#1

71 9 1
                                    

Jika aku boleh memilih
Lebih baik aku yang menjadi
Adikku
Aku sudah cukup tersiksa
Melihatnya, harus terus seperti itu.

Kevin Mery Gold

Author POV
Itulah hal yang selalu ada dipikiran Kevin, setiap matahari mulai menunjukan sinar silau miliknya hingga menendang awan gelap malam menjadi pagi hari. Untuk menebak kejadian apakah hari ini yang akan dilewati adik satu-satunya itu.

~Flasback On~

Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB sejak berangkat dari rumah yang ada di Desa. Keadaan canggung menyelimuti suasana di dalam mobil, dengan kondisi cuaca yang sedang badai disertai angin kencang dan petir, terlihat badai itu cukup ganas, pohon-pohon yang ada dipinggir jalan pegunungan yang sedang mereka lewati terlihat melenggak lenggok mengikuti arah angin yang kencang.

Ada 4 orang berada dalam mobil Alphard putih itu, tapi seakan tidak ada orang di dalamnya .

Canggung? Tentu saja walaupun dengan orang tua sendiri. Tidak menyalahkan Lily atau Kevin.

Krisisnya komunikasi yang terjadi selama tumbuh kembang Kevin dan Lily menyebabkan mereka tumbuh tanpa ada cover sosok orang tua yang mendampingi. Ditambah lagi orang tua mereka jarang sekali datang meski hanya sekadar berkunjung melihat kondisi mereka, hanya sekali dalam setahun saja orang tua mereka datang berkunjung.

Akhirnya sekitar 3 jam berada di dalam mobil. Lily dengan polos membuka pembicaraan,

"Emmm.. ibu, kita mau kemana? Lily dan kakak ingin pulang," kata Lily.

"Diam ,,!" sahut ibunya yang terkesan pelan tapi tegas.

"Ibu! Lily masih kecil, wajar jika ia mulai tidak nyaman dengan perjalanan ini. Lily juga bertanya baik-baik," bela Kevin sambil merangkul pundak kecil milik adiknya.

Ayah ibunya berada di depan bagian sang pengemudi, sedangkan Kevin dan Lily berada di bagian tengah mobil yang duduk saling bersebelahan.

"Lily.. kita sebentar lagi akan segera sampai kok," imbuh Kevin dengan nada menenangkan sang adik, yang terlihat mulai gelisah tidak nyaman.

"Kakak, Lily hanya ingin pulang," kata Lily dengan nada suara bergetar.

"Kalian itu ya! Nggak bisa diem apa?" Ibunya langsung angkat bicara dengan nada agak tinggi, mendengar percakapan Lily dan Kevin.

"Sudah bu sabar..! Jangan terlalu keras kasihan mereka. Ayah jadi sedikit terganggu menyetir mobilnya," Sang ayah yang sudah tak tahan lagi mendengar percakapan keluarga kecilnya itu di dalam mobil, angkat bicara.

"Baiklah ayah," sambil menghembuskan nafas pelan.
"Aku minta maaf, aku hanya sedikit penuh pikiran ayah," imbuhnya.

Kemudian Ibu menoleh belakang mobil, menghadap ke arah Kevin dan Lily berada.

"Tolong maafkan ibu," dengan nada terkesan sendu sambil menggapai kedua kepala anak-anaknya, mengusap lembut puncak kepala dan mendaratkan kecupan penuh kasih sayang ala ibu kepada mereka.

Begitu ibu mulai membalik badan ke depan. Dan melihat ke arah jalan kembali.

Tiba-tiba..

Aaakkhhhh..!!!! (Ibu menjerit kencang)

Brukkk..!
Bruukk..!
Jduggh..!
Gedebuk..!
(Suara menabrak sesuatu dari arah berlawanan)

Ckiiiiittttttt..!! (mobil langsung berhenti )

"Ayah i..i..itu tadi apa yah?!!" Ibu syok ketakutan bertanya-tanya kebingungan atas apa yang baru saja melintas berlawanan arah secepat kilat dan tertabrak keras, tepat dibagian moncong depan mobil.

Ayah langsung refleks melihat kondisi ibu, kemudian Kevin dan Lily mengecek apakah semua baik-baik saja.

"Yang terpenting tidak ada yang terluka, tapi sayangnya ayah juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi," Dengan perasaan bingung bercampur kaget ayah berusaha mencari tau apa yang baru saja terjadi.

Kevin dan Lily tampak kaget. Kevin berusaha menenangkan adiknya.
Merangkulnya dan Lilypun meringsuk masuk ke dekapan lengan Kevin sambil menenggelamkan kepala disana.

"Lily hanya ingin pulang," kata yang sama diucapkan Lily pelan dan menahan tangis.

Ayah mulai menyalakan mobil, berkali-kali ayah mencoba. Hingga akhirnya mobil bisa menyala di tengah jalan pegunungan yang masih tetap sama hujan deras di sertai badai.

Saat mobil ingin berjalan maju, mobil seperti tertahan oleh sesuatu di depannya. Membuat ban mobil hanya berputar ditempat tanpa meninggalkan tempat sama sekali.

Sudah 10 menit ayah berusaha menjalankan mobil, tapi tetap saja tidak ada yang berubah karena dari dalam mobil dilihat tidak ada apapun dimoncong mobil selain jalanan gelap yang hanya disinari oleh cahaya mobil samar menembus derasnya hujan. Akhirnya ayah memutuskan turun dari mobil untuk melihat langsung apa sebenarnya yang ada di depan mobil.

"Syukurlah kalian semua tidak ada yang cedera. Kalau begitu ayah akan coba melihat keluar mobil, apa yang baru saja menabrak mobil kita di tengah badai," kata ayah yang tampak masih penasaran dan mencoba mencerna kejadian dengan pemikiran, apa yg baru saja terjadi.

Ayah kemudian melihat ke ibu, dan ibu melihat balik, membalas tatapan ayah. Seakan dari tatapan ayah, ayah meminta ijin.

(Ibu mengangguk pelan, sambil berkata) "Hati-hati ya ayah!"kata ibu yang tampak khawatir dan kebingungan juga.

[♡Tolong tinggalkan komen kalian dan suka jika kalian mau. Dan silahkan membaca dengan nyaman ceritanya. Ikuti juga Instagramku "dewiayu_sim" Terima kasih!
Sayang kalian♡

♡Please leave coment and like if you want. And please enjoy the story too. Follow my Instagram
"dewiayu_sim" Thank you very much!
Love you guys♡]

Only You Are Left (COME BACK!) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang