050. I'VE FOUND A HOMEMADE SNUFF FILM

309 38 8
                                    

 * Aku menemukan film pakta snuff buatan rumah (Semi Riddle)
    By : somethingstraange
    from : Dave in Dark Darker Darkest

______________________________________
 

PERINGATAN: CERITA INI AKAN LEBIH PANJANG DARI CERITA-CERITA SEBELUMNYA DAN MELIBATKAN ADEGAN GORE DAN PENYIKSAAN & BAGIAN-BAGIAN YANG NSFW TIDAK AKAN DISENSOR

NB: cerita aslinya sudah digabungkan dengan creepypasta lain bertema sama, namun perubahannya hanya sedikit.

_____


Kumohon ... kumohon percayalah padaku ...

Ayahku adalah pria pendiam, tertutup, dan memiliki selera humor yang aneh. Namun aku selalu berpikir “keanehan” dan sikapnya yang sedikit eksentrik itu adalah hal yang biasa untuk pria yang sudah menua seperti dirinya.

Hal teraneh pada dirinya adalah tangan kirinya yang hanya memiliki jempol, jari tengah, dan kelingking. Ia tak pernah menjelaskan kenapa bisa begitu. Suatu hari aku pernah bertanya - saat itu aku hampir berumur 16 tahun - dan dengan sikap tenang, dia hanya menatapku dan menyuruhku untuk tidak pernah menanyakannya lagi. Sikap tenang itu membuatku bergidik, seakan ia sedang menahan amarah. Aku menanyakannya pada ibuku, namun ia hanya menjawab “Tanyakan saja pada ayahmu.” Selain hal tersebut, ayahku relatif normal.

Ayahku sering begadang menonton kaset VHS lama di loteng, sementara aku dan ibuku sedang berada di lantai bawah. Aku biasanya sedang bermain komputer dan ibuku memasak. Ruangan yang ada di lantai paling atas, sebuah loteng yang direnovasi, adalah ruangan pribadinya. Ayahku hanya meminta satu hal: ruangan itu adalah ruangan yang hanya miliknya; baik aku dan ibuku tak boleh masuk. Aku menganggapnya wajar, karena kupikir semua orang juga pasti membutuhkan privasi. Sesuai kesepakatan, aku tak pernah masuk ke ruangan itu. Ketika aku tumbuh besar, aku mulai mengerti, mungkin tempat itulah dimana dia biasa melihat film “dewasa”.

Namun kenyataannya jauh lebih menakutkan.

Ayahku tak pernah meninggalkan rumah, kecuali saat ia bekerja. Ia sepertinya tak memiliki banyak teman dan tak pernah pergi saat aku berada di rumah, sehingga aku tak pernah punya kesempatan untuk melihat apa yang sesungguhnya dia sembunyikan. Ketika aku punya kesempatan, pintu ruangan itu selalu dikunci. Namun tak hanya alasan itu yang membuatku mengurungkan niat untuk menyusup masuk ke ruangan itu. Pikiran bahwa ayah akan memergokiku selalu membuatku ketakutan. Ketika marah, ayah benar-benar bisa menjadi beringas.

Kesempatan untuk memuaskan seluruh rasa ingin tahuku akhirnya tiba ketika aku mulai kuliah. Aku dewasa dan bebas, sehingga rasa takutku akan ayah berkurang. Pada akhirnya aku mendapat kesempatan dimana aku sendirian di rumah, sementara ayahku sedang berada di tempat kerja. Ia bahkan lupa mengunci pintu, sesuatu yang sangat jarang ia lakukan. Namun melihat botol wiski yang kosong di tangga, sepertinya ia masih dalam kondisi mabuk setelah semalam.

Saat membukanya, aku mengira akan menemukan sesuatu yang suram dan berbahaya, seperti seonggok mayat atau sesuatu yang lebih mengerikan. Namun di sana hanya ada sekotak kaset VHS usang, sebuah kursi sofa yang lapuk, dan sebuah TV tabung tua.

Aku langsung memeriksa kotak kaset itu bak seorang anak penasaran membuka kado Natalnya. Pasti di sinilah terletak rahasia yang selalu disimpan ayah. Namun di sana hanya ada rekaman acara-acara TV lama dan film-film jadul. Aku hampir menyerah ketika aku menemukan sebuah kaset dengan wadah bertuliskan “PAKTA”. Hal yang membuat kaset itu menjadi perhatianku adalah wadahnya yang bersih, sedangkan kaset-kaset lain tampak berdebu, seakan-akan ayah banyak menghabiskan waktu untuk menontonnya berulang-ulang.

SAMMLUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang