BAB 2

48 8 1
                                    

Setelah 4 bulan sejak kejadian itu berlalu, masih tetap saja terngiang-ngiang di pikiran Kevin. Berbagai partanyaan satu persatu mulai terlontar dan menjadi puzzle suram dari pikirannya.

Awan kuning keorenan menunjukan sudah pukul 17.00 waktu setempat sedari tadi meninggalkan rumah sakit. Kevin berada dalam mobil yang sudah menunggunya. Tiga jam telah berlalu bersama Lily yang sedang tertidur lelap membuat pundak kiri Kevin menjadi penopang kepala Lily. Sekarang mereka dibawa entah kemana menuju tempat yang akan menjadi rumah baru setelah selama 4 bulan harus berada satu atap dengan berbagai macam orang sakit yang banyak orang menyebutnya, 'rumah sakit' itu.

Kevin merasa seperti seorang dungu mengingat kejadian naas telah menimpa keluarga kecil miliknya.
Sambil menunggu sampai ketempat tujuan yang entah kemana mereka dibawa oleh seorang pria yang mengaku hanya suruhan dari keluarga "Mery Gold" yang tidak lain adalah nama marga milik keluarga Kevin dan Lily, dirangkulah sang adik dari samping. Disitulah Kevin memulai kebiasaan selama 4 bulan terakhir sembari menemani pengobatan psikis Lily yang benar-benar terguncang setelah tersadar dari pingsan waktu itu. Yaitu mulai melamun dan merasa geram dengan segala hal termasuk dirinya sendiri.

"Apakah makhluk itu? kenapa? ada apa sebenarnya? mengapa harus keluargaku? mengapa?!"
Pungkasnya dalam hati penuh amarah, sambil menatap ke arah luar jendela mobil.

Berbagai macam tanda tanyalah yang sedang bergelut dengan pikiran Kevin sekarang. Pandangan Kevin kini tertuju pada Lily tatapan sendu penuh arti seakan mengisyaratkan, betapa berartinya Lily adik satu-satunya itu. Tidak terasa ia semakin mengeratkan dekapannya pada Lily.

Lily yang tadinya tertidur dipundak sebelah kiri sang kakak, merasakan ada sesuatu yang meremas pelan pundak kanannya itu.

"Kakak? ada apa?" suara serak basah khas Lily memecahkan keheningan, sambil mendongak menatap ke arah kakaknya.

Kevin tersenyum, "Tidak, tidak ada apa-apa kembalilah tidur (cup)." Kevin membelai pelan pucuk kepala Lily lalu mendaratkan satu kecupan kasih sayang disana.

"Baiklah kakak." balas Lily yang langsung menenggelamkan kepalanya lagi di pundak Kevin.

Total enam jam lamanya menempuh perjalanan. Akhirnya sampailah Kevin dan Lily pada sebuah rumah mewah khas metropolitan.

~ waktu menunjukan pukul 22.00~

"Sudah sampai tuan muda," (sepatah kata seorang pria berjas biru gelap, yang menyopir mobil BMW keluaran terbaru berkapasitas 4 orang penumpang, dengan melihat kaca tengah mobil ke arah Kevin.)

"Hahhh...(kevin menghela nafas), aku sudah bilang berapa kali, jangan panggil aku tuan!" (sambung Kevin, dengan nada kesal.)

"Maaf tuan muda,"(Pungkasnya lagi..)

"..Ck..(Kevin berdecak pelan). Terserahlah! Aku lelah mengingatkanmu,"
(balas Kevin sambil memutar bola mata kesal.)

Lalu Kevin mengguncang dan menepuk tubuh Lily pelan, berniat membangunkannya.

"Ly..lily.. ayo bangun! Kita sudah sampai, " (sebenarnya Kevin tidak tega membangunkan, melihat begitu nyenyak Lily berjalan di alam mimpinya.)

"(Lily mengerjapkan matanya pelan..)
Benarkah?? ... hooaam..(Lily menguap)," (sambil mengedarkan pandangan ke sekitar dengan tatapan sayu.)

"Benar.. ayo..!"(ajak Kevin, lalu tangan kirinya beralih menggenggam tangan kanan Lily, menariknya pelan.)

Kevin hendak membuka pintu samping sebelah kanan mobil , tapi kalah cepat dengan orang berjas biru sang sopir mobil mereka, yang sudah membukakannya lebih dulu.

Only You Are Left (COME BACK!) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang