Bag. 2 Perasaan Alfan

17 6 7
                                    


Gue lagi menata untuk yang baru, jadi plis jangan ganggu gue untuk sementara ini.

Setelah Alfan mengantarkan pulang Meita dengan selamat. Dia langsung pulang menuju rumahnya juga, yah walaupun rumah Meita dan Alfan berbeda arah, namanya juga sayang. Serius Alfan sudah tahap 'sayang' terhadap Meita? Bagaimana tidak, Meita yang selalu mendukung Alfan ketika Alfan tidak pernah dikasi kabar oleh Adira, ketika dia masih berpacaran dengan cewek itu. Apa yang diragukan lagi oleh Alfan, kalau Meita selalu ada untuknya tidak seperti Adira yang selalu mementingkan diri sendiri.

'ini pilihan tepat , Lo pasti bisa' ujar Alfan dalam hati yang masih menyetir motor menuju rumahnya.

Setelah sampai rumah, ia langsung masuk ke kamarnya. Setelah itu dia mengecek HP untuk memberi kabar kepada Meita bahwa dia sudah sampai rumah dengan selamat.

To : Meita :)

Aku sudah sampe yang, jangan lupa makan yaa..

Alfan merebahkan badannya di kasur, sambil menunggu balasan dari sang kekasih 'barunya'. Tetapi dia juga terus berpikiran, bagaimana perasaan Adira. Baru juga sebulan putus sudah mendapatkan pengganti, disini Alfan juga merasa bersalah. Kenapa dia sebagai cowok tidak mempertahankan hubungannya dengan Adira, seharusnya dia dulu bicara baik-baik dengan Adira, tidak seperti ini. Adira mendiamkan dirinya, dan dia mendiamkan Adira tanpa alasan. Sampai akhirnya Adira lah yang memutuskan hubungannya.

Sebenarnya sangat disayangkan bagi Alfan, mereka sudah mempertahankan hubungan selama setahun lebih. Dan di dalam hubungan itu banyak sekali masalah-masalah yang terjadi, tapi mengapa ketika tidak saling memberi kabar harus putus seperti ini. Alfan juga salah di sini kenapa dia cepat nyaman dengan seseorang ketika pacarnya juga butuh perhatian.

'maafin gue Dee, gue gak bermaksud buat selingkuh dari lo. Gue juga pengen dapet perhatian dari lo, tapi lo malah gak pernah ada kabar buat gue.' ucap Alfan yang bermonolog sendiri, dan tanpa sadar sebenarnya balasan pesan dari Meita sudah dari tadi, tetapi dia mengabaikan pesan tersebut dan beranjak menuju kamar mandi.

Setelah mandi baru lah dia membaca pesan yang dikirimkan oleh Meita.

From : Meita :)

Iya yang, kamu juga jangan lupa makan ya :*

Alfan tersenyum kala membaca pesan yang dikirimkan oleh Meita.
"ini Dee yang gue pinginin, lo perhatian setiap gue chat lo"
Ya wajar dalam setiap hubungan yang baru pasti masih manis-manisnya, wajar sekali. Adira juga melakukan itu ketika baru pertama kali pacaran, bahkan lebih dari itu. Bagaimana tidak, sebenarnya Adira sudah menyukai Alfan sejak lama, dan sekarang hanya bertahan selama setahun. Sedih si..

Akhirnya mereka berbalasan pesan hingga larut malam.

***

Seperti biasa pagi ini Alfan berangkat sekolah, Alfan hanya mengantarkan Meita pulang tetapi tidak pernah berangkat bersama kesekolah, karena Meita selalu diantarkan oleh Ibunya.
Setelah sampai, Alfan langsung masuk kelas bahwasanya dia selalu berangkat paling akhir ketika gerbang akan ditutup. Walaupun terlihat berwibawa dimata adik kelasnya, ya dia tetaplah seorang siswa yang jika telat akan menyuruh sahabatnya untuk membuat kan surat. Tapi kali ini dia tidak menyuruh sahabatnya untuk membuatkan surat, karena dia dengan selamat sampai dikelas.

Alfan sudah berjalan didepan kelas, dengan wajah yang biasa saja. Tetapi dia mendapat perhatian dari penjuru kelas. Yah karena apa lagi, karena dia didaulat menjadi ketua jurnalistik di sekolahnya.

"Oyyy.... akhirnya kelas kita ada yang jadi ketua" sorak teman Alfan yang lagi duduk diatas meja.

Alfan yang sedang berjalan menuju mejanya, langsung melambaikan tangan bak model yang sedang berjalan di catwalk. Sontak semua siswa yang berada didalam kelas tertawa dengan tingkah yang ditunjukkan oleh Alfan, kecuali dua sahabatnya.

Yah begitulah Alfan jika dihadapan teman-temannya dia sangat konyol, tapi beda ketika dia sudah masuk diruang forum jurnalistik Alfan akan sangat berwibawa dan tidak akan menampilkan sifat konyolnya, dia 'jaga image' katanya.

"Najisun sih fan.." kata Randi sedang menyalin tugasnya yang ia contek dari Dewi, anak yang paling nurut dikelas. Nurut dicontekinnya, walaupun jawabannya kadang salah, kadang benar.

Dengan wajah yang dibuat-buat untuk membela Alfan "seharusnya kita tuh bangga, punya temen ketua. Dan kalo udah jadi ketua, kita minta makan-makan. Mayan lah makan gratis" ucapnya yang memasang wajah senang bila mendengar makanan gratis.

"Yeee...emang ketua megangin duit? Yang megang duit tuh bendahara bukan gue. Pinter amat sih lo" kata Alfan yang langsung duduk di bangkunya, tepat didepan kedua sahabatnya tersebut. Kebetulan Alfan duduk dengan Danu 'si manusia es', dengan Alfan, Danu berteman dengan sangat baik. Jika Alfan tidak mengerti pelajaran, pasti dia akan bertanya kepada Danu dan Danu pasti mengajarinya.

Setelah belajar selama 4 jam, dan waktu bel istirahat pun berbunyi Alfan langsung membereskan bukunya bukan segera ingin pergi ke kantin. Melainkan pergi ke kelas Meita, untuk mengajaknya ke kantin ataupun hanya makan bekal dikelas.

Kedua teman Alfan, Randi dan Atma sudah kekantin dari tadi, sebelum pelajaran selesai. Pamitnya sih ke WC, mentang-mentang gurunya sudah tua, dikibulin.

Alfan menyusuri koridor kelas 11, yang akan menuju kelas Meita. Dan ketika dia lewat kelas Adira, ia melihat Adira yang sedang membawa buku tugas untuk dikumpulkan di kantor. Dengan banyaknya buku yang ia bawa, dan teman-temannya tidak mau membantu, alhasil buku-buku tersebut jatuh berserakan dilantai.

Dengan langkah terhenti Alfan melihat kejadian tersebut dan berputar balik, tanpa membantu Adira. Ia ingin pergi dari sini, dia tidak ingin melihat Adira. Akhirnya Alfan tidak jadi menemui Meita, dia pergi menuju kantin bersama teman-temannya.

Disisi lain ketika Adira sedang membereskan buku-bukunya, datanglah seorang kakak kelas yang bernama Danu, tanpa sepengetahuan Adira. Danu sudah berjongkok membantu Adira membereskan buku-bukunya.

"Nih bukunya.. lain kali ati-ati. Kalo enggak, minta bantuan temen Lo. Jangan merasa bisa sendiri" ucap Danu yang ketus dan dingin. Danu segera meninggalkan Adira yang menggelengkan kepalanya.

Danu baru saja dari perpustakaan, dia tidak sengaja melihat adik kelas yang sedang menghalangi jalannya untuk lewat. Tanpa pikir panjang Danu langsung membantu agar cepat selesai

"Wehh makasih yee kak" ucap Adira yang sembari senyum sumringah, padahal Danu tidak akan melihatnya.
Namanya juga Adira, semua murid yang ada disekolah ini dia anggap teman. Walaupun dia sedang berbicara dengan kakak kelasnya.

Dikantin, Alfan sudah tertawa dengan teman-temannya seakan kejadian beberapa menit lalu seketika hilang jika sudah kumpul dengan teman-temannya. Ini yang Alfan lakukan ketika Adira tidak mengabari dirinya dia pasti akan berkumpul dengan teman-temannya dan akhirnya datanglah seorang Meita yang memberi kenyamanan untuk Alfan.

Tbc

Next?

my potretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang