071. CELLPHONE

216 36 6
                                    

* Telepon genggam
from : Dave in Dark Darker Darkest

______________________________________

Kisah ini terjadi pada masa dimana telepom genggam baru mulai diperkenalkan dan belum banyak orang yang memilikinya.

Ada seorang siswi sekolah yang tinggal di sebuah desa. Orang tuanya membelikannya telepon genggam sebagai hadiah ulang tahun.

Tentu dia amat senang. Namun masalahnya, di desa itu hanya dia sajalah yang memiliki telepon genggam. Jadi dia tak bisa menggunakannya untuk berbincang dengan teman-teman sekolahnya.

Suatu hari, ia mendapat SMS di teleponnya.

“Hai, aku sedang mencari teman. Aku mengirimkan SMS ini ke nomor acak. Jika kau mau, maukah kau jadi temanku?”

Tentu saja pesan “nyasar” itu membuatnya sangat gembira. Ia segera mengirimkan balasan.

Sejak saat itu, mereka berdua kerap berkirim pesan singkat. Dari SMS yang ia dapatkan, gadis itu mempelajari beberapa hal tentang teman barunya itu. Dia adalah seorang pemuda dan sekarang duduk di bangku SMA. Gadis itu bertambah senang ketika mengetahui umur pemuda itu sama dengannya.

Namun yang pemuda itu selalu bicarakan adalah mengenai acara TV dan sekolahnya. Tak pernah ia bicara tentang rumahnya. Bahkan ia selalu menolak menjawab jika ditanyai alamat rumahnya.

Suatu hari, gadis itu memantapkan hatinya dan mengirim pesan ke pemuda itu.

“Aku ingin mendengar suaramu. Maukah kau meneleponku jam 8 malam ini?”

Pemuda itu mejawab, “Tentu! Aku juga ingin mendengar suaramu.”

Gadis itu amat senang. I begitu tak sabar menunggu hingga jam 8 malam.

Malam itu, tepat jam 8 malam, telepon genggamnya berdering. Rupanya dari pemuda itu.

Gadis itu, berpikir bahwa kelak ia ingin mendenngar percakapan itu lagi, memutuskan untuk merekamnya.

Mereka asyik berbicara di telepon hingga lupa waktu. Gadis itu menengok ke arah jam dan menyadari saat itu sudah jam 9.30 malam.

“Wah sudah larut malam rupanya. Besok pagi aku harus berangkat sekolah jadi aku harus tidur sekarang.” Kata gadis itu, “Kita bicara lagi lain waktu.”

Lalu merekapun mengakhiri pembicaraan mereka.

Ia mencoba memikirkan apa yang mereka bicarakan tadi di telepon. Namun anehnya, ia tak bisa mengingatnya. Ia hanya ingat ia merasa amat senang tadi.

Setelah itu, iapun terlelap tidur.

Namun tiba-tiba,

“SEDANG APA KAU!!!”

Gadis itu membuka matanya dan melihat ibunya membentaknya.

Ia menjadi terkaget ketika sadar bahwa ia hampir saja terjatuh dari jendela. Kakinya berasa di pinggiran jendela kamarnya yang berada di kamarnya di lantai dua. Saat itu jam 2 pagi.

Ibunya rupanya mendengar suara dari arah kamar gadis itu. Dirundung perasaan tidak enak, sang ibu memutuskan memeriksanya.

Gadis itu amat bingung. Ia tak ingat memanjat jendela ini di tengah tidurnya.

Tiba-tiba saja, ia teringat percakapannya dengan pemuda itu. Ia kemudian memainkan rekaman percakapannya tadi di telepon.

Namun yang ia dengar hanya,

“KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI.KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI. KAU AKAN MATI KARENA MELOMPAT DARI JENDELA JAM 2 PAGI”

SAMMLUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang