Tanyaku. "Tomboy" kata Revan.

"Emang gue tomboy?" Tanyaku. "Ya dibilang feminim,gak pantes. Dibilang tomboy,gak mirip. Emang aneh lo" kata Revan. "Kalau gitu satu sama. Lo juga dibilang laki,gak pantes. Dibilang cewek,gak mirip" kataku menggunakan nada mengejek. "Awas lo ya" kata Revan sambil mengejarku. Aku berlari menghindari Revan. Tiba tiba Revan mengelitikiku. "Hahahahaha Van udah Van. Hahahahahaha" tawaku tak bisa reda. "Rasain lo" kata Revan. "Hahahahaha" tawaku semakin menjadi.

"Udah Van udah" kataku. Revan berhenti. Aku duduk lesehan di lapangan sambil mengatur nafas. "Gitu doang capek banget" komentar Revan. "Rasanya kayak lari marathon" kataku membuat Revan tertawa. "Lo sih" kata Revan. "Eh kok gue? Elo dong. Kan lo yg duluan ngata-ngatain gue" kataku. "Ya lo kan gak perlu bales. Tenang aja Len, bakal gue ajarin lo jadi cewek tulen" kata Revan. "Lu kira gue bencong lampu merah?" Kataku kesal. Namun tak bisa menyembunyikan tawaku.

"Gak sih. Yaudah deh lo cewek bener. Ya kan nona?" Kata Revan. Kata nona yg diucapkan dengan nada mengejek. "Iyain" kataku. "Iya nona Lena" kata Revan. "Dih" kataku. Kemudian kami tertawa bersama. Ternyata orang yg first impression-nya buruk,belum tentu dirinya buruk juga.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
Halo semuanya,
Aku kembali setelah sekian lama gak update. Apa kabar kalian? Baik dong ya.

Tinggalkan vote ya,terimakasih:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALENA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang