004. " One thousand and One Echoes Cavern"

901 111 15
                                    

* Gua seribu satu gema ( dg sedikit perubahan )
By : LurkingHorrorWriter
from : Dave in Dark Darker Darkest

______________________________________

Orang-orang lokal telah memperingatkanmu tentang Gua Seribu Satu Gema. Mereka menceritakan padamu tentang para pendaki gunung lain yang telah hilang di dalamnya. Mereka menceritakan tentang teriakan-teriakan mereka yang masih menggema di kegelapan gua. Mereka mengatakan padamu untuk menjauhinya, sejauh mungkin. Namun tentu saja kau tak mengindahkannya. Justru sebaliknya, kau justru sengaja trekking, melewati berbagai hambatan yang kau temui, untuk mencapainya. Dan tibalah kau di pintu masuk Gua Seribu Satu Gema yang misterius.

Begitu berdiri di depan gua, kau tak mengerti mengapa penduduk lokal mengatakan padamu untuk menjauhinya. Gua ini adalah keajaiban alam, termegah yang pernah kau kunjungi. Bahkan cahaya sentermu tak mampu menyinari bagian terdalamnya. Dan segera, kau ditelan oleh kegelapan pekat begitu memutuskan memasukinya.

Jika saja para penduduk lokal menjadikannya tempat wisata, ia bisa membayangkan turis-turis akan membanjirinya. Jalan yang begitu jauh dan terjal tak masalah. Pemandangannya sungguh sepadan. Namun yah, para penduduk di sini masih termakan oleh takhyul kuno yang membuat mereka takut ke sini. Kaupun tak sabar ingin segera menjelajahi gua ini berbekal lampu senter di tanganmu.

Kau berteriak ke arah dalam gua, dan segera, gema yang bersahut-sahutan menyambutmu. Pantas gua ini disebu Gua Seribu Satu Gema. Gua ini pasti luas sekali hingga gemanya-pun terus memantul menimbulkan gema lain.

Kau berteriak lagi, menikmatinya. Namun tiba-tiba kau terkejut hingga terjerembap ke belakang. Suara yang menyahutmu, itu bukan suara gemamu. Suara teriakan dan raungan itu serasa muncul dari dalam dinding, ingin menyobek telingamu. Kau bahkan menjatuhkan sentermu dan kehilangannya begitu ia jatuh ke lantai gua dan pecah. Kau berbalik, mencoba mencari jalan keluar, namun gagal. Dan ketika kau mulai ketakutan, suara teriakan itupun terhenti.

Kau mengambil napas panjang dan berdiri. Matamu mulai terbiasa dengan kegelapan dan kau bisa melihat sepercik cahaya dari mulut gua dimana kau tadi masuk. Kau harus bergegas, sebab kau tahu hari telah senja dan sejenak lagi, cahaya matahari akan lenyap. Kau segera berlari ke arahnya dan berpikir, apa itu tadi? Apa itu lelucon warga lokal? Apa mereka bersembunyi di sini, menunggumu. Tidak, lelucon ini terlalu rumit. Suara-suara itu, apapun itu, tidak mungkin dipalsukan! Itu benar-benar suara teriakan orang-orang yang benar-benar murni ketakutan.

Kau hampir tiba di mulut gua ketika teriakan lain muncul. Langkahmu terhenti. Itu buakn suara yang atdi kau dengar. Suara teriakan itu adalah suaramu. Kau mencoba membuka mulutmu, namun kali ini tak ada yang keluar. Suaramu hilang.

Gua ini berteriak untukmu.

Kau perlahan melihat senja mulai merayap. Tidak, jika cahaya matahari menghilang, kau juga akan kehilangan jalan keluar dari tempat ini. Kau mencoba berteriak meminta pertolongan, namun gagal.

Kau terjebak di sini selamanya.

***

Mendengar gema teriakanmu dari dalam gua, para penduduk lokal menggeleng-gelengkan kepala. Mereka telah mencoba memperingatkanmu, namun mereka gagal. Kini, yang mereka bisa hanyalah mencegah orang lain masuk ke Gua Seribu Dua Gema.

SAMMLUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang