3-Paskibra

66 6 0
                                        

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yg lalu. Dan disinilah aku dan Vita berada. Di lapangan. Kami disuruh berbaris. "Perkenalkan diri kalian masing masing!" Perintah Revan dengan sombongnya. "Gue Pevita Zanna. Umur 16 tahun. Kelas 11 IPA 3" kata Vita dengan lantang. "Berikutnya!" Perintah Revan. "Gue Alena Azzura Chatarina. Umur 16 tahun. Kelas 11 IPA 3" kataku dengan sama lantangnya. "Berikut!" Perintah Revan.

Semua orang sudah memperkenalkan diri. "Kalian semua yg ada disini merupakan orang orang terpilih. Dengan fisik yg bagus. Gue harap mental kalian juga sama bagusnya dengan fisik kalian. Sekarang kalian tulis nama kalian di atas karton dan kalungkan di leher kalian sampai jam pulang sekolah!" Perintah Revan. Aku melongo. Vita menarikku menuju koperasi. Vita membeli selembar karton dan membagi dua untukku dan untuknya.

"Gila gak sih ngasih perintah. Masa kita disuruh kek begitu" kataku. "Udahlah biarin aja. Cuma pake nama kita sendiri kok" kata Vita. "Ish nyebelin" kataku. Aku dengan ogah ogahan menulis namaku di karton. Ku beri tali di karton itu dan mengalungkan karton itu di leherku. Begitupun Vita. "Gue ke lapangan duluan ya Len" kata Vita. "Iya. Gue mau ngadem dulu disini" kataku.

Aku mau meredakan emosiku sebelum kembali ke lapangan. Belum lama aku duduk disini,muncullah sosok mahluk astral di depanku. "Alena Azzura Chatarina" dia membaca papan namaku. "Kenapa gak kelapangan?" Tanyanya. "Males" kataku. "Gue bilang ke lapangan sekarang!" Perintahnya. "Revano Arkana Ganendra yg terhormat. Gue mager" kataku. "Lo bangun dan jalan pake kedua kaki lo ke lapangan atau gue gendong" kata Revan.

"Mager" kataku. Revan kemudian mengangkatku dan menggendongku ala bridal style. Aku terkejut dan meronta ronta di gendongannya. "Lo turunin gue gak! Macem macem banget sih lo!" Bentakku padanya. "Salah lo sendiri. Siapa suruh sok sok an mager. Lo cuma pengen digendong sama gue kan?" Kata Revan dengan santainya. "Eh cowok songong,mendingan lo turunin gue" kataku. "Kalau gue turunin lo,lo pasti kabur. Jadi gue gak bakal turunin" kata Revan.

Revan benar benar menggendongku sampai lapangan. Vita yg melihat adegan itu melongo. Vita langsung berlari ke arahku. "Sumpah lo digendong cogan Len. Cogan" kata Vita. "Ish gue juga gak mau digendong dia" kataku. "Cerita dong. Kok bisa sih dia ngegendong lo?" Tanya Vita. Aku menceritakan detail yg terjadi. "Astaga Len. Lo beruntung banget. Tau gak sih? Revan tuh gak pernah kayak gitu ke cewek lain. Baru ke lo doang. Astaga gue baper Len" kata Vita yg sangat over reacting itu.

"Bodoh amat. Minggir mau ngadem" kataku. Aku duduk dipinggir lapangan. Angin sepoi sepoi menerpaku. "Latihan!" Perintah Revan. Aku yg mendengar suara asem itu segera berlari menuju lapangan. Kami diajari baris berbaris juga cara menaikkan bendera yg baik dan benar. Setelah selesai latihan kami diberikan waktu istirahat sebentar. Aku kembali ke pinggir lapangan dan duduk berdua dengan Vita.

Tiba tiba ada sesuatu yg dingin menempel di pipiku. Aku menoleh. Ternyata Revan menempelkan minuman dingin ke pipiku. "Diminum" katanya dan menyodorkannya padaku. "Yg ini buat lo" kata Revan ke Vita. "Makasih" kata Vita. "Thanks" kataku dengan judesnya. "Oke" kata Revan kemudian pergi dari hadapan kami. "Tuh kan dia baik. Lo aja tuh yg suka nethink" kata Vita.

"Ish dia tuh caper di depan banyak orang. Coba kalau cuma berdua sama gue. Baik dari hongkong" kataku. "Lo mah gak bersyukur banget. Masih untung dia baik sama lo" kata Vita. "Gue bersyukur kok. Buktinya gue bilang 'thanks' ke dia" kataku. "Oke oke terserah" kata Vita padaku. "Yaudah" kataku. Aku meminum minuman yg diberi oleh Revan. "Diminum juga neng" kata Vita. "Lo udah minum dan lo gak mati. Berarti gak beracun makanya gue minum" kataku.

"Lo tuh bisanya ngeles aja ya kayak bajaj. Awas ketabrak cintanya Revan" kata Vita. "Alah bahasamu ketinggian" kataku. "Dibilangin gak percaya. Biasanya nih ya kalau suatu hubungan diawali dengan yg jaim jaim,yg berantem berantem,bakalan langgeng sampe kakek nenek" kata Vita. "Iyain dah. Udah ah gue mau ke kelas. Disini panas" kataku. Aku berlalu menuju kelas. "Eh tungguin gue dong!" Teriak Vita. "Cepetan dikit" kataku. "Iya iya ah bawel" kata Vita. Vita menyusulku dengan langkah cepat.

Aku dna Vita berjalan beriringan menuju kelas. Sesampainya di kelas aku langsung duduk di kursi. Aku menjadikan tanganku sebagai bantal dan meletakkan kepalaku di atasnya. Ah rasanya surga. Setelah berjemur dan berkegiatan di lapangan. Aku harap bel pulang cepat cepat berbunyi agar aku cepat istirahat di rumah.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
Bantu dengan vote,ya

Part sudah direvisi💙

ALENA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang