073. NEVER IN MY LIFE I'D BUY AN USED PRINTER AGAIN

215 35 3
                                    

* Tak akan pernah lagi aku membeli printer bekas lagi.
from : Dave in Dark Darker Darkest

______________________________________

Saat itu aku masih seorang mahasisiwa di sebuah universitas. Seperti mahasiswa kebanyakan, aku memerlukan printer untuk mencetak tugas-tugasku. Maka aku memutuskan membeli printer bekas. Pada akhir pekan aku berjalan-jalan di Akihabara dan sampailah di sebuah toko elektronik. Setelah melihat-lihat, akhirnya aku menemukan sebuah printer laser hitam putih. Harganya juga cukup murah, sekitar 9.800 yen. Bahkan masih ada garansinya. Saat itu aku berpikir bahwa aku amat beruntung.

Aku kembali ke kamar kostku dan menginstall drivernya, lalu memutuskan untuk melakukan beberapa print test. Aku pergi ke toilet setelah memencet tombol “print”.

Beberapa lama kemudian, aku menyadari ada sesuatu yang aneh. Walaupun itu hanya print test, namun printer itu tak berhenti hanya setelah satu halaman. Namun printer itu menghabiskan semua kertas yang kumasukkan. Aku melihat ke komputerku, mengira ada sesuatu yang rusak atau salah tekan, namun nyatanya tidak.

Aku lalu mencoba melihat halaman yang dicetak tadi.

“Hah?”

Ada wajah wanita tercetak di semua halaman. Sebagian besar wajahnya tampak blur, tapi aku dapat dengan jelas mebedakan mata hitamnya, rambutnya, serta mulutnya yang menganga.

Wajahnya juga tampak bergerak di tiap halaman.

Untuk meyakinkan diriku, akupun menge-print satu halaman lagi.

Namun yang tertulis hanya teks ...

“KENAPA KAU MELEMPARKU?!”

Aku ketakutan dan akhirnya membawa printer itu ke universitas (aku memiliki klub di sana). Aku meletakkannya di ruangan klubku dan menguncinya.

Namun begitu aku ke sana keesokan harinya, aku menemukan tulisan terpampang di pintu ruangan klub.

“TOLONG JANGAN MASUK KE SINI!”

“Hah?” aku segera menanyakan pada pengurus klub itu dan ia mengatakan, tadi malam ada seorang janitor (tukang bersih-bersih) yang lewat di ruangan ini dan mendengar suara teriakan perempuan. Karena khawatir, ia mengetuk pintu. Namun begitu dibuka tak ada siapapun di dalam.

Setelah kejadian itu, aku segera mengembalikan printer itu ke toko dimana aku membelinya. Pemilik toko itu hanya membayar printer itu seharga 3 ribu yen. Jelas aku rugi besar, namun aku tak peduli. Aku tak mau lagi printer itu ada di dekatku.

Lagipula aku baru teringat,

Sepertinya aku belum mengisi tintanya saat itu.

SAMMLUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang