058. MY PERFECT BABY GIRL

263 42 5
                                    

 * Perfeksionis
    By : llamallamaluck
    from : Dave in Dark Darker Darkest

______________________________________


Laura adalah cahaya hidupku. Suamiku dan aku punya masalah, namun ia selalu menjadi penggembira hidupku di kala masa-masa suramku.

Setelah aku bercerai dengan suamiku saat Laura masih 8 tahun, kuakui itu adalah hal terberat yang pernah kualami. Namun aku baik-baik saja dengan Laura semenjak saat itu.

Anakku sungguh amat pintar, cantik, dan mempesona! Tak ada yang salah dengannya, ia benar-benar sempurna! Aku memberikannya segalanya yang kumiliki; toh uang tak pernah menjadi masalah di keluargaku. Jika ia menginginkan sesuatu di toko, aku pasti akan langsung memberikannya. Aku juga menghujaninya dengan segenap cinta dan perhatian yang kumiliki. Ia memiliki segalanya yang mungkin ia inginkan. Dan sebagai gantinya, aku hanya ingin dia tetap menjadi gadis cilikku yang sempurna. Ya, salahkan saja aku menjadi seorang perfeksionis.

Segalanya sempurna hingga ia mulai masuk SMP. Kemudian, ia menjadi pemberontak. Percayalah, aku mencoba menjadi ibu yang baik. Aku berkomunikasi dengannya, membawa ke psikolog, dan melakukan segalanya yang kubisa untuk menjaganya tetap sempurna dan menjalani hidupnya dengan lurus. Namun pada akhirnya nilai-nilainya turun. Ia mulai suka membolos bahkan pergi berkencan. Ya, cowok adalah masalah terbesarnya. Pacarnya lebih tua darinya beberapa tahun dan aku menyadari dia adalah masalah sejak pertama kali muncul.

Aku pulang pada suatu sore hanya untuk menemukan Laura menangis di kamar mandi. Begitu kutanyakan apa yang terjadi, ia menumpahkan semua padaku. Anak gadisku akan menjadi seorang ibu. Anak gadisku yang sempurna hamil di luar nikah. Anak gadisku yang sempurna telah merusak masa depannya, segalanya.

Akupun memeluknya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Sembilan bulan kemudian, aku membantu persalinannya di rumah dan Brian-pun lahir. Ia amat mungil dan begitu sempurna. Laura juga terlihat amat bahagia. Ia sangat mencintai anaknya.

Aku membawa Brian dan menaruhnya di ranjang bayi, kemudian kembali ke kamar Laura. Di sana ia berbaring di ranjang, lelah dan hampir tertidur dengan raut wajah bahagia. Aku menghampirinya dan mengelus pipinya. Ia menutup matanya dan terlelap dalam tidur. Saat itulah aku mengambil bantal dan menekankannya di wajahnya, menahannya di sana sampai ia berhenti meronta dan akhirnya lemas. Toh, ia tak bisa banyak melawan. Ia pasti masih lelah sehabis melahirkan bukan?

Iapun berhenti bergerak. Aku melepaskan bantal itu dan ia masih terlihat cantik. Aku memberinya ciuman terakhir, menarik selimut hingga menutupi wajahnya, dan pergi memeriksa keadaan Brian.

Laura gagal menjadi anakku yang sempurna, dan kegagalan musti dihukum! Namun aku memiliki harapan yang amat tinggi untuk bayi laki-lakiku yang sempurna. Ia takkan mengecewakanku kali ini.

Salahkan aku menjadi seorang perfeksionis.

SAMMLUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang